Bab 23: Mencari Pasukan

117 26 4
                                    

Jeno berada di posisi ini ketika dia masih berusia 20 tahun. Sebuah usia yang sangat muda untuk memimpin ribuan orang di bawah komandonya.

Saat itu, Jeno tidak mengerti, apa yang sang kakek lihat dari dirinya sehingga kakeknya itu meminta Jeno untuk datang ke ruang kerjanya yang ada di lantai tiga.

Jeno yang hanyalah seorang remaja 19 tahun saat itu, dan belum resmi memasuki usia legal, tiba-tiba saja diberitahu oleh Lee Huisang bahwa ketika dia menginjak usia 20 tahun nanti, dia resmi menjadi pemimpin di perusahaan utama Keluarga Lee untuk menggantikan posisi Lee Huisang, ayah dari Lee Jeno.

Jeno tentu terkejut ketika dia mendengar sang kakek memberitahukan berita tidak terduga itu ke remaja sepertinya.

Jeno baru saja selesai melaksanakan ujian kelulusan dan saat ini sedang mempersiapkan dirinya untuk mendaftar perguruan tinggi. Tetapi, tiba-tiba saja kakeknya menyuruhnya untuk mempelajari semua seluk beluk perusahaan sebelum usianya menginjak angka 20.

Kenapa bukan Lee Huibum saja yang menggantikan posisi Lee Huisung? Adik dari ayahnya itu dan merupakan ayah dari Lee Haechan adalah kandidat yang cocok untuk menggantikan posisi sang ayah.

Selain itu, masih ada Lee Bona, bibi dari Jeno yang sudah memilki jam terbang yang tinggi di dunia bisnis. Semua orang takut kepada Lee Bona dan Jeno merasa Lee Bona sangat cocok berada di posisi tertinggi itu menggantikan Lee Huisung.

"Percaya pada Harabeojimu ini, Lee Jeno. Harabeoji percaya kau bisa memimpin mereka semua."

"Dan sampai menunggu Renjun lulus, untuk sementara kau memperkerjakan orang lain sebagai sekretarismu."

Dan sekarang, kakeknya itu ingin menggantikan posisi Jeno.

Padahal, sebelum itu, sang kakek terlihat yakin sekali kalau Jeno akan berada di posisi tertinggi itu sampai Jeno tua nanti. Tetapi, sepertinya, sang kakek telah berkhianat.

Kakeknya malah lebih mempercayai seorang anak haram menjadi pengganti Lee Jeno.

"Jeno-ya?"

Jeno mengerjapkan matanya, dia melihat Renjun berdiri di dekatnya sambil mendekap ipad.

"Kau baik-baik saja?" tanya Renjun terdengar khawatir dengan kedaan Jeno.

Karena tidak biasanya Jeno melamun ketika dia bekerja.

Jeno menatap lekat Renjun yang saat ini semakin khawatir dengan Jeno karena laki-laki itu tidak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Jeno?" panggil Renjun lagi.

"Aku baik, Renjun. Aku baik..." jawab Jeno sambil memejamkan matanya dan menyandarkan tubuhnya itu di kursi kerja milknya.

"Benarkah? Kalau kau tidak enak badan, kau bisa mengatakannya kepadaku. Aku akan mengatur ulang jadwalmu hari ini" jelas Renjun ke Jeno yang perlahan membuka matanya dan menatap Renjun.

"Atur ulang semua jadwalku hari ini" ucap Jeno.

"Aku tidak mood bekerja."

Jeno kembali memejamkan matanya dan mencari posisi yang nyaman di kursi nya itu.

"Baiklah" ucap Renjun akhirnya.

Di dalam hati Renjun begitu senang karena Jeno tidak mood bekerja. Itu artinya, dia bisa pulang cepat hari ini dan menikmati pie susu buatan ibunya.

"Temani aku nanti" ucap Jeno.

"Ke manaa?" ucap Renjun yang tanpa sadar merengek ke Jeno karena dia sebelumnya sudah membayangkan bisa pulang cepat tetapi dia malah harus menemani Jeno terlebih dahulu.

[FF NCT DREAM] The Rotten AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang