Bab 2: Mom

934 59 5
                                    

Tujuan dia datang jauh-jauh dari China ke Korea Selatan adalah untuk melihat keadaan proyek resort yang dilakukan sang ayah bersama salah satu perusahaan yang begitu terkenal di Korea Selatan. Namun, pemuda 24 tahun itu malah bersenang-senang di hotel milik salah satu konglomerat di Korea Selatan dan begitu terkenal di kalangan masyarakat.

Keluarga Lee.

Dan sang ayah melakukan kerjasama dengan perusahaan keluarga konglomerat itu untuk membangun resort impiannya di negeri ginseng ini.

Zhong Chenle, dia berusia 24 tahun dan baru saja menyelesaikan sekolah bisnisnya di Eropa sana. Sebenarnya, dia ingin melanjutkan pendidikannya ke S2 di Universitas Oxford, tetapi sang ayah meminta Chenle untuk menunda keinginannya itu karena saat ini sang ayah tidak bisa mengisi kekosongan di perusahaan terlalu sering karena kesehatannya menurun.

Pemuda itu tentu jengkel.

Padahal, niat hati Chenle memilih melanjutkan kuliah karena dia ingin menghindari bisnis dan juga ingin satu sekolah dengan perempuan yang ia suka.

Ketika ia tahu, perempuan yang ia sukai itu akan melanjutkan pendidikannya di Universitas Oxford, Chenle langsung saja mencaritahu bagaimana cara ia bisa lulus ke salah satu universitas terbaik di dunia itu.

Tapi, pupus sudah harapannya karena dia tidak bisa menolak keinginan ayahnya itu kalau tidak mau akses keuangannya diblokir oleh ayahnya. Karena kesal dengan ancaman ayahnya, itu lah kenapa, Chenle saat ini malah berbaring santai di pinggir kolam renang sambil menikmati cocktail menyegarkan di pagi hari seperti ini.

Padahal, dia memiliki jadwal untuk mengawasi perkembangan resort yang jaraknya pun cukup jauh dari hotel tempat Chenle menginap.

Membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk Chenle bisa pergi ke lokasi proyek itu.

"Tuan, tuan harus segera pergi ke lokasi proyek jika tidak ingin tuan besar murka kepada tuan."

Chenle menurunkan kacamata hitam yang ia kenakan, dia menatap sinis anak dari tangan kanan ayahnya itu. Sosok pria yang selalu akrab disapa Kun itu tetap memasang senyum profesionalnya ke Chenle walaupun terkadang anak itu bertingkah hingga di luar nalar manusia.

"Kau saja yang pergi, aku masih ingin bersantai di sini" ucap Chenle malas, dia menaikkan kembali kacamata hitam yang ia kenakan.

"Tuan, tidak ada artinya saya pergi ke sana tanpa tuan. Tuan harus pergi juga bersama saya untuk melihat perkembangan proyek resort itu, tuan."

Chenle berdecak, dia pun duduk dan melepas kacamata hitamnya dengan kesal.

"Aku tidak mau pergi ke sana!"

"Tapi, anda harus pergi ke sana, tuan. Akan sangat bahaya jika tuan tidak pergi dan ketahuan oleh tuan besar."

Chenle pun tertegun. Dia berdecak kesal dan dengan malas dia melangkahkan kakinya menuju kamar.

"Sudah ditunda berkuliah dan tidak bisa bersantai, aku benci sekali dengan pak tua Zhong itu" gerutu Chenle, dia terus berjalan dan tidak sengaja menyenggol bahu seorang pria.

"Brengsek" umpat Chenle menggunakan Bahasa Mandarin.

Tanpa menoleh dan meminta maaf, Chenle terus melaju menuju kamarnya sehingga Kun lah yang mewakilkan ucapan maaf Chenle ke pria yang hanya memberikan senyumnya ke Kun.

Setelah Kun pergi menyusul Chenle, disaat itu lah, pria tadi menghilangkan senyumnya lalu mendengus jengkel ke Chenle yang telah menghilang di koridor bersama Kun.

"Siapa anak bajingan itu?"

***

Suasana hatinya sudah buruk karena tadi ada bocah ingusan menyenggol bahunya tetapi bocah ingusan itu tidak meminta maaf kepadanya.

[FF NCT DREAM] The Rotten AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang