SEE U

13 1 0
                                    

Obat terbaik adalah waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Obat terbaik adalah waktu.
Bukan orang baru.

Letter to D


*****













Angin berembus kencang, menerpa empat laki-laki yang sedang pusing-pusingnya memikirkan ujian akhir. Ditemani segelas kopi pahit dan sebatang rokok mereka memulai sesi deep talk kehidupan yang akan datang. Tepatnya tentang apa yang akan mereka lakukan setelah benar-benar selesai dari masa sekolah.

"Gak kerasa besok udah hari terakhir ujian," ucap Haikal, menghembuskan nafas panjang

Mendengar itu, Devan justru berdecak "Itu mah kalian, lah gue"

"Salah sendiri, siapa suruh ujian-ujian masih sempet-sempetnya bolos" sahut Elang

"Ya kan gue sibuk"

Melihat raut kesal Devan, teman-temannya justru menertawakannya. Salah Devan sendiri memang sudah disuruh istirahat untuk mengikuti ujian malah tetap memaksa tidak libur dan ikut job Hadrohnya yang sibuk. Alhasil, berdampak pada dirinya sendiri yang kelelahan dan bangun siang. Jadinya dia sering ketinggalan bahkan tidak masuk walaupun sekolah sedang ditahap ujian akhir. Benar-benar teladan bukan?

"Padahal, gue belum siap bertempur dengan dunia yang sebenarnya," ucap Haikal, kembali sendu.

Devan menjawab mantap "Siap gak siap, harus siap"

"Lo bener. Tapi ini terlalu cepet gak sih?"

"Enggak kok, namanya juga kehidupan"

Mendengar pernyataan Devan yang terlalu biasa, Haikal berdecak "Elu mah, gak ada galau-galaunya lulus"

"Emang dia lulus?" sahut Reihan.

"Pfffftttt" Haikal dan Elang hampir menyemburkan tawa.

"Ya lulus lah, gua kan anak kesayangan guru-guru. Yakali gak dilulusin," ucap Devan, percaya diri.

Mendengar itu ketiga temannya hanya menggelengkan kepala "Terserah lo aja dah"

"Kalian mau kuliah?"

Pertanyaan itu membuat mereka hening sejenak sampai Reihan melanjutkan

"Gue sih iya, kuliah tuh impian gue"

"Mau kuliah dimana emang?"

"Rencananya sih di Malang. Do'ain keterima deh ya," ucap Reihan, tersenyum tipis.

"Aamiin" jawab mereka bertiga, serentak.

"Kalian gimana?"

"Gue sih masih bingung," ucap Elang

Haikal menyahuti "Gue juga"

"Kalo elo Van? Kuliah apa kerja"

Lama mereka menunggu sampai Devan berkata dengan mantap "Kerja"


Letter to D Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang