Happy Reading !
Sesampainya Rein dirumah, ia langsung saja memasukkan sepeda motor kedalam bagasi, tidak lupa untuk menutup bagasi kembali.
Rein pun mengganti pakaian terlebih dahulu menggunakan kaos tanpa lengan dan short pants. Rein juga menyalakan pendingin ruangan, karena sat ini Rein sangat merasa merasa gerah sekali.
"Astaga, gue lupa mau ngambil bakso aci ke mbak Ayu." Monolog nya sambil menepuk jidat pelan.
Dengan Cepat Rein mengecek handphone, untuk menghubungi Ayu. Ternyata ada pesan masuk dari yang tidak ia sadari.
Mb Ayuu owner boci
| Re, boci instan ny ud ready, bisa di ambil
10.15
Iya mbak, aku ambil sekarang|
Mbak Ayu dirumah kan?|
14.05
"Mager banget aaaaaaa, andai punya pacar bakal gue pergunain buat nganter sana sini serius dah, mana panas banget lagi." Gerutu Rein, lalu menuju bagasi untuk mengeluarkan kendaraan lagi.
"Apa gue make mobil aja kali ya? tapi nanti males ngembaliin lagi ke bagasi, mana belum gue panasin tadi."
"Bodo amat dah gue parkir di halaman aja deh nanti, dari pada kulit gue gosong." Monolog Rein. Andai kalau ada orang tau, pasti sudah mengira Rein seperti orang gila, berbicara seorang diri sedari tadi.
Tanpa berpikir panjang, ia langsung mengeluarkan mobil berwarna hitam milik mendiang ayah nya yang jarang sekali ia pakai. Apalagi jarak yang akan Rein tempuh bisa dibilang lumayan jauh.
Rein juga sangat malas jika harus berganti pakaian panjang untuk menutupi kulit nya agar tidak terpapar sinar matahari. Meskipun Rein sudah memakai Sunscreen untuk melindungi kulit nya.
Rein melajukan mobilnya dengan kecepatan normal. Sambil mendengarkan album musik kesukaan nya, Little mix. Sangat tenang sekali jika dia berkendara seorang diri.
Meskipun terkadang Rein merasa kesepian karena tidak ada teman mengobrol. Tapi Rein sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Karena alasan ini lah, ia sering bergonta-ganti pasangan. Rein hanya merasa kesepian.
Bahkan kakak nya yang sekarang menjadi bule Kanada itu, jarang sekali mengirimi ia pesan. Entahlah Sesibuk apa Marko disana.
Rein juga memaklumi nya, karena Rein sendiri pun sekarang bisa dibilang sibuk sekali. Mengatur waktu untuk bekerja dan belajar. Walaupun Marko tidak pernah telat untuk mentransfer kan uang kepada Rein.
Rein setiap hari berdoa, semoga Marko diberikan kesehatan dan kebahagiaan disana. Rein terkadang sangat merindukannya. Hanya Marko, keluarga satu-satunya yang ia miliki sekarang.
Sesampainya di rumah Ayu, Langsung saja Rein menekan bel di dekat pintu. Tidak lama kemudian Ayu keluar sambil membawa dua tumpukan kardus berukuran sedang, Rein tebak isinya adalah bakso aci instan pesanannya.
"Sini mbak, aku bantuin bawa." Tawar Rein lalu mengambil alih satu kerdus yang dibawa oleh Ayu.
"Bentar aku bukain bagasi mobil nya, taruh bawah dulu aja mbak."
"Gak ada angin gak ada hujan, tumben kamu bawa mobil Re?" Tanya Ayu sambil memasukkan kardus kedalam bagasi mobil.
"Gak ada angin gak ada hujan, tapi ada panas mbak, makanya bawa mobil hehehehehe." Jelas nya sambil terkekeh.
