WHAT HAPPEN?

9 1 0
                                    

Cinta itu melepaskan orang yang kita suka?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cinta itu melepaskan orang yang kita suka?

Letter to D

*****









Dirra menatap layar ponselnya dengan sendu. Perasaan sedih namun turut bahagia membuncah jadi satu.

Sudah berminggu-minggu bahkan sudah hampir sebulan, Dirra tidak melihat batang hidung Devana Setiawan. Dan, kini hanya bermodalkan akun Instagram milik Devan, yang sudah hampir 2 tahun diikutinya. Dirra tahu orang yang sedang dirindukannya kini tengah asik di mabuk cinta dengan pacarnya. Cemburu tentu saja, namun siapa dia yang berhak untuk cemburu.

"Huffttt" Dirra menghembuskan nafas kasar, sudah terlalu lelah dirinya mengharapkan seseorang yang bahkan berpikir tentangnya saja mustahil. Kini, dia sudah ditahap mencoba ikhlas. Dan mencoba berpikir sekritis mungkin, Bahwa kebahagiaan Devan adalah kebahagiaannya juga.

"Apa gue unfoll kali ya?" Monolognya.

Satu-satunya jalan pintas agar Dirra tidak perlu tahu segala hal tentang Devan, yang mungkin akan semakin membuatnya penasaran. Toh, kalo rindu akun profilnya masih bisa di stalk. Namun, sepertinya hatinya masih belum ikhlas sepenuhnya. Akhirnya Dirra memilih mengscroll sosial medianya, dan menemukan sebuah kalimat yang langsung membuatnya yakin. Bahwa ikhlas adalah cara terbaik mencintai seseorang.

Kalimat itu berisi :

"Ketika kamu sudah mulai berpikir bahwa merasa mengikhlaskan itu lebih baik, awalnya memang tidak mudah. Kamu terus menggenggamnya, ngejar dia, nunggu dia, tapi pada akhirnya kamu cuma bisa diam melihat dia meninggalkan kamu. Awalnya mungkin gak ikhlas, tapi semakin dia menjauh, rasa sakit semakin berkurang, tapi merasa sedih, yang pada akhirnya kamu bilang 'mungkin seharusnya kulepas sejak dahulu' bukan kecewa. Kamu mulai berpikir bahwa cinta sesungguhnya tidak bisa sepihak saja."

Setelah membaca pesan teks itu, Dirra memantapkan hatinya untuk menyudahi segala apapun mengenai Devan. Jemarinya dengan sedikit ragu yang mencoba dikalahkan, Dirra mengklik tombol Unfollow.

*****


Ruangan luas tapi minimalis yang bernuansa modern tapi tidak meninggalkan kesan tradisional itu terlihat nyaman. Dengan cat putih yang ada dipenjuru ruangan.

"Widih, luas juga kost-an lu," ucap Haidar. Mewakili perasaan teman-temannya.

Kini Devan mengajak Haidar, Elang dan juga Reihan berkunjung ke kost barunya. Bukan Devan yang mengajak sih tapi Haidar yang penasaran macam mana penampakan tempat huni baru Devan. Baru masuk pintu utama mereka sudah tercengang karena tempat itu begitu luas tapi masih saling berhubung antar ruangan yang lain. Terlihat nyaman.

"Gimana?, pinter kan gue milihnya," ucap Devan, dengan cengiran khasnya. Jurus khas Devan untuk membuat hati kaum hawa meleleh tapi justru terlihat menyebalkan di mata teman-temannya.

Letter to D Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang