Lee Jeno tahu, bahwa dia dianggap melakukan kesalahan jika sang kakek memanggilnya dan menyuruh Jeno pergi menemui sang kakek di ruangan kerja miliknya.
Ruang kerja sang kakek ada dua.
Satu yang ada di lantai tiga dan satu lagi yang ada di basement.
Ruangan kerja sang kakek yang ada di basement seperti berjalan di dalam labirin. Jeno harus melewati berbagai macam koridor dengan cahaya remang-remang. Jika pertama kali orang berjalan di sana, mungkin mereka sudah tersesat dan tidak tahu arah jalan pulang.
Sesulit itu memang jika ingin bertemu dengan sang kakek di ruangannya yang ada di basement.
Dan hari itu, Jeno diperintahkan untuk menemui Lee Huisang di ruang kerjanya yang berada di dalam basement.
"KESALAHAN APALAGI YANG KAU LAKUKAN?!"
Jeno dengan santai meminum red wine miliknya. Tidak memperdulikan Byul yang masuk ke dalam kamarnya dengan keadaan mengamuk. Jeno duduk di kursi nan empuk miliknya yang mengarah ke taman bunga milik almarhum sang nenek. Tatapan mata Jeno hanya tertuju ke sana sehingga Byul tersulut emosi.
Byul meraih gelas berisikan red wine di tangan Jeno lalu ia siram red wine itu ke wajah Jeno.
"Jawab pertanyaan ibumu ini, Lee Jeno!" kesal Byul dan dia membanting gelas wine itu sehingga pecahan kacanya berserakan di lantai.
Jeno berdecak. Pemuda itu menatap dingin sang ibu. Dia pun berdiri lalu berjalan begitu saja melewati ibunya yang masih tersulut emosi.
"LEE JENO!"
"Eomma."
Byul mengatupkan bibirnya ketika mendengar nada suara Jeno begitu rendah dan berbahaya.
"Tutup mulutmu" ucap Jeno, lalu dia berlalu keluar dari kamarnya.
Tidak sengaja Jeno melihat seorang pelayan yang lewat di lantai dua itu.
"Bersihkan pecahan kaca di kamarku. Kalau masih ada pecahan kaca di sana setelah aku kembali, maka kepalamu yang aku pecahkan" ucap Jeno membuat pelayan wanita yang malang itu menganggukkan kepalanya dengan tubuh gemetar ketakutan.
Jeno pun berjalan menuju basement, tempat di mana Lee Huisang menunggunya.
Setibanya, Jeno di sana, dia melihat sosok Nyonya Huang berdiri tidak jauh dari tempat Lee Huisang berdiri.
Melihat betina menjijikkan itu ada di sana, sudah bisa Jeno duga kalau Nyonya Huang mengadu kepada Lee Huisang mengenai Jeno yang memukul Renjun sampai meninggalkan memar di pipinya.
Jeno mendengus geli di dalam hatinya.
Ini benar-benar sebuah komedi.
Seharusnya, masalah ini tidak perlu dilaporkan ke sang kakek. Tapi, sepertinya, Keluarga Huang ingin melihat Jeno menderita hari ini.
Kalian pikir, aku akan diam saja setelah si tua renta ini menghukumku?
Jeno membatin di dalam hatinya setelah melihat Lee Huisang menggenggam tongkat golf miliknya.
Tentu saja tidak. Nyonya Huang, aku akan membuat hidup putramu seperti di neraka..
***
Haechan tidak henti tertawa setelah dia mendengar bahwa Jeno mendapatkan hukuman dari kakek mereka karena Nyonya Huang mengadu ke pria tua itu kalau Jeno memukul putranya.
Baginya, berita ini adalah berita yang sangat panas dan menghebohkan!
Setelah sekian lama, akhirnya Nyonya Huang kembali mengadukan kekejaman Jeno terhadap Renjun sehingga Jeno mendapatkan beberapa pukulan di punggungnya. Pukulan yang Jeno dapatkan juga bukan sebuah pukulan main-main.
![](https://img.wattpad.com/cover/372013088-288-k439809.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] The Rotten Apple
Fanfic"Satu apel yang busuk bisa merusak satu tong"