Bab 24: Sorry

126 32 7
                                    

Hari ini, semua anggota Keluarga Lee berkumpul kecuali Lee Huisang. Itu semua karena mereka akan membahas pesta ulang tahun Lee Huisang.

Sebentar lagi, kakek-kakek tersebut usianya akan bertambah, dan sudah menjadi tradisi bagi Keluarga Lee bahwa mereka mengadakan pesta yang megah dan meriah untuk sang kepala keluarga yang paling disegani di Keluarga Lee.

Semuanya berlomba-lomba ingin usulannya yang diterima ketika mereka mulai membahas tema seperti apa yang cocok untuk pesta ulang tahun seorang kakek tua. Padahal, sudah jelas kalau semua anggota keluarga sedang mengadakan ajang jilat menjilat untuk menarik perhatian Lee Huisang.

Tentu saja karena mereka ingin mendapatkan pengakuan dari kakek tua itu dan mungkin saja, Lee Huisang akan mengubah pikirannya mengenai Jisung sebagai pengganti Jeno.

Sudah dipastikan, semua anggota keluarga menolak keras rencana tidak terduga dari Lee Huisang itu.

"Eomma, aku ada ide untuk tema pesta ulang tahun Harabeoji" bisik Haechan ke Lee Sunkyung yang memang duduk di samping Haechan.

Mereka semua memang duduk bersama dengan keluarga masing-masing. Itulah kenapa Jaemin duduk di kursi paling ujung sehingga pendapatnya tidak didengar oleh anggota keluarga yang lain.

Lagian Jaemin juga lebih banyak bermain dengan ponselnya dari pada mendengarkan ocehan anggota keluarga yang lain.

"Apa?" tanya Sunkyung yang penasaran dengan ide Haechan.

Sunkyung tahu kalau anak laki-lakinya ini memilki ide yang cemerlang. Bahkan, beberapa kali Lee Huisang memberitahu Sunkyung kalau dia sangat suka dengan Haechan karena selalu memberikan ide yang segar untuk perusahaan.

"Bagaimana kalau konsepnya pemakaman saja? Kan Harabeoji sudah tu-Aw!"

Haechan mengelus telinganya yang dijewer oleh Sunkyung.

"Jaga ucapanmu!" bisik Sunkyung dan dia berharap tidak ada yang mendengar kalimat kurang ajar dari putranya itu.

"Padahal ideku sangat bagus" gerutu Haechan dengan bibir melengkung ke bawah.

Anak itu merajuk karena ibunya malah marah-marah padahal dia sudah memberikan ide yang paling briliant untuk konsep ulang tahun sang kakek.

Di sisi lain, ketika semua orang sibuk berebut untuk berbicara dan mengutarakan ide mereka, hanya Jeno yang duduk di kursinya dengan jemarinya yang lincah membalas pesan dari Renjun.

Sejak awal, Jeno tidak tertarik dengan rapat tidak jelas ini. Dia juga tidak terlalu peduli ketika Byul begitu keras mengutarakan idenya sehingga suara keras ibunya itu cukup membuatnya tidak nyaman.

"Lee Jeno!" bisik Byul sambil menyikut anaknya yang ternyata asyik sendiri dengan ponselnya itu.

Hampir saja ponsel itu terlepas dari tangan Jeno.

"Aish.." kesal Jeno sambil mendelik kesal ke ibunya yang melotot tidak terima karena melihat reaksi Jeno.

"Aish? Berani sekali kau berbicara seperti itu kepada eomma mu?!" kesal Byul dengan suara tertahan.

Byul hanya tidak mau menjadi pusat perhatian karena dia bertengkar dengan anaknya. Justru, pertengkaran Byul dengan Jeno adalah hal yang sangat dinantikan oleh anggota keluarga yang lain.

Jeno berdecak, dia memilih tidak mendengarkan ucapan ibunya. Dia kembali sibuk dengan ponselnya dan kembali membalas pesan dari Renjun mengenai pekerjaan besok.

Mereka akan bertemu dengan seorang investor besok pagi sehingga ada beberapa hal yang perlu mereka persiapkan dan Renjun hanya ingin semua yang ia persiapkan sudah disetujui oleh Jeno.

[FF NCT DREAM] The Rotten AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang