Happy Reading!
Suara kicauan burung terdengar nyaring. Sedikit mengganggu Rein dari tidur nyenyak nya. Mengingat Kemarin, dia begadang menghabiskan Sabtu malam Minggu untuk maraton drakor di kamar.
Alih-alih keluar seperti remaja lain nya, berkencan di malam minggu, Night ride bersama pujaan hati. Atau menghabiskan sabtu malam minggu nya untuk quality time bersama kekasih.
Sungguh malang nasib Rein, baru saja menjalin hubungan dengan kating di fakultasnya. Bahkan tidak ada seminggu. Malah Rein harus memutuskan hubungan dengan kating nya itu. Karena Rein memergoki kekasih nya berkencan dengan perempuan lain, yang katanya sahabat dari kecil nya itu.
Kringg Kringg Kringg
Hanya bunyi alarm yang sekarang menjadi acuan Rein untuk bangun dari tidur nya. Untung saja, Rein tipikal orang yang gampang untuk dibangunkan.
Sensitif dengan bunyi masuk ke pendengaran nya ketika tidur, bisa membuat ia langsung terbangun detik itu juga.
Mengerjapkan mata secara perlahan dan melirik jam digital berwarna biru pemberian mendiang ibunya. Membuat nya ingin melanjutkan tidur nya saja, namun ia urungkan niat itu, mengingat jadwal mata kuliah jam delapan pagi.
"Kalau bukan matkul nya pak Arif, gue lanjutin tidur sampe setengah delapan dah." Monolog nya, sambil meregangkan tubuh.
Dengan cepat ia merapikan tempat tidur nya, ia sangat risih jika melihat dalam rumah nya berantakan. Sangat membuat kepala pusing ketika melihat nya.
Apalagi disaat ia dikejar deadline lalu melihat keadaan rumah nya yang berantakan. Rasanya, ia ingin sekali meminjam tongkat ajaib milik peri Cinderella dan menyulap semuanya agar terselesaikan secara instan.
Yap, selama tujuh tahun ini, ia tinggal di rumah sederhana milik mendiang orang tua nya. Bersama dengan Marko, kakak laki-laki nya yang sekarang memutuskan untuk tinggal ke Canada, menetap disana dan melanjutkan bisnis perusahaan orang tua nya. Sekarang, Rein sendirian, melanjutkan kuliah nya yang menginjak semester tiga.
Rein juga setiap bulan di transfer Marko, untuk biaya kuliah dan makan, selebih nya ia berusaha mencari pekerjaan sampingan, dengan memanfaatkan sosial media yang ia miliki. Seperti menjadi Reseller produk makanan instan.
Sebenarnya, Uang yang di beri oleh Marko sangat cukup sekali, bahkan bisa dibilang lebih. Tapi Rein tidak mau terus-menerus bergantung pada kakak nya itu. Ia harus bisa belajar hidup mandiri. Jika ada uang sisa dari kakaknya, akan ia tabung untuk keperluan yang akan datang.
Setelah itu, Rein mengambil sapu untuk membersihkan rumah nya. Tidak lupa untuk memutar musik yang berjudul Love me like u - Little mix. Akhir-akhir ini ia sangat menggemari Album Little mix, tentunya ia juga menghafalkan lirik lagu, agar ia bisa menyanyi mengikuti lirik lagu.
Rein juga harus menyapu halaman rumah yang terkadang ada daun-daun pohon yang berjatuhan. Halaman rumahnya sangat asri, mengingat mendiang ibunya sangat suka berkebun dan menanam bunga.
Ia juga memiliki kebun di belakang rumah, yang dulunya di tanami bermacam-macam sayuran. Namun sekarang, menjadi gersang karena ia sendiri kurang bisa merawat tanaman. Berbeda dengan Marko, kakak nya ini sangat suka berkebun seperti ibu nya. Jadi, Rein hanya bisa merawat pohon-pohon dan bunga di depan rumahnya.
"Pagi kak ye, mau ngambil bakso aci." Suara Jeca, yang nyaring, mampu mengagetkan dirinya.
"Astaga Jeca, bikin kaget aja." Ucap nya sambil mengelus dada.
"Hehe, maafin ya kak yeye, dari orok suaranya emang selalu semangat gini." Ringis Jeca, lalu berjalan menuju kursi dekat pohon mangga untuk duduk disana.
