"Sampai bertemu di masa depan mas Devana Setiawan" - Audirra Zavina Sifa*****
Jombang, Jawa Timur"Ini suratnya gue taroh mana ya?"
Perempuan itu bermonolog, tangannya sibuk mencari berkas data diri untuk mendaftar disekolah. Sudah satu jam dia sibuk dengan kertas-kertas dihadapannya tapi kertas yang dicarinya tak kunjung ketemu.
Sebuah kertas bergambar terjatuh dari beberapa lampiran yang menumpuk. Perempuan itu mengernyit kala melihat kertas yang tak asing itu. Tangannya meraih kertas-kertas berukuran sedang itu.
Membuka kertas-kertas itu, Dirra terdiam. Itu lukisannya tentang kakak tingkat yang dikaguminya itu, dan fotonya dengan dia. Melihat itu Dirra tersenyum tipis, lantas menghembuskan nafas panjang.
Akhirnya, Dirra mulai berpikir.
Kira-kira jawabannya hanya ada dua.
Selesai dengan rasa sakit
Atau rasa sakit yang takkan selesai.Coba pikir lagi
Apa jawabannya?Termenung sejenak, Dirra menghembuskan nafas panjang lantas tersenyum menatap lukisannya itu. Tangannya meraih kotak berwarna merah yang ia simpan diatas lemari. Kemudian, memasukkan lukisan beserta fotonya dengan seseorang itu. Lantas menyimpannya rapat-rapat. Agar tak mudah membukanya. Akhirnya Dirra menemukan jawaban dari pertanyaannya itu.
Akhirnya dia berhasil menyelesaikannya.
Dengan rasa sakit yang masih tersisa.
*****
Seorang perempuan dengan hijab yang menghiasi kepalanya terlihat tergesa-gesa menuju gerbang sekolah. Berhenti sejenak untuk membenarkan tali sepatunya yang terlepas, dia kembali berlari. Hari ini adalah hari pertamanya masuk SMA. Perempuan itu menghela nafas panjang ketika sampai didepan gerbang.
"Cepetan neng, itu upacaranya udah mau dimulai"
"Iya, terimakasih pak"
Perempuan itu kembali melanjutkan langkahnya dengan sedikit tergesa. Sambil sesekali menilik bangunan bercat coklat itu. SMA Bakti Jaya, merupakan sekolah impiannya sejak duduk dikelas VIII. Akhirnya perjuangannya tidak sia-sia. Dirinya diterima dengan prestasi membanggakan.
Melihat siswa-siswi sudah mulai berbaris rapi, perempuan itu pun menghampiri lalu ikut berbaris di belakang. Senyumnya terbentuk ketika seorang perempuan disebelahnya menyambutnya dengan senyum lebar.
"Siswa baru kan?" tanya perempuan yang menyambutnya itu.
"Iya"
"Kenalin, aku Azura," ucapnya sambil mengulurkan tangan.
Melihat itu, perempuan itupun tersenyum lantas membalas uluran tangan itu "Audirra"
Upacara pun dimulai, semua berjalan lancar sampai ucapan kepala sekolah membuat riuh tepuk tangan dari para siswa siswinya.
"Selamat datang siswa siswi baru SMA Negeri Bakti Jaya"
*****
'side story Dirra'Aku tersenyum mendengar itu, tak lupa tepukan tangan yang masih ku suarakan. Hari ini aku resmi membuka lembaran baruku. Tanpa kamu didalamnya. Akhirnya ceritamu benar-benar mencapai baris terakhir. Dan kini, aku dengan versi terbaruku akan kembali berjuang menggapai mimpiku.
Bulan telah berlalu,
Semesta telah mengajakku berpetualang lebih jauhDan aku
Tak lagi cemas jika akhirnya lupaPerihal suaramu.
Sedikit pesan untukmu :
'Kemanapun arah membawamu pergi. Tetaplah bangga menjadi manusia. Tetaplah hidup sebagaimana mestinya. Tetaplah tertawa disela-sela gaduh kepala. Tetaplah jadi diri sendiri tanpa harus menuruti permintaan dari siapapun.'
'Aku adalah sekian dari banyaknya orang yang senang melihatmu bahagia.'
Aku tersenyum, menatap langit-langit yang cerah. Akhirnya aku benar-benar sembuh dari rasa sakit yang menyenangkan. Rasa sakit, namun juga memberikan beribu-ribu kenangan indah.
Nyatanya, mencintai dia memang se-menyenangkan itu walaupun akhirnya berakhir dengan rasa sakit.
Setelah dia, aku belum merasakan jatuh cinta lagi.
Tak ada yang bisa dikenang antara kami, hanya tatapan singkat dan senyum indahnya yang terlihat ragu.
Dia bahagia, dan itu cukup bagiku.
Mencintai kamu sendirian pun aku lakukan, semoga nanti ada kesempatan yang bisa menyatukan,
Hanya aku dan kamu.
2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter to D
Teen FictionSebuah Relationship yang membingungkan. Hubungan yang hanya sebatas eye contact. Namun mampu menorehkan perasaan terdalam.