Nyesek yang melanda hati gak cuma karena maag. Tapi bisa juga karena perasaan terlalu cinta sama seseorang, sementara dia gak ada rasa apa-apa.
Letter to D
*****
Dirra tidak akan pernah menyangka, setelah diangkat menjadi Ketua IPPNU yang mewakili sekolahnya, kini dia juga diangkat menjadi anggota Osim sekolah. Alasannya simpel, agar lebih mudah menghandle keduanya yang notabene sama-sama di bimbing Bu Wakasis alias Bu Indah.
Bel istirahat telah berbunyi pertanda para murid untuk segera memanfaatkan waktu istirahat dengan baik. Ada yang langsung melipir ke Kantin, ada yang membentuk meja bundar sambil duduk cantik siap meroasting kehidupan orang-orang, ada yang jalan-jalan hanya sekedar melihat pujaan hati yang beda kelas, ada juga yang langsung berlari ke arah lapangan sungguh orang-orang jenis ini masih di cari tahu letak lelahnya, atau ada juga yang malah ambil posisi siap meluncur ke pulau kapuk.
Semuanya sibuk dengan urusan masing-masing, namun bukan berarti murid-murid disini tidak peduli dengan sekitar.
Dirra dan Ghea berjalan kearah kelas sebelah, tepatnya kelasnya Pamela dan Airin. Mereka berdua masih menunggu dua sahabatnya yang belum juga keluar kelas padahal bel istirahat berbunyi sedari tadi.
"Nanti katanya ada rapat Osim ya?"
"Hah, emang iya?" Ghea terlonjak kaget, sungguh rapat adalah hal yang paling dihindarinya. Ghea adalah salah satu anggota Osim juga.
"He'em, gak tau rapat apaan"
"Yaahhh, males banget ini sebenarnya"
Dirra terkekeh mendengarnya, bukan satu dua kali jika diberitahukan ada tugas sebagai Osim ataupun IPNU, Ghea akan langsung lemas tak berdaya seolah energinya langsung habis sebelum digunakan.
Lama tidak keluar-keluar, Ghea menghampiri kelas Pamela dan Airin lebih dekat. Meninggalkan Dirra seorang diri, berdiri di tepi balkon. Tanpa sengaja matanya melihat seseorang yang sudah lama tidak ia lihat, bermain bola voly bersama teman-temannya. Tanpa sadar bibirnya membentuk senyum. Senyum arti rindunya kepada sang kakak kelas.
"Hayo ngeliatin siapa, hayo?"
Terlalu asik memandang mas Devan yang damage nya tumpah-tumpah saat bermain voly, Dirra tidak sadar ada seseorang yang memperhatikannya.
"Gak ngeliatin siapa siapa" Dirra mengelak pertanyaan Disha, namun tidak memudarkan senyum diwajahnya.
Disha mengikuti pandangan mata Dirra, lurus kearah lapangan, memandang seseorang yang sibuk bermain voly.
Baru dia sadar, temannya ini sedang dimabuk kating."Oh, ada mas Devan pantes"
"Apalah enggak kok"
"Heyyo lagi ngapain" tiba-tiba suara Wardah menerjang indra pendengaran keduanya. Langsung mengambil posisi disamping mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter to D
Teen FictionSebuah Relationship yang membingungkan. Hubungan yang hanya sebatas eye contact. Namun mampu menorehkan perasaan terdalam.