Bab 7: Kesepakatan

416 54 1
                                    

Di balik kacamata hitamnya ini, ada tatapan menghakimi yang Chenle berikan ke seorang ibu muda yang sedang menggendong anaknya dan menenangkan anaknya yang menangis.

Kenapa Chenle mengatakan bahwa si ibu itu seorang ibu muda?

Sederhana saja.

Bagi Chenle, seorang orang tua yang membawa anak balitanya ke sebuah kafe yang berisikan anak muda, adalah seseorang yang memiliki anak di usia dini. Seorang ibu yang ingin cepat-cepat menikah tetapi ketika diberi anak, dia malah belum siap dan tidak merasa puas dengan masa mudanya.

Chenle berdecak.

"Hei, lebih baik kau pergi dari kafe ini dan bawa anakmu ke taman bermain dari pada di sini" ucap Chenle membuat ibu muda itu dan beberapa pengunjung yang lain serentak menoleh ke Chenle.

Ibu muda yang sedang menggendong anaknya itu menatap Chenle dengan tatapan kesal.

"Saya minta maaf jika suara tangis anak saya mengganggu Anda-"

"Sangat mengganggu" potong Chenle.

Chenle menunjuk ibu muda itu dan juga anak yang si ibu gendong.

"Bawa bayimu dan dirimu keluar dari kafe ini. Aku tahu menjadi seorang ibu itu melelahkan dan butuh tempat untuk melepas stress. Tapi, apa kau tidak berpikir kalau orang-orang di sini juga sama sepertimu?"

Si ibu muda itu terdiam.

"Dan karena suara anakmu, yang ingin melepas stress malah semakin stress."

"Ck, menyebalkan sekali, tidak di China, tidak di Korea Selatan, ada saja manusia tidak tahu diri seperti dia" gumam Chenle yang malah mengucapkannya dengan suara keras sehingga ibu muda itu mendengarnya begitu pun dengan beberapa pengunjung yang mejanya berada di dekat meja Chenle.

Kedua mata ibu muda itu berkaca-kaca. Sambil menahan malu, dia meraih tas besar miliknya yang berisikan peralatan bayi milik anaknya, lalu dia terburu-buru keluar dari kafe tersebut.

Chenle menghela nafas lelah, dia pun memasang earphone nya dan mendengarkan alunan musik di sana.

"Haah, akhirnya tentram juga~"

Chenle bersenandung pelan mengikuti irama musik yang ia dengar.

Pemuda itu berhasil kabur dari pengawasan Kun sehingga dia bisa ada di mall besar milik keluarga konglomerat yang ada di Korea Selatan.

Chenle belum sempat berkeliling dan siap menghabiskan uang ayahnya karena dia baru mengitari lantai dasar sudah merasa lelah dan haus. Makanya, dia berkunjung ke kafe untuk melepas penat, malah dia harus mendengar suara tangisan bayi dari seorang ibu muda tidak tahu diri.

Chenle menurunkan kacamata hitamnya, dia tersenyum lebar ketika dia melihat seseorang yang ia kenal berada di antara kerumunan orang-orang berjas. Sosok yang ia kenal itu berdiri tepat di belakang laki-laki tinggi yang terlihat dingin dan mengenakan setelan jas mahal.

Pemuda itu langsung berlarian keluar dari kafe.

"Renjun!"

Chenle melambaikan tangannya ke Renjun yang terbelalak melihat kehadiran Chenle di sana. Dia sampai bersembunyi di balik badan besar dan kekar milik Jeno. Tetapi, Jeno malah berbalik dan menatapnya dengan tatapan yang sudah jelas sekali Renjun tahu arti dari tatapan itu.

"Renjuuun!" seru Chenle lagi sambil berlarian ke arah rombongan Jeno dan Renjun yang sedang melakukan kunjungan dadakan ke mall ini.

"Jadi, bajingan kecil itu kenal denganmu?" bisik Jeno ke Renjun yang tentu saja membuat Renjun menatap Jeno tidak mengerti.

[FF NCT DREAM] The Rotten AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang