Kisah tentang keluarga Tengku Mustapha yang tinggal di sebuah Negara Espania. Mempunyai seorang puteri tunggal bernama Tengku Lily Camelia, yang nakal dan suka menciptakan keributan dengan selalu melarikan diri dari Istana Seri Aura.
Tengku Lily Cam...
Setelah menghantar Tuan Hulk, dia pulang ke Istana Andora. Tidak terasa seperti kebiasaannya ketika pria itu ada disisinya. Dia berjalan-jalan di sekitar kawasan istana itu dengan ditemani oleh Tuan Rafiq, bodyguard yang menggantikan tempat Tuan Hulk.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pasti pria itu sedang berseronok di kampung halaman bersama keluarganya.
"Hurm.."
Sementara itu, setelah hampir 2 jam berada didalam bas, akhirnya dia tiba di kampung halamannya di Daerah Dome. Dia tersenyum saat melihat banyak perubahan yang telah terjadi di kampungnya itu. Tanpa membuang masa lagi, dia terus berlari pulang untuk menemui ibu dan adiknya.
Dari kejauhan, dia melihat sosok tubuh adiknya yang sedang mengangkat kain di jemuran, dia tersenyum nakal. Dengan perlahan-lahan dia berjalan menghampiri, lalu dia pun menyergah adiknya itu.
"Arghhh!."
"ARGHHH! IBU!." Adiknya menjerit sambil menutup kedua belah mata, membuatkan dia ketawa geli hati. Adiknya terus membuka matanya lalu berpaling ke arah suara ketawa itu dan dia pun menjerit lagi.
"Abang Umar!." Jerit adiknya lalu memeluk tubuhnya bersama-sama dengan kain jemuran yang diangkatnya sebentar tadi.
"Amar.." Dia membalas pelukan adiknya itu.
"Ibu! Ibu! Abang Umar pulang!." Jerit adiknya dengan gembira. Tuan Hulk tersenyum melihat reaksi adiknya itu. Tidak lama kemudian, seorang wanita dalam lingkungan 60an keluar daripada pintu rumah tersebut.
"Umar?." Panggil wanita itu.
Tuan Hulk tersenyum saat mendengar suara yang sangat dirinduinya selama ini.
"Ibu.." Dia menghampiri wanita tersebut.
"Umar Aqief... Anak ibu." Mereka berbalas pelukan yang erat.
"Ibu sihat?."
"Alhamdulillah ibu sihat. Umar sihat?."
"Alhamdulillah Umar juga sihat. Bagaimana dengan kaki ibu?."
"Semakin membaik. Adik kamu yang selalu mengurut kaki ibu ni." Adiknya yang sedang berdiri di sebelah ibunya tersenyum lebar dengan wajah yang bangga.
Tuan Hulk mengusap lembut kepala adiknya itu.
"Baguslah. Abang mengharapkan kamu untuk menjaga ibu."
"Mestilah, Abang Umar!." Mereka berbalas senyuman.
