36. ribut

743 95 6
                                    

Satu persatu tamu undangan telah berpamitan untuk pulang dari rumah gracia. Kini yang tersisa hanyalah gracia, sean, dan keluarga inti kedua nya.

Mereka sedang berdiskusi tentang pernikahan sean dan gracia di laksanakan sedangkan kedua calon sedang asik dengan dunia nya, gracia dengan fokus mendengarkan perbincangan para orang dewasa dan sean yang asik dengan mimpi nyenyak nya.

Dengkuran halus keluar dari mulut sean, membuat mereka menoleh ke arah nya.

Tak berlama lagi, ibunda sean mengambil secangkir air lalu tangannya ia celupkan dan menciptakan air itu kemuka sean.

"Kok hujan? Aku ga bawa payung nih ranger merah." Sean mengelap wajahnya. "Cuh hujan nya ga tertata banget ya." Ucap sean meludah sembarang saat air itu masuk ke mulutnya.

Gracia hanya diam menahan tawa nya, melihat calon nya tengah di semburkan air oleh sang ibunda.

Bukannya berhenti ibunda sean malah makin menambah air tersebut.

Sean terbelalak membuka matanya melotot, mengelap wajah nya kasar.

"Ah bunda, basah tau." Protes sean menatap ibunda sinis. "Liat depan kamu, lagi ngomongin nikahan kamu, malah tidur pengantin nya." Ibunda sean menaruh secangkir gelas ke atas meja. "Udah lah mam, gracia sama si Armin aja gausah sama sean." Lanjut ibunda sean berbicara kepada mama gracia.

Papa sean hanya menatap tajam ke sean, sean yang melihat tatapan papanya itu langsung beranjak dari duduknya lalu beralih ke kamar mandi, namun ia tidak tahu arah kamar mandi. Jadi gracia ikut menemani nya ke kamar mandi di kamar gracia.

"Kamu lagian tiba tiba tidur gitu sih." Ucap gracia disaat menuju kamar nya. "Capek ge, ngantuk banget." Jawab sean menoleh melihat lihat sekitar. "Kamu mau tidur dulu di kamar aku?" Gracia membuka knop pintu kamarnya menunjukan kasur yang sudah lama tak ia tempati, ia beranjak masuk.

"Emang boleh?" Tanya sean ikut masuk kedalam kamar gracia. "Tidur aja sana, nanti aku bilang." Gracia mengunci pintu kamarnya, lalu merebahkan dirinya di kasur. "Iya bilang buat batalin aja soalnya aku tidur mulu kan?" Sean memutar bola mata nya malas. "Ih jelek banget pikiran kamu, sana kalo kamu mau kamar mandi." Usir gracia, lalu sean masuk kedalam kamar mandi.

Gracia melihat sean keluar dari kamar mandi dan ingin beranjak pergi keluar dari kamarnya, dengan cepat gracia memanggil sean.

"Sean, sini." Panggil gracia menepuk nepuk sisi sebelahnya. Sean menoleh ke arah gracia lalu menghampiri nya.
"Kenapa?" Tanya sean dengan muka bingung nya. "Duduk dulu sini." Gracia menepuk nepuk tempat sebelah diri nya kembali.

Sean duduk di pinggir ranjang gracia, menatap gracia. "Kenapa sih ge??" Tanya sean. "Gapapa, aku mau pangku, aku capek. aku butuh ngecas energi sama kamu." Ucap gracia lalu menaiki tubuh sean. Sean tersenyum lalu menyenderkan dirinya ke headboard kasur gracia agar dirinya dan gracia bisa lebih nyaman.

"Kenapa sayang? Kamu kecapekan karena tadi?" Sean membelai rambut Garcia dengan lembut. Gracia mengganguk pelan dan langsung memeluk sean dengan erat.

Kecupan per kecupan sean darat kan di berbagai wajah gracia, tak lupa ia membelai rambut sang kekasih nya yang akan terlelap kedalam mimpinya.

Selang beberapa jam, adik dari gracia mengetuk pintu kamar gracia.

Tok..

Tokk...

Tokk....

"Eughhh" gracia melenguh di atas tubuh sean yang sedang menopang berat badan nya. Ia mengusap wajah sean perlahan tak ingin menggangu tidur sang kekasih.

Namun sayang, saat mendapatkan belaian di wajahnya, sang kekasih membuka matanya perlahan.

"Eh udah bangun?" Tanya sean saat matanya terbuka sempurna. "Iya, ada yang ketuk ketuk pintu soalnya." Jawabnya. Sean terkekeh melihat gracia yang sangat muka bantal terlebih lagi ada bekas air liur yang mengalir di sudut bibirnya.

"Kenapa sih!!!" Tanya gracia bingung. Tanpa berkata kata sean mengelap sudut bibir gracia lalu mengecup nya sejenak. "Ada iler tuh haha." Sean tersenyum, dan gracia langsung turun dari badan sean untuk pergi ke kamar mandi.

Sean membuka pintu kamar gracia yang di kunci itu.

"Eh ecen, kenapa? Ci ge nya lagi di kamar mandi." Tegur sean kepada adik gracia yang sudah menunggu lama di depan pintu kamar sang kakak. "Itu ci gre sama koh sean di suruh turun buat makan malam." Jawab ecen lalu menuruni anak tangga rumah nya. "Oke makasih cen." Seru sean yang dibalas oleh acungan jempol.

Sean kembali menutup pintu kamar gracia. "Kita disuruh turun ge." Kata sean. "Yuk!" Gracia menggenggam jemari sean.

........

Sudah 5 hari semenjak lamaran gracia dan sean di laksanakan, kini mereka berdua telah sampai di kosa kosan nya masing masing.

"Akhirnya pulang juga bang sean." Sapa zean yang sedang mengunyah biskuit. "Rasanya lamaran gimana bang?" Sambar oniel. Sean duduk meletakan tas nya di lantai. "Ya gitu deh deg-an apalagi pas ngobrol sama orang tua nya." Jawab sean menyenderkan tubuhnya di sofa. "Kalo kamu kapan lamaran?" Lanjut sean.

"Ini lagi sidang skripsi, paling bulan depan." Jawab oniel.

"Semangat deh ya, semoga langsung dapet kerjaan yang enak niel."

"Iya aamiin." Balas oniel. "Kalo Kak gito kapan?." Lanjut oniel menyenggol gito yang sedang tenang menonton televisi. Hal itu membuat Gito menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "masih lama kalo itu, tenang aja belum ada calon." Ucap gito menonton televisi kembali. "Itu ada Kathrin nunggu loh git." Sambung sean membuat nya tercekat.

Disaat tiga orang yang sedang membicarakan masa depan ada dua anak yang sedang ribut soal makanan.

"Do, anjing ya lu itu gua beli mahal!!!" Teriak zean memenuhi ruangan. "Bodo amatt, ini enak." Ledek aldo mengeluarkan lidah nya. "Itu takoyaki ter-enak sepanjang masa, anjing." Protes zean. "Makanya lu ga usah ke jepang, ntar gua kasih balik takoyaki lu." Bujuk aldo.

"Gua pukul ya lu do." Zean memukul bahu aldo. "lu kan masa depan marsha, zee." Ucap aldo terus menghindar dari serangan zean. "I know, tapi tunggu nanti kalo sekarang BALIKIN TAKOYAKI GUA, GUA LAPER!" Zean menekan kan suaranya. "Gamauuu blee." Aldo berlari lari sedangkan zean mengejarnya.

"Diem ga lu, dasar kampung." Tegur ollan melipat kedua tangan nya di dada. Zean dan aldo pun berhenti.

"Bocah ga bisa diem banget ya, gua laporin ke marsha sama ashel lu." Sahut oniel. "Eh jangan pakk." Sorak keduanya. "Yaudah diem. do kasih takoyaki nya ke zean, kaya anak anak kalian tuh ya. Minta maaf sekarang." Bukan oniel yang berbicara namun Sean yang berceramah panjang lebar.

"Maaf ya zean." Ucap aldo mengulurkan tangannya. "Maafin zean juga ya do." Zean membalas uluran tangan aldo. Keduanya pun berpelukan dengan hangat.

"Hahaha anjir, ini kalo dijual bakal laku rekamannya fix langsung di bikin au zeedel." Celetuk ollan saat keadaan sedang lenggang.

"Fuck, jangan di kirim anjing." Balas aldo. "Anjing gua ga bisa ngirim sih." Jawab ollan meledek ucapan aldo.

























Halo guys, how are you? Typing nya beda ya? Haha.

Maaf lama update nya, jangan lupa vote ya






kos kosan 48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang