SURPRISED DAY

12 2 0
                                    

Ada yang bilang lebih baik diem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang bilang lebih baik diem.
Diem-diem foto berdua hehe

Letter to D

*****









Jombang, 15 Juni 2022

Hari demi hari, bulan pun berganti tak terasa sudah satu tahun Dirra menginjak ke bangku MTs.Tepatnya saat hari kelulusan yang berlangsung hari ini, di lapangan sekolah MI Darul Fiqih.

Hari yang ditunggu-tunggu dan paling penuh kesan dan pesan karena disinilah mereka yang sudah berjuang selama 3 tahun harus berpisah meninggalkan kenangan-kenangan yang tak dapat dibeli dengan uang alias tidak bisa diulang.

Dirra dan teman-temannya yang lain ikut merayakan hari kelulusan kakak kelas mereka, dengan mengikuti paduan suara dan menjadi tim Al-Banjari.

Siapa yang menyangka beberapa bulan setelah latihan itu, Dirra dan teman-temannya yang lain mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Al-Banjari yang dibina oleh Pak Amar -- Guru MA. Dan betapa terkejutnya mereka jika ternyata tim yang membantu Pak Amar mengajar adalah para Kakak kelas yang membantu mereka beberapa bulan yang lalu. Alhasil di acara kelulusan besar-besaran yang dilaksanakan oleh yayasan Darul Fiqih, mereka pun melakukan kolaborasi antara murid MTs dan MA.

Acara dimulai dengan lancar diawali oleh pembacaan ayat suci Al-Quran hingga penyambutan para siswa-siswi yang lulus hari ini. Tim padus yang dipilih pun bukan sembarang tapi juga merupakan kolaborasi antara murid MTs dan MA.

Dirra duduk dibarisan paling depan, bersama Disha, Pamela, dan Wardah.
Airin berada di belakang kami, dan Ghea memilih tidak ikut karena merasa tidak percaya diri. Sungguh sulit jika menyangkut kepercayaan diri.

Para tim padus selesai melakukan latihan gladi resiknya, mereka pun disuruh untuk duduk kembali di kursinya masing-masing. Saat itu hari paling tidak bisa dipercaya oleh Dirra namun nyatanya hari itu benar-benar terjadi.

Tiba-tiba sebuah kursi diletakkan tepat disamping Dirra yang notabene paling pinggir. Tanpa aba-aba seseorang duduk disana dengan senyumannya yang lebar.

Dirra kaget tentu, Devan datang dengan sebuah senyum yang menawan. Dengan menggunakan baju kokoh putih, sarung hitam dan peci yang tidak pernah lupa ia bawa. Devan duduk tidak sendiri melainkan dengan kawan sebayanya, Haidar.

Mereka yang mempunyai suara emas tidak akan disia-siakan oleh Pak Amar, mereka pun kedapatan tugas untuk membaca sholawat Nabi yang nantinya akan dibacakan bersamaan dengan datangnya para siswa-siswi yang lulus hari ini.

Dirra sudah ketar ketir dari tadi, kakinya tidak bisa diam. Diam-diam dia memotret kaki seseorang yang berada tepat disampingnya.

Yah... beginilah jatuh cinta.

Letter to D Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang