Bab 39: You Can't Run, Mark Lee

109 27 2
                                    

Lee Jeno berlarian di lorong rumah sakit ini setelah dia mendapatkan kabar bahwa Renjun terkena tembakan oleh Mark.

Dia langsung pergi ke rumah sakit setelah mendengar keributan di lantai satu.

Jeno keluar dari kamarnya dan dia melihat sudah ada Nyonya Huang di lantai satu dan sedang beradu mulut dengan Lee Bona.

Jeno awalnya tidak peduli dengan keributan itu, sampai Nyonya Huang menatap nyalang ke Sandara Lee yang sepertinya baru saja menyadari keributan ini.

"Anakmu menembak anakku! Apa yang akan kau lakukan kalau anakku mati, hah?!"

Seruan dari Nyonya Huang itu membuat Jeno terperanjat, dia pun berlari menuju lift untuk pergi ke lantai satu.

"Apa maksudmu?! Anakku tidak mungkin melakukan hal itu!" seru Sandara yang langsung tersulut emosi, apalagi karena Nyonya Huang mencengkram kerah pakaian yang dikenakan Sandara.

"Jadi, maksudmu, anakku menembak dirinya sendiri?! Anakmu menembakkan peluru itu ke anakku!" emosi Nyonya Huang semakin membara. Dia sampai mendorong Sandara sehingga Sandara terhuyung ke belakang, beruntung Lee Bona langsung menangkap tubuh Sandara.

"Bajingan gila! Apa yang sudah kau lakukan?!" berang Bona dan dia sudah melayangkan tamparannya ke Nyonya Huang.

"APA-APAAN INI?!"

Suasana di ruangan itu langsung hening setelah mendengar seruan dari Lee Huisang. Pria tua itu keluar dari lift diikuti oleh Lee Huinam dan Lee Huisung di belakangnya. Jeno menatap kakeknya yang raut wajahnya begitu menyeramkan. Tatapan mata sang kakek tertuju ke Nyonya Huang yang wajahnya telah dibanjiri oleh air mata.

"Keributan apa lagi ini, Huang Cheng Huan?" ucap Lee Huisang ke Nyonya Huang yang dengan langkah memburu mendekati Lee Huisang.

Tatapan mata Nyonya Huang benar-benar menggambarkan kemarahan yang tidak bisa ia tahan. Kedua tangannya terkepal di kedua sisi tubuhnya, Nyonya Huang seperti akan melayangkan tinjuan ke wajah Lee Huisang karena tindakannya itu.

"Aku sudah merasakan firasat yang buruk setelah aku tahu Renjunku pergi bersama Mark untuk menonton konser Donghyuck. Dan ternyata firasatku terbukti. Cucumu.." ucap Nyonya Huang sambil menunjuk Lee Huisang dengan penuh amarah.

Semua orang sampai menahan nafas mereka ketika melihat tindakan berani dari Nyonya Huang itu. Tidak ada satu pun anggota Keluarga Lee yang berani menunjuk-nunjuk Lee Huisang seperti itu.

"...menembak anakku. Jika anakku mati.., maka cucumu.., juga harus mati.."

"Huang Cheng Huan!" geram Huinam, dia merasa kalau apa yang dikatakan Nyonya Huang sudah keterlaluan.

"Diam kau Lee Huinam!" seru Huisang yang suaranya bergema mengerikan di lantai satu ini.

Semua orang yang ada di sana terdiam, terlebih Sandara dan Huinam yang merupakan orang tua dari Mark. Mereka tidak percaya kalau anak mereka melakukan hal seperti itu. Sandara juga yakin kalau Mark tidak memiliki senjata api.

"Aku benar-benar akan murka jika terjadi sesuatu kepada anakku..." bisik Nyonya Huang dengan penuh dendam ke Lee Huisang, lalu dia menatap ke Huinam yang tertegun karena melihat tatapan Nyonya Huang kepadanya.

Lee Huinam menyadari ada keputusasaan di sorot mata Nyonya Huang. Sebagai orang tua, Huinam memahami betapa cemas dan khawatirnya Nyonya Huang saat ini, terlebih, seluruh anggota Keluarga Lee tahu, betapa sulitnya Nyonya Huang bisa memiliki keturunan setelah sebelumnya dia pernah keguguran.

Pasti Nyonya Huang tidak ingin kehilangan anak satu-satunya yang ia miliki mengingat perjuangannya mendapatkan anak tidak lah mudah.

Lee Huisang mengatupkan bibirnya dengan kuat.

[FF NCT DREAM] The Rotten AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang