Disuruh ngejar Cita-cita kok malah ngejar dia yang gak cinta. Ckckck
Letter to D
*****
Menatap secarik kertas didepannya, laki-laki itu terdiam. Begitupun seorang perempuan yang kini duduk dihadapannya. Mereka sama-sama terdiam dengan isi pikiran yang carut marut. Entah apa yang terjadi pada mereka akhir-akhir ini.
"Bisa jelasin maksudnya apa?" Devan mengawali pembicaraan, setelah terdiam cukup lama.
Selma membuang muka "Devan, aku bosen"
Mendengar itu, Devan terdiam lantas menghembuskan nafas kasar, tidak menyangka "Aku masih sayang lo sama kamu"
"Aku tau" sahut Selma, cepat.
Lalu terdiam sesaat, "Aku disuruh kuliah, diluar kota"
"Bukannya dulu kamu bilang, gak pengen kuliah," ucap Devan, mengerutkan kening.
"Iya, tapi ayah aku maksa. Aku gak bisa nolak, Devan"
"Gak bisa nunggu aku dulu?"
"Kita kuliah bareng-bareng," ucap Devan, mantap.
"Gak bisa. Kamu tau sendiri sekeras apa ayahku kalo udah buat keputusan."
Devan berdecak "Terus, kamu maunya gimana?"
"Kamu bukannya tau, aku gak bisa ldr" sambung Devan.
"Ya, aku juga" sahut Selma, keras. Namun, sedetik kemudian Selma menunduk dan berkata pelan
"Mangkanya aku mau kita putus"
*****
Dirra, Airin dan Indri duduk bersama di kursi depan musholla MTs Darul Fiqih. Mereka bertiga tengah menunggu teman-teman yang sedang sholat Dhuha. MTs Darul Fiqih memang memiliki kebiasaan baik. Yakni setiap hari akan melaksanakan sholat Dhuha berjamaah. Begitupun MA.
Seorang perempuan yang duduk ditengah, sibuk menganalisis murid-murid MA yang datang terlambat. Mencari keberadaan seseorang yang memang langganan terlambat. Tanpa tahu, seseorang disamping kanannya juga melakukan hal yang sama.
"Jungwon dimana ya?" monolog Airin pelan.
Namun, Dirra yang berada tepat disampingnya masih bisa mendengar celetukan itu dengan jelas. Tatapannya berubah, entah kenapa ada rasa mengganggu memenuhi hati dan pikirannya.
Beberapa saat kemudian, segerombolan cowok MA datang dengan tampang tak berdosa. Langsung berbaris di lapangan. Dirra tersenyum tipis kala melihat kehadiran seseorang yang ditunggu-tunggunya. Dirra menyadari bahkan dari jauh sekalipun, karena dirinya terlalu hafal punggung dan gerak gerik jalannya itu. Sampai, seseorang disampingnya tiba-tiba heboh bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter to D
Roman pour AdolescentsSebuah Relationship yang membingungkan. Hubungan yang hanya sebatas eye contact. Namun mampu menorehkan perasaan terdalam.