Di tengah keramaian Mall yang ramai itu, Celine merasa dunianya berputar. Sehari sebelumnya, warna-warni kebahagiaan telah melingkupi hari-harinya sejak bertemu dengan Louis. Namun, hari berwarnanya terusir begitu saja ketika seorang wanita misterius menabraknya dengan kasar di tengah kerumunan."Ups! Aku tidak sengaja," ucap wanita itu dengan nada ringan, seolah tak peduli dengan kekhawatiran Celine.
Namun, Celine merasakan sesuatu yang berbeda kali ini. Dia merasa bahwa tabir misteri menyelimuti kehadiran wanita itu. "Aku tahu kau sengaja," balas Celine tegas, mencoba menembus kedok wanita itu.
"Dengar, ya! Wanita aneh, jangan mencari perhatian kekasihku! Dia selalu memujimu cantik dari tadi, aku sudah muak!" ujar wanita itu dengan wajah kesal, seakan iri dengan pujian yang diterima Celine.
"Terima kasih, aku tahu bahwa aku cantik," seru Celine tanpa ragu, menyadari pesona dirinya yang tidak terbantahkan.
"Aku tidak memujimu!" wanita itu membantah, namun wajahnya masih jelas memperlihatkan kecemburuan yang terpendam.
Tiba-tiba, tanpa aba-aba, tangan wanita itu meluncur dengan cepat, mengambil sebotol parfum dari rak dan melemparkannya dengan kasar ke lantai. Celine sedikit kaget oleh tindakan yang begitu gegabah.
"Kau harus membayarnya," tuntut Celine dengan kesal dan heran atas sikap wanita itu.
"Apa? Untuk apa? Itu hanya parfum," balas wanita itu dengan nada sinis.
"Harganya dua belas juta," ucap Celine dengan mantap, menolak untuk mengalah dalam segala situasi.
Namun, wanita itu malah mengejek. "Jangan sok tahu! Yang tahu itu hanya pemilik Mall ini saja!"
"Sungguh? Aku tidak yakin, coba panggil pemilik Mall ini," tantang Celine, tanpa ragu menghadapi keraguan wanita itu.
"Yang benar saja, aku tidak mengenal dia siapa. Lagi pula jika dia datang kemari dia hanya akan memperumit masalah ini," balas wanita itu dengan nada menjengkelkan, seolah merasa lebih unggul dalam situasi tersebut.
Kerumunan orang semakin membesar di sekitar mereka, menonton sesi adu mulut yang menjadi tontonan di tengah hari yang seharusnya cerah. Celine merasa terperangah oleh reaksi wanita itu, namun di balik kekesalan yang meluap, dia dapat merasakan ada aura kegelisahan yang menyelubungi wanita misterius itu.
"Katakan saja kau tidak memiliki dua belas juta," desak Celine dengan tatapan tajam.
"Apa? Hei, kau tahu! Aku bahkan bisa membeli mall ini! Panggil saja pemilik mall ini, katakan padanya aku ingin membeli mall ini! Panggil dia," jawab wanita misterius dengan penuh keyakinan.
"Dia ada di sini," ucap Celine dengan tenang namun penuh ketegasan.
"Oh, benarkah? Dimana dia? Katakan padanya untuk muncul di depanku," tuntut wanita itu tanpa ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reality:1022
Roman d'amour[END] Jika anda menyukai cerita romansa yang cukup realistis, anda harus membaca cerita ini. Sinopsis : Kirana Franceline, atau yang akrab disapa Celine, baru saja kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studinya di University of Illinois, Chica...