"Kau benar-benar tidak mau datang ke konserku?"
Jisung yang mendengar ucapan Haechan itu pun meringis. Bagaimana mungkin dia pergi ke hari pertama konser Haechan ketika tanggal konsernya serentak dengan Hari Ulang Tahun kakek mereka, Lee Huisang.
Jika Jisung nekat pergi ke konsernya Haechan, yang ada dia bisa diomeli habis-habisan oleh Saera dan tentu saja dia juga akan disindir oleh Byul.
"Kau benar-benar berpikir jernih ketika menentukan tanggal hari pertama konsermu, hyung?" tanya Jisung yang sebenarnya masih tidak percaya bahwa Haechan benar-benar tidak mengubah tanggal untuk hari pertama konsernya.
Padahal, seluruh anggota Keluarga Lee sampai mengosongkan jadwal di Hari Ulang Tahun Lee Huisang, mengingat pria tua tersebut adalah tertua di Keluarga Lee dan juga pelopor dari semua bisnis di Keluarga Lee.
Dan juga, hari tersebut menjadi ajang saling jilat menjilat untuk mendapatkan posisi yang "aman" di Keluarga Lee. Mereka semua juga ingin kecipratan kekayaan serta kekuasaan yang akan terima jika mereka berhasil menarik perhatian Lee Huisang.
Contohnya saja Mark Lee.
Kakak sepupu dari Jisung itu mampu mendapatkan perusahaan karena kecerdasannya yang menarik perhatian Lee Huisang. Bahkan, kakeknya itu sampai memohon dan memberikan iming-iming yang besar untuk Mark supaya Mark tidak kembali ke Kanada untuk melanjutkan karirnya sebagai dosen.
"Tentu saja~ aku sampai pergi ke dukun untuk mendapatkan tanggal yang bagus di hari pertama konserku" jawab Haechan sambil tersenyum bangga.
"Dan kau lebih memilih mengikuti saran dukun?" ucap Jisung yang begitu tercengang karena Haechan mempercayai hal seperti itu.
"Terkadang ada baiknya kita mempertimbangkan saran dari orang lain, Jisung-ah. Dan saran dari dukun itu yang paling bagus" ucap Haechan dengan raut serius.
"Bilang saja kalau kau tidak mau datang ke pesta ulang tahun kakek!"
Haechan mengaduh karena belakang kepalanya dipukul dari belakang. Dia pun menoleh ke belakang dan terlihat pelakunya adalah Mark Lee yang baru saja kembali dari perusahaan.
Mark melihat Haechan dan Jisung sedang mengobrol di bawah pohon. Tanpa sengaja dia mendengar percakapan kedua sepupunya itu dan dia langsung mendengus setelah mendengar omong kosong Haechan.
"Hei! Mana mungkin aku berpikir seperti itu! Aku ini sayang dengan kakek. Aku sebenarnya menyayangkan tanggal konser dan tanggal pesta ulang tahun kakek bentrok. Dua-duanya sangat penting untukku" ucap Haechan sambil mengusap air mata palsu di sudut matanya.
Lagi-lagi Haechan mengaduh karena Mark kembali memukul kepalanya.
"Renjun sudah pulang?" tanya Mark ke Jisung.
Dia tahu kalau Jisung terkadang bermain di kediaman Keluarga Huang.
"Sudah, hyung. Tapi, kata ahjumma, Renjun hyung sedang tidur" jawab Jisung yang tadi dia memang pergi ke kediaman Huang untuk bertemu ibunya.
Tetapi, sebagai basa-basi, Jisung menanyakan keberadaan Renjun dan pura-pura terkejut ketika melihat ibu kandungnya ada di halaman depan kediaman Huang.
Mark menarik Jisung sampai anak itu berdiri. Haechan sampai takjub karena Mark mampu menarik Jisung yang tinggi hanya dengan satu tangan.
"Pergi ke rumahnya dan bangunkan dia. Suruh dia datang ke ruangan kerjaku. Kalau dia tidak datang sampai jam makan malam, jangan salahkan kalau aku akan membuat hidupnya seperti di neraka" gertak Mark membuat Jisung menelan ludahnya dengan gugup.
Jisung lari terbirit-birit menuju kediaman Huang di halaman belakang rumah.
Haechan bersiul, "Sepertinya perang benar-benar akan dimulai yaa~" goda Haechan sambil menaik turunkan alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] The Rotten Apple
Fiksi Penggemar"Satu apel yang busuk bisa merusak satu tong"