Di kejauhan, langit mulai berubah jingga dan merah muda menghiasi cakrawala. Bayangan-bayangan memanjang, menciptakan siluet gedung sekolah yang megah di atas aspal. Pohon-pohon di sepanjang jalan seolah berbisik lembut melagukan ketenangan dari daun-daun yang bergesekan. Akan tetapi, ketenangan itu tidak sampai pada Sou yang kini tidak bisa menahan gugupnya karena Eve yang berjalan dengan tenang di sampingnya. Entah bagaimana, mereka jadi pulang bersama dan hanya berjalan berdua saja. Kalau bukan karena Ito yang tak jelas itu tiba-tiba mengajak teman-temannya ke arcade, Sou pasti tidak akan segugup ini. Padahal biasanya dia pulang bersama teman-temannya, tapi mereka malah membelot ke sisi Ito begitu saja.
Si brengsek Ito itu pasti merencanakan sesuatu. Aku yakin dia pasti merencanakan sesuatu! Dumel Sou dalam hati.
“Kalau diingat-ingat, ini yang kedua kalinya, ya? Atau yang ketiga?” tanya Eve tiba-tiba.
Cepat-cepat mengatur ekspresi di wajahnya, Sou berhasil membalas dengan intonasi tenang. “Tentang apa?”
“Pulang bersama seperti ini. Oh, atau mungkin ini yang kedua kali. Yang pertama adalah saat kamu membantuku keluar dari gedung lama.”
Gedung lama? Sou mengerutkan dahinya. Tidak menemukan ingatan apapun yang membekas terkait gedung lama.
“Itu cukup memalukan, tapi aku benar-benar berterima kasih padamu. Karena mungkin saja aku baru akan ditemukan saat uji nyali berlangsung.”
“Hmm ... benar juga, ya,” balas Sou. Memangnya aku ngapain saat itu? Kenapa aku bisa lupa, ya?
“Walau mungkin Mafu sudah mendapat telepon dari Shoose-san, tapi tetap saja aku merasa harus bicara secara langsung juga dengannya. Bagaimanapun aku adalah wali kelasmu.”
“Jadi kamu ikut denganku karena mau sekalian datang, ya.”
“Ta-tapi kalau tidak merepotkan ... apa kamu mau ke rumahku dulu?”
Kedua kaki Sou seolah dipaku ke tanah. Pertanyaan sederhana itu dengan mudahnya memicu degup jantung Sou berpacu lebih cepat dari biasanya. “Kemana katamu?”
Sou yang selama ini dikenal sebagai yang tidak tertandingi, untuk pertama kalinya merasa tidak sanggup untuk menghadapi tantangan yang dihadapkan padanya. Atau apa mungkin bukan dirinya yang tidak tertandingi, tapi dirinya yang tak lagi sanggup menghadapi guru kecil ini?
Untuk beberapa alasan, Sou tidak ingat bagaimana dia bisa tiba di depan pintu apartemen yang belum pernah dia datangi sekalipun. Terlebih, dengan Eve yang sedang berusaha untuk mencari kunci dengan merogoh lengan kardigannya membuat Sou tidak tahu harus melihat kemana. Apakah dia harus melihat kedua bahu kecil yang bergerak-gerak mencari kunci atau rambut almond yang bergoyang-goyang karena kepala Eve yang ikut melongok meski tangannya sudah sibuk mencari kunci, Sou sudah tidak tahu lagi mengapa dia bahkan tidak bisa melihatnya.
Aku tahu dia memang terlihat lucu, tapi sekarang dia benar-benar sangat manis, batin Sou sembari menahan rasa gemasnya.
"Akhirnya!" berhasil menemukan kunci yang dicari, Eve segera memutar kunci dan membuka pintu lebar-lebar. “Ayo, Sou!”
Dengan ragu-ragu, Sou melangkah masuk untuk kemudian terpaku di ambang pintu dengan kedua mata membelalak. Aroma manis yang menguar dari seisi rumah memenuhi indra penciumannya, seolah-olah dia baru saja melangkah ke dalam toko kue. Aroma itu begitu khas Eve—manis, hangat, dan menenangkan.
Sial, tenangkan dirimu, Aikawa Sou! Jerit Sou dalam hati sembari berusaha menguatkan hati dan menutup pintu rapat-rapat.
Sou yang akhirnya berhasil menenangkan diri secara kebetulan melihat sesuatu yang menggantung di dekat pintu. Sebuah keranjang anyaman yang tampak usang namun terawat dengan baik. Apa yang membuatnya terkejut bukanlah keranjang itu sendiri, melainkan isinya. Berbagai macam jajanan mencuat dari dalam keranjang—permen, cokelat, biskuit, dan camilan lainnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/332592867-288-k163561.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YOKU || SouEve
Fanfic⭐Utaite Fanfiction ⭐ Satu-satunya harapan Eve setelah berdamai dengan dirinya di masa lalu adalah "perubahan". Hanya saja, sudah terlambat baginya untuk menyadari bahwa Sou adalah eksistensi yang dapat memporak-porandakan seluruh perubahan dalam hid...