17+ ( adult conversation ) !!~~~
Seharian penuh rasanya Kalana dipenuhi oleh banyak kejutan, mulai dari menerima pesan Ceilo ketika laki-laki itu mengatakan membawa Keisya ke apartmentnya, tiba-tiba menjajal kuliner malam bersama Adam, sempat singgah sebentar ke rumah lamanya dan sekarang Kalana tengah berada dikamar hotel bersama Ceilo.
Beberapa jam lalu Ceilo adalah orang yang paling menyakiti Kalana dan sekarang lelaki itu malah memeluknya posesif didalam tidurnya. Kalana masih terjaga, matanya kesulitan untuk terpejam karena pikirannya terlalu berkecamuk.
Ingin rasanya kalimat putus terucap dari mulut Kalana saat ini juga, namun ketika ia ingin mengatakannya maka lidanya tiba-tiba terasa kelu.
Pelukan Ceilo terlampau hangat hingga membuat syaraf-syaraf Kalana melemah, pelukan Ceilo terlalu menenangkan hingga Kalana lupa beberapa jam lalu kekasihnya itu sedang bersama perempuan lain.
Kalana memang perempuan yang sangat bodoh, terlalu plin-plan, seolah tak memiliki pendirian, lemah terhadap Ceilo dan dibutakan rasa cinta. Tapi bukankah itu semua menunjukan bahwa Kalana memanglah hanya manusia biasa, setidaknya satu kali dalam hidup, siapapun pernah begitu bodoh dan terbutakan oleh cinta.
Cinta itu membahagiakan, namun juga sepaket dengan rasa sakit. Luka yang dihasilkan dari rasa cinta itulah yang menguatkan seseorang, Kalana sekarang memang menangis tapi anehnya sebanyak apapun tangisnya pada akhirnya Kalana mampu menahan rasa sakitnya.
•••
Kecupan ringan pada lekuk leher Kalana membangunkannya, tanpa banyak berpikir pun Kalana tahu siapa yang melakukannya.
"Hei, udah bangun?" Suara serak khas bangun tidur yang terucap oleh Ceilo membuat Kalana menoleh, Kalana mengerjap kecil, menyesuaikan cahaya yang masuk ke iris matanya.
Pemandangan pagi kali ini sedikit mengingatkan Kalana ketika ia dan Ceilo berada di Bali, hanya saat di Bali lah mereka tidur dengan sangat nyenyak, saling memeluk untuk berbagi kehangatan dan Kalana yang terbangun sembari menatap senyum Ceilo dari jarak dekat.
Satu tangan Ceilo masih menjadi bantal Kalana, sebenarnya cukup membuat Ceilo penat namun lelaki itu membiarkannya. Dan tangan yang lainnya merapikan rambut Kalana yang sedikit berantakan saat tertidur.
Wajah Kalana yang mengerjap lucu dipagi hari seperti inilah yang sering membuat hati Ceilo getir, yang membuat Ceilo hampir melupakan bahwa gadis ini harus ia sakiti. Bukan hanya Kalana yang bodoh, bukan hanya Kalana yang lemah, sesungguhnya Ceilo juga selemah itu ketika Kalana berada dalam rengkuhannya.
"Jam berapa?" tanya Kalana dan mencoba menjauh dari rengkuhan Ceilo namun Ceilo segera menahannya.
"Hampir jam 7," Ceilo kembali merengkuh pinggang Kalana dengan posesif ketika menjawab pertanyaan kekasihnya.
"Ilo, aku hari ini ada kuliah." Kalana yang berujar menatap langsung pada kedua iris cokelat Ceilo, menikmati tatapan lembut Ceilo yang tak bisa ia nikmati setiap hari.
"Iya gue tau, jam 11 kan? Masih ada waktu, gue udah nyuruh orang buat beliin baju lo dan nganter kesini. Nanti kita ke kampus langsung dari sini aja." Ujar Ceilo sembari mengusap halus bagian pinggang Kalana.
"Kamu udah sober emangnya? Udah bisa nyetir?" Kalana hanya ingin memastikan, takutnya Ceilo masih dibawah pengaruh alkohol.
"Udah lumayan kok Lan. Gue nyuruh orang juga beliin obat pengar sekalian pil buat lo."
"Pil buat aku?" Kalana sedikit tercengang, kurang mengerti apa yang dimaksud pil oleh Ceilo.
"Pil pencegah kehamilan Lan. Selama kita di Bali gue selalu ngeluarin didalam kalau lo inget. Ini pun gue telat ngasihnya, seharusnya langsung besok harinya abis kita having sex."

KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Star (Complete)
Roman d'amourSeperti bintang di langit, Kalanaya tau bahwa Ceilo tidak akan pernah bisa ia gapai karena letak mereka sangat berjauhan dan penuh perbedaan. Hingga suatu hari Ceilo tiba-tiba saja meminta nya menjadi kekasih nya. Kalana bingung karena ia sadar diri...