EYE CONTACT

4 1 0
                                    

Jangan pernah jadikan tatapan sebagai harapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan pernah jadikan tatapan sebagai harapan.


Letter to D

*****












Semua tikar sudah di lebarkan dengan rapi. Siap diduduki oleh para penonton. Lampu-lampu juga sudah mulai dinyalakan. Diatas panggung, ada beberapa remaja yang mencoba mengetes mic apakah sudah berfungsi dengan baik atau tidak.

"Bawa kesini dirr," ucap seseorang.

Mendengar itu, Dirra bergegas membawa nampan berisi martabak manis kepada sang empu. Rumah sedang ramai. Tetangga berkumpul karena ingin membantu. Kini, Dirra sedang berada di rumah saudaranya.
Tepatnya di rumah kakak dari ibu Dirra. Panggil saja Bibi Is. Bukan tanpa alasan Dirra yang besok masih harus sekolah, memilih menginap di rumah sang Bibi. Ini semua dikarenakan ada Pengajian serta penampilan Hadroh dari grub An-Nur Dakwah. Grup Hadroh Devan.

"Jalan-jalan dulu yuk. Mumpung masih sepi" ajak mbak Eli. Anak kedua dari bibi Is.

Setelah membantu mempersiapkan hidangan untuk para tamu. Dirra, beserta kedua anak dari Bibi Is memilih menilik para penjual yang sudah berjajar rapi di sepanjang jalan. Bersama mbak Efa, yang merupakan anak sulung baru lulus kuliah. Dan kini mengemban amanah menjadi guru MI. Sedangkan anak kedua yakni, mbak Eli merupakan seorang Maba dari Universitas di kota mereka. Yap. Kota Jombang.

"Widih banyak bener yang jualan. Jadi bingung mau beli apa" celetuk mbak Eli.

Dirra menatap sekeliling, memang benar yang dikatakan mbak Eli. Banyak sekali penjual. Tiba-tiba mata Dirra tidak sengaja menatap benda berkulit tebal warna putih. Berada di ranjang yang disediakan.

"Eh, ada kelinci dong" seru Dirra.

"Mana?"

"Itu, lucu banget"

Melihat beberapa Kelinci mungil nan imut itupun, mereka bertiga sempat terpesona. Terdiam beberapa saat sampai mbak Efa tersadar mereka berdiri ditengah jalan. Dia pun menggiring kedua adiknya menepi.

"Mau beli apa Dirr?" tanya Efa

"Em.. apa ya?"

"Sosis bakar, mau?"

"Boleh deh"

"Kamu apa dek?"

"Samain aja"

"Oke"

"Bang sosis bakarnya 3 ya?"

Mereka pun menunggu sambil kembali menelisik makanan-makanan disekitar mereka. Setelah itu, bersamaan dengan grub Hadroh yang ternyata sudah datang terlebih dahulu. Acara pun mulai dibuka. Dengan bacaan surah Al-Qur'an.

Dirra duduk bersama mbak Eli. Sedangkan mbak Efa masih sibuk membantu. Dirra duduk di bagian kanan panggung. Matanya tidak mau lepas dari sosok yang berada diatas panggung. Tepatnya seseorang yang duduk di bagian tengah. Itu Devan.

Letter to D Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang