24

41 6 31
                                    

Sou menghela napas untuk kesekian kalinya. Matanya menatap datar pada Wolpis yang sejak tadi menarik-narik lengan seragamnya dengan antusias berlebihan. Sebenarnya, Sou sudah lelah mengikuti kemauan temannya yang satu ini. Wolpis tak henti-hentinya menyeret Sou kesana-kemari untuk mengambil foto di berbagai spot menarik di sekitar resort.


"Ayolah Sou! Sunset-nya akan segera mulai! Ini yang terakhir, deh, oke? Pokoknya aku harus dapat foto sunset!" Wolpis berseru sambil terus menarik lengan Sou menuju pesisir pantai. Tak lama berselang, Ivudot muncul dan berlari dengan semangat, diikuti Nico yang mengejar tak kalah semangatnya seolah dua anak itu tidak sadar saat melewati Sou dan Wolpis


"WAAH! LIHAT SUNSET-NYA! EPIK GILAAA!!" teriak Ivudot dari kejauhan. Nico yang menyusul di belakangnya ikut berdecak kagum, "BENAR-BENAR DEKAT! PEMANDANGANNYA LUAR BIASA!"


"Ah ... sudah kuduga mereka juga akan kemari," keluh Sou.


"Namanya ke pantai, kan, belum lengkap kalau tidak melihat sunset!" imbuh Wolpis.


Di belakang Sou dan Wolpis, Ito dan Hans berjalan beriringan dengan langkah santai. Keduanya tampak terpesona melihat gradasi jingga keemasan yang mulai menghiasi langit sore.


"Indah ya," komentar Ito dengan senyum hangat. Hans mengangguk setuju, matanya tak lepas dari pemandangan matahari yang perlahan turun di ufuk barat.


"Kenapa lagak kalian kayak lagi bulan madu? Bikin merinding saja," celetuk Sou.


Hans melirik tajam. "Omong kosong menjijikkan macam apa itu?"


"Hey! Ayo kesana juga! Mataharinya pasti bakal bagus kalau di foto dari dekat!" ajak Wolpis.


"Kau saja sana! Aku sudah capek!" gerutu Sou.


"Cih! Gak asik! Ya sudah, aku susul Ivu saja!"


Wolpis akhirnya melepaskan lengan Sou berlari mengejar Ivudot dan Nico. Sou yang akhirnya terbebas dari tarikan Wolpis mengambil kesempatan untuk menghela napas lega. Namun ketika hendak melangkah mengikuti yang lain, matanya tak sengaja menangkap bangunan resort di kejauhan. Pikirannya langsung terarah pada Eve yang sejak siang belum terlihat keluar kamar.


"Kenapa tidak jemput saja?" tanya Ito, seolah pemuda itu dapat membaca pikirannya.


Jelas tidak mau mengaku, Sou bertanya balik. "Siapa yang menjemput siapa?"


"Tuan Putri?" jawab Ito di sela tawa kecilnya.


"Kalau begitu, aku saja yang jemput." Hans yang berbalik dengan suka rela tiba-tiba tertegun. "Lho, panjang umur."


Sou melihat tiga sosok berjalan mendekat ke arah pantai. Di antara mereka, Mafu, berjalan berdampingan dengan Soraru. Di belakang keduanya, Eve mengikuti dengan langkah ringan.


"Urata-sensei gak ikut? Mencurigakan," gumam Hans.


YOKU  ||  SouEveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang