Ikut berbaris di barisan para guru, Eve memandangi seluruh lapangan yang dipenuhi para murid dengan antusias. Hari ini adalah hari dimana seluruh murid akan saling berkompetisi menunjukkan hasil latihan selama beberapa minggu belakangan. Menemukan barisan kelasnya berada di sisi kiri lapangan, mata Eve berbinar lalu terpaku pada headband berwarna almond yang mereka kenakan. Padahal kelas lain menggunakan warna-warna yang cerah. Tapi entah bagaimana anak-anak kelasnya itu kompak memilih warna kalem seperti coklat almond tanpa voting. Beralih pandang ke langit cerah, tampaknya upacara pembukaan pagi ini akan berakhir dengan baik.
Tepat Kepala Sekolah Seki mengakhiri pidato singkatnya, dua perwakilan murid menyatakan sumpah perlombaan dan festival olahraga dinyatakan telah dimulai. Usai upacara, Eve yang berjalan santai meninggalkan lapangan merogoh kantong celana trainingnya dan membuka lipatan kertas catatan.
"Tenis, badminton, lari 200 meter serempak, ya. Aah, aku mau lihat semuanya." Eve merenung penasaran. "Haruskah kulihat yang lari dulu?"
Kembali ke lapangan, Eve yang sekalian membawa beberapa botol dingin untuk diantar ke guru komentator dan juri diam-diam curi pandang kearah barisan para peserta dan menemukan Ito diantaranya. Bergeser ke sisi penonton, Eve menemukan anak-anak lain yang tampaknya datang untuk mendukung Ito. Berhubung lari 200 meter ini juga disisipkan game sederhana, mungkin karena itu penonton di lapangan ini cukup banyak jumlahnya.
Sou tidak ada, ya? Apa dia pergi melihat lomba lain? Batinnya.
Tepat tembakan dilepaskan, para peserta berlari dan mulai saling mengejar. Awalnya perwakilan kelas 4 dengan ikat kepala berwarna ungu dan kelas 5 berwarna merah cerah berada di urutan satu dan dua. Tapi tak berselang lama kelas 3 seketika memimpin karena perwakilan kelas lainnya terfokus pada pertikaian masing-masing. Hasilnya, Ito berhasil sampai di meja kotak undian lebih dulu dan mengambil undian selagi mengatur napas. Usai membaca misi yang tertera dalam kertas, ia melirik ke sekitarnya untuk kemudian terpaku saat menemukannya di dekat tenda juri.
Melihat Ito segera berlari ke tempatnya membuat Eve tercenung. Apa ada sesuatu yang berhubungan tentangnya di dalam undian itu?
Sesampainya Ito di depan tenda, pemuda itu melambaikan tangan padanya. Eve segera mengikuti dan ikut berlari di belakang Ito menuju meja juri penilaian. Sampai di depan meja, Ito menarik pelan tangan Eve seraya menyerahkan kertas undian pada juri. Menerima kertas, juri menatap Eve yang tersentak lalu meniup peluit. "DITERIMA!!"
"PEMENANGNYA KELAS 3-3!!" Seru guru komentator semangat disusul kemudian sorak sorai heboh dari penonton.
Ito yang juga berjingkrak senang meraih tangan Eve dan mengayunkannya beberapa kali. "MAKASIH BANYAK, SENSEI!!"
Membalas dengan senyum kecil, Eve menganggukkan kepalanya. "Memang apa yang tertulis disana?"
"Manisan!"
"Ya?" Eve mengerjapkan matanya kaget.
Ito yang tersenyum semakin lebar mengulang. "Manisan!"
"Aah, begitu, ya. Baguslah." Eve tersenyum kikuk. Aku tak paham dimana korelasinya tapi baiklah, batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOKU || SouEve
Короткий рассказ⭐Utaite Fanfiction ⭐ Satu-satunya harapan Eve setelah berdamai dengan dirinya di masa lalu adalah "perubahan". Hanya saja, sudah terlambat baginya untuk menyadari bahwa Sou adalah eksistensi yang dapat memporak-porandakan seluruh perubahan dalam hid...