Ketika Keluarga Lee saat ini sedang kebakaran jenggot karena pengumuman tidak terduga dari Lee Huisang mengenai Jsung yang akan menggantikan Jeno.
Justru Zhong Chenle dan Huang Renjun sedang menikmati liburan mereka di Swedia. Sebuah negara yang sangat ingin Chenle kunjungi, setelah itu, barulah mereka berkunjung ke Norwegia.
Pokoknya, Chenle ingin menghabiskan uang yang ada di kartu kredit ayahnya.
Lagian, ayahnya tidak akan sadar kalau kartu kreditnya dicuri.
Ayahnya juga selalu masa bodo jika ada notifikasi masuk ke dalam ponselnya sehingga Chenle yakin, ayahnya itu tidak akan sadar kalau Chenle menggunakan kartu kredit sang ayah.
Suasana pedesaan di Swedia benar-benar sangat memanjakan mata serta hati dan pikiran.
Siapa pun akan merasa tenang setiap melihat hamparan rumput hijau yang membentang dan terlihat beberapa domba asyik sendiri dengan dunia mereka. Rumah-rumah yang minimalis namun memberikan kesan hangat serta harmonis. Sungai yang membentang dengan aliran airnya nan jernih, membuat Chenle rasanya ingin menceburkan diri ke dalam sungai tersebut.
Dan yang membuat suasana hati semakin tentram, ketika angin sepoi-sepoi menerpa wajah tampan mereka berdua. Suara desiran bagaikan nyanyian nan merdu. Sinar matahari yang tidak begitu menyengat sehingga mereka berdua betah berjalan dari tempat penginapan mereka hingga berada di sungai ini.
"Yang kau lakukan itu benar-benar di luar dugaanku, Chenle."
Chenle yang sedang menikmati permen pemberian bibi penjual permen yang ada di dekat tempat penginapan mereka itu pun, menoleh ke Renjun yang tatapan matanya terpaku melihat aliran sungai yang cukup deras.
Mereka berdua duduk di pinggir sungai, Chenle rela menggunakan cardigan mahalnya menjadi alas untuk melindungi pantat mereka dari rumput-rumput hijau itu.
Chenle terkikik geli, "Bagaimana? Hebat, bukan?" ucap pemuda itu terdengar sombong.
Renjun yang mendengarnya pun ikut terkikik geli, dia menatap Chenle dengan senyuman lucunya.
"Bukan hebat. Tapi, luar biasa" ucap Renjun membuat hidung Chenle semakin kembang kempis karena kesombongannya sudah menembus langit bahkan angkasa.
Chenle membukakan bungkus permen tangkai yang tadi ada di dalam saku celananya. Setelah, dia memasukkan bungkus permen itu ke dalam kantung celana, dia pun memberikan permen itu ke Renjun yang langsung menerimanya dengan baik.
"Lagian, 60% semuanya ide Jisung, sisanya, aku hanya membantu sebisaku" ucap Chenle, karena angin sepoi-sepoi ini, membuat Chenle ingin membaringkan tubuhnya.
"Aku kira kau tidak tahu kalau Jisung itu anak hasil selingkuhan Lee Huisung" ucap Renjun yang setelahnya kembali mengulum permen cokelat itu dengan nikmat.
"Cih, apa sih yang tidak aku tahu? Aku bahkan tahu warna celana dalam yang kau kenakan sekarang" ucap Chenle membuat Renjun tertawa.
"Dasar cabul!"
"Yang cabul itu Lee Huisung, bagaimana bisa dia menebar benihnya sembarangan sehingga dia berhasil mengeluarkan Park Jisung dari perut Park Saera?" celetuk Chenle.
Tidak semua orang tahu tentang hal itu. Namun, Chenle tentu bisa menemukan fakta tersembunyi dari Keluarga Lee, bahkan fakta tergelap pun, Chenle tahu. Dia memilih untuk pura-pura tidak tahu supaya kesan lugu dan polosnya masih menempel di wajahnya ini.
"Jadi, Jisung benar-benar ingin menghancurkan Keluarga Lee dengan rencana seperti ini?" ucap Renjun dan Chenle menganggukkan kepalanya.
"Dan Na Jaemin menggunakan cara yang kuno dan kurang menantang. Sepertinya, dia masih ingin mencicipi sedikit kekayaan dan kekuasaan dari Keluarga Lee sehingga dia masih berhati-hati" jelas Chenle.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] The Rotten Apple
Fanfiction"Satu apel yang busuk bisa merusak satu tong"