Bab 1: Lee Family

690 42 11
                                    

Hidupnya bisa dikatakan begitu sempurna.

Dia adalah seorang pemuda yang terlahir dari keluarga konglomerat. Dia juga memiliki paras yang rupawan. Selain karena dia kaya raya serta memiliki paras yang tampan bak pangeran di dalam dongeng. Dia juga terlahir sebagai seorang pemuda yang pintar atau mungkin bisa dikatakan jenius.

Sebagai nilai tambah dari semua kesempurnaannya, dia adalah manusia berhati baik.

Dia memang pendiam dan sekilas dia terlihat dingin. Tetapi, di balik itu semua dia memiliki senyuman yang indah ketika tersenyum. Matanya akan berbentuk seperti bulan sabit jika tersenyum dengan tulus. Selain itu, dia juga pribadi yang jarang marah.

Dia adalah manusia yang sangat sabar.

Dia bahkan tidak membalas jika para tertua di perusahaan yang ia pimpin ini selalu saja menyudutkannya dan menyerangnya dari berbagai sisi.

Yang hanya dilakukan oleh Lee Jeno ini adalah tersenyum.

Lee Jeno tidak melakukan apa pun kepada semua orang yang telah jahat kepadanya.

Bahkan, ketika anggota keluarganya yang lain berusaha menjatuhkannya dan selalu melakukan sesuatu supaya Lee Jeno dengan sendirinya mengundurkan di posisinya sekarang, dia hanya diam.

Sebaik itu seorang Lee Jeno sehingga orang-orang di sekitarnya selalu menatapnya dengan kagum.

Semua orang juga segan dan menghormati Lee Jeno karena kebaikan pria tersebut.

"Nanti anda ada jadwal makan siang bersama Tuan Choi. Anda harus pergi, Tuan Lee. Tuan Choi adalah salah satu pemegang saham terbesar di perusahaan ini."

Lee Jeno menghela nafas lelah, dia melonggarkan dasi yang terlalu mencekik lehernya. Sambil duduk dengan santai di kursi kerjanya yang empuk itu, dia menatap tajam sekretarisnya yang saat ini berdiri tidak jauh dari tempat Jeno duduk.

"Beberapa kali aku mengatakannya kepadamu? Lakukan berbagai cara supaya si tua bangka itu tidak mau mengajakku makan siang bersamanya!"

Jeno terdengar sangat marah, dia sampai memukul meja kerjanya yang terbuat dari kayu yang kuat itu. Bahkan, pukulan itu mengeluarkan suara yang keras.

Tentu saja Jeno bisa leluasa melakukannya. Itu semua karena ruangannya kedap suara, dan tidak ada yang bisa mendengar suara sekeras apa pun dari dalam ruang kerjanya.

Sekretaris malang itu hanya bisa menundukkan kepala, tangannya yang memegang sebuah tablet  itu pun gemetar karena amarah bosnya yang meletup-letup.

"Hei, sudah berapa tahun kau bekerja di sini?" tanya Jeno dengan suaranya yang terdengar berat, dingin, dan berbahaya.

Sekretaris dari Jeno itu mengangkat kepalanya. Dia menatap Jeno yang saat ini menghunusnya dengan tatapan setajam pisau. Mungkin, lebih bisa dikatakan bahwa tatapan Jeno saat ini setajam obsidian.

Keringat dingin langsung membasahi punggungnya hingga ke pelipisnya. Dia benar-benar tidak terbiasa menghadapi Lee Jeno yang temperamen walaupun sudah lama dia bekerja dengan pria tersebut.

"T-Tiga tahun.." jawab si sekretaris dengan suara mencicit seperti tikus.

Jeno berdecak, dia kembali memukul meja dan kali ini dia memukulnya dengan mouse yang ia pegang, beruntung mouse tersebut tidak rusak.

[FF NCT DREAM] The Rotten AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang