Sinar matahari menembus kaca-kaca tinggi aula serbaguna Sekolah Putri, menciptakan berkas-berkas cahaya keemasan yang menyusup di antara tirai putih transparan yang melambai lembut tertiup angin dari pendingin ruangan. Aula yang biasanya tampak sederhana kini berubah total menjadi ruangan megah dengan sentuhan elegansi yang menakjubkan. Rangkaian bunga lily putih dan mawar emas menghiasi setiap pilar, sementara lampu kristal yang digantung khusus untuk acara ini memantulkan cahaya yang berkilauan ke seluruh penjuru ruangan.
Banner besar bertuliskan "Selamat Ulang Tahun ke-52 Yayasan Shirayuki" terpampang anggun di atas panggung, dihiasi dengan rangkaian lampu LED kecil yang berkedip lembut, menciptakan atmosfer mewah namun tetap hangat. Kursi-kursi yang ditata rapi dilapisi kain putih dengan pita emas, memberikan kesan mewah pada setiap detail acara.
Aroma manis vanilla dari pengharum ruangan bercampur dengan wangi bunga segar menciptakan ambiente yang menenangkan. Dengung percakapan pelan para tamu yang baru memasuki ruangan berpadu dengan alunan musik klasik instrumental yang dimainkan oleh quartet biola dari siswi-siswi pilihan, menciptakan atmosfer yang sempurna untuk pembukaan acara.
Seorang guru dengan nametag 'Yukimura' dengan blazer cream elegant dan rambut hitam yang disanggul rapi, melangkah ke podium dengan anggun. Sepatunya yang berhak rendah mengetuk lantai marmer dengan irama yang teratur, menciptakan suara yang bergema lembut di aula yang kini mulai hening. Di usianya yang menginjak 55 tahun, ia masih memancarkan aura keibuan yang menenangkan sekaligus berwibawa.
"Lima puluh dua tahun bukanlah waktu yang singkat," suaranya yang jernih mengalun di udara, diperkuat oleh sistem audio yang sempurna. "Yayasan Shirayuki telah melalui berbagai tantangan dan perubahan, namun nilai-nilai luhur yang ditanamkan oleh para pendiri tetap terjaga hingga hari ini. Seperti bunga shirayuki yang tetap mekar di tengah musim dingin, demikian pula semangat kami untuk terus memberikan pendidikan terbaik tidak pernah padam."
Para hadirin mendengarkan dengan khidmat. Di deretan depan, beberapa guru senior tampak mengangguk setuju, sementara di bagian tengah, para wali murid mencatat menyimak pidato tersebut. Bahkan para siswa yang biasanya gelisah pun duduk dengan tenang, terpukau oleh cara Yukimura-sensei membawakan pidatonya.
Setelah pidato itu, Shirayuki Masashi, sang ketua yayasan, bangkit dari kursinya dengan bantuan tongkat kayu berukir di tangannya. Meski usianya sudah 83 tahun, posturnya masih tegap dan matanya masih memancarkan semangat yang membara. Kimono formal hitamnya yang dihiasi dengan motif tradisional tampak serasi dengan hakama abu-abu yang ia kenakan, mencerminkan kewibawaannya sebagai pemimpin yayasan.
"Di usia Yayasan yang ke-52 ini," suaranya yang dalam dan berwibawa memenuhi ruangan, "saya melihat hal yang sama seperti yang saya lihat ketika pertama kali mendirikan sekolah ini - tekad dan semangat untuk memberikan pendidikan terbaik bagi generasi penerus bangsa!"
Tepat setelah kata-kata itu, confetti emas dan putih meluncur dari langit-langit, menciptakan hujan kertas metalik yang berkilauan tertimpa cahaya. Suara tepuk tangan membahana memenuhi ruangan, berpadu dengan seruan gembira para siswa yang terkesima dengan efek kejutan tersebut.
Di tengah keramaian itu, di barisan tengah aula, Mafu duduk dengan setelan cardigan abu-abu modern yang kontras dengan rambut putihnya yang ditata rapi. Ia mengetuk-ngetukkan jari ke lengan kursi mengikuti irama musik latar yang mengalun lembut, sesekali merapikan ujung lengan cardigannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOKU || SouEve
Short Story⭐Utaite Fanfiction ⭐ Satu-satunya harapan Eve setelah berdamai dengan dirinya di masa lalu adalah "perubahan". Hanya saja, sudah terlambat baginya untuk menyadari bahwa Sou adalah eksistensi yang dapat memporak-porandakan seluruh perubahan dalam hid...