Celine masih merasakan kehangatan dari tatapan penuh cinta yang Louis berikan saat mengungkapkan perasaannya di depan banyak orang. Matanya yang berbinar-binar masih dipenuhi tangis kebahagiaan, tak percaya Louis bisa seberani itu. Di bawah langit senja yang perlahan mulai semakin terlihat, mereka berdua mulai berbicara, merancang apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
"Setelah ini, bagaimana kalau kita makan bersama?" Louis memecah keheningan.
"Iya, boleh," jawab Celine sambil tersenyum."Ingin makan apa?" tanya Louis dengan nada lembut.
Celine mengangkat bahu. "Terserah."
Louis tersenyum sejenak sebelum memutuskan, "Kalau begitu makan di Gacoan saja."
Celine menggeleng pelan, "Jangan di Gacoan, aku sedang tidak ingin makan disitu."
Louis mendesah kecil, "Tadi kamu bilang terserah."
Celine menambahkan dengan mata masih memancarkan sinar kebahagiaan, "Apapun selain Gacoan."
Dengan sedikit berpikir, Louis menawarkan, "Atau kita makan di Meatguy Steakhouse?"
"Jangan," Celine lagi-lagi menolak.
Louis terlihat sedikit bingung, "Lalu, apa?"
"Terserah, Louis!" jawab Celine setengah bercanda.
Louis menatapnya dengan serius, "Katakan saja apa yang ingin kamu makan dan di man tempatnya."
Celine tersenyum kecil, "Nanti uangmu tidak cukup. Kau selalu membawa uang pas-pasan."
Dengan agak bangga, Louis menjawab, "Kali ini aku membawa semua ATM-ku."
"Tumben," gurau Celine, mencoba menutupi rasa penasarannya.
Louis menegaskan dengan penuh semangat, "Kamu hanya perlu memilih menu makanan dan aku yang akan membayar."
Setelah terdiam sejenak, Celine berkata, "Kalau begitu, bagaimana kalau kita makan di 'Cafe Kita' saja?"
Louis terkejut dan bertanya, "Cafe keluargaku? Kenapa harus di sana?"
Celine meliriknya dengan tatapan penuh kasih. "Karena aku suka tempatnya, orang-orangnya, dan makanannya."
"Dan aku?" Louis memandang Celine, berharap jawaban manis.
Celine tersenyum kecil sebelum berkata setengah bermain, "Tidak."
Louis menghela napas panjang, setengah kecewa tapi tetap tersenyum. Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan, tangan mereka bersentuhan, menusuk hati satu sama lain dengan cinta yang baru saja mekar.
Langit senja mulai memerah ketika Louis dan Celine melangkah keluar dari galeri seni, jejak langkah mereka seolah mengiringi kenangan dari tiap karya yang baru saja mereka saksikan. Hati mereka masih terkesima oleh salinan lukisan Sindudarsono Sudjojono yang berjudul "The Ruins and The Piano," yang terjual hingga Rp15,74 miliar di Balai Lelang Christie's Hong Kong pada 2017 lalu. Mereka terhanyut dalam kekaguman, seolah dibawa kembali pada masa-masa penuh makna yang dimanifeskan dalam setiap goresan kuas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reality:1022
Romantik[END] Jika anda menyukai cerita romansa yang cukup realistis, anda harus membaca cerita ini. Sinopsis : Kirana Franceline, atau yang akrab disapa Celine, baru saja kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studinya di University of Illinois, Chica...