Bab 4: Emotion

551 62 8
                                    

Ketika semua orang mengenakan pakaian formal, hanya Lee Haechan yang hanya mengenakan kaus oblong berlengan panjang berwarna hitam serta celana jeans berwarna serupa.

Dengan mengenakan sepatu lusuhnya, Haechan berjalan menelusuri koridor gedung ini. Terlihat beberapa orang berjalan mengikuti Haechan tepat di belakangnya.

Haechan menguap lebar dan dia masuk ke dalam ruangan yang berfungsi sebagai ruang meeting.

Haechan memang menjadwalkan rapat dengan tim marketing sebelum jam makan siang ini. Dia ingin mendengar perkembangan dari tim tersebut sebelum dia pergi ke restoran untuk makan siang bersama anggota band nya.

"Mari kita selesaikan rapat ini dalam waktu 15 menit" ucap Haechan yang duduk di kursi lalu kembali menguap lebar.

Pemuda itu sangat mengantuk karena dia keasyikan menonton film di ruang bioskop yang memang tersedia di kediaman Keluarga Lee.

Haechan menatap malas beberapa anggota tim marketing yang justru masih diam setelah Haechan memerintahkan mereka untuk memulai rapat.

"Kenapa diam saja? Sekarang jatah rapat kita sudah lewat 3 menit" ucap Haechan lagi, membuat beberapa anggota tim marketing langsung kalang kabut memulai rapat hari itu.

Haechan berdecak kesal.

Dia mengeluarkan handphonenya dan membiarkan karyawannya itu sibuk berceloteh di depan sana, menjelaskan rencana tim marketing untuk proyek baru.

Haechan men-scroll aplikasi sosial media miliknya. Dia menyeringai karena begitu banyak komentar pujian di foto yang ia posting.

Haechan akui dia memang terlihat tampan di dalam foto.

"Siapa yang berkomentar menjijikkan seperti ini?" gumam Haechan ketika dia membaca sebuah komen yang berisikan emoji muntah di foto tampannya.

Haechan membuka profil akun tersebut dan dia berdecih ketika tahu akun tersebut justru akun privasi dan tidak memiliki followers serta tidak ada foto apa pun yang diposting. Membuat Haechan kesal dan langsung mengirimkan akun bodong itu ke tim kuasa hukum miliknya untuk dieksekusi.

"Oh?"

Haechan membuka pesan dari Renjun.

Haechan tertawa terbahak-bahak sehingga ketua tim yang sedang menjelaskan di depan serta anggota tim marketing lainnya langsung menoleh ke Haechan karena suara tawa heboh dari pemuda itu.

"Aaah, ini pasti seru sekali. Sayangnya aku tidak bisa melihat secara langsung" kekeh Haechan.

Dia sambil bersenandung senang menatap foto yang Renjun kirim.

Foto yang merupakan, Jaemin sedang dipukuli oleh Jeno di dalam ruang kerja Jeno.

"Menarik, sangat menarik~ good job Renjun-ie~"

***

Na Jaemin sebenarnya tidak mau melangkahkan kakinya ke dalam gedung tinggi milik Keluarga Lee ini. Sebuah gedung yang berfungsi sebagai kantor perusahaan utama milik Keluarga Lee.

Perusahaan yang membuat Keluarga Lee berada di titik teratas ini.

Perusahaan yang berfokus pada perkembangan teknologi sehingga begitu banyak produk-produk seperti barang elektronik tersebar di daerah Korea Selatan.

Produk yang dikeluarkan oleh perusahaan milik Keluarga Lee ini begitu terkenal akan kualitasnya walaupun harga yang dipatok cukup membuat masyarakat ekonomi ke bawah menjerit pilu.

[FF NCT DREAM] The Rotten AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang