05. Nothing bad

5 4 0
                                    

     Happy Reading !!










Rein pun berniat untuk pamit terlebih dahulu ketika Jessica mau beranjak dari tempat duduknya. Jujur, Rein menghindari pertemuan dengan Biru. Entahlah, saat melihat wajah Biru, Rein menjadi emosional dan sensitif. Teringat nama lelaki tersebut.

"Kalau gitu Rein pamit ya bunda, biar bunda bisa istirahat juga." Ucap Rein lalu menyalami tangan Jessica.

"Buru-buru banget Re, masih jam segini, gak mau nginep disini aja?" Tawar Jessica.

"Mumpung masih jam segini juga bund, aku jadi berani buat pulang hehhehe, mobil ku tadi juga belum aku masukin ke bagasi soalnya bund."

Memang jalanan di area komplek nya sepi sekali, walau masih pukul delapan malam, seperti sekarang ini. Sejujurnya Rein agak sedikit takut.

Tinggal dirumah sendirian selama bertahun-tahun masih belum membuat Rein menjadi seseorang yang berani akan hal-hal berbau mistis.

"Kalau gitu kamu tunggu disini dulu biar nanti di anter Biru ke rumah, sekalian nanti minta tolong dia buat masukin mobil kamu." Tawar Jessica yang jelas sekali akan Rein tolak secara halus.

Rein sungguh ingin menghindari Biru. Walaupun menurut Rein, tawaran Jessica adalah tawaran emas. Rein sangat enggan jika nanti berkomunikasi dengan Biru, pasti sangat canggung.

"Nggak usah bund serius nggak apa-apa, Rein kemarin udah belajar masukin mobil ke bagasi kok bund, nanti kalau nggak bisa biar Rein parkir di halaman rumah aja bun." Jelas Rein meyakinkan Jessica.

"Malah berbahaya kalau kamu nge parkir nya di halaman, rawan pencuri Re, udah gapapa lagian biar Biru sesekali keluar kamar, dari kemarin di kamar mulu soalnya, tunggu bentar disini."

Rein rasanya ingin langsung pulang saja sekarang. Tapi Rein masih mempunyai attitude yang baik, kurang sopan pergi tanpa pamit kepada orang yang lebih tua.

Untuk itu Rein sekarang hanya bisa pasrah dan berdoa supaya nanti Rein tidak canggung ketika bersama Biru.

Tidak lama Jessica datang dengan Biru yang hanya kaos putih oblong dan celana selutut. Sempat Eye contact dengan Rein.

Hanya sebentar saja, Karena Rein langsung mengalihkan pandangan nya kearah lain.

"Ru, kalau udah nanti kamu kesini lagi ya, tolong temenin Rein pulang." Biru merespon permintaan Jessica dengan anggukan singkat.

'Respon nya kok kaya gak ikhlas ya'  Lagi-lagi Rein membatin.

"Yaudah nanti langsung sama Biru aja ya Re, hati-hati udah malem juga, Biru gak bakal macem-macem kok orang nya Re, kalau macem-macem tendang aja masa depan nya."

"Hahahahaha, siapp bundaa." Rein tertawa pelan mendengar ucapan Jessica.

Ada-ada saja pikirnya, lagi pula Rein juga bisa melihat seperti nya, Biru ini tipe-tipe lelaki green flag. Tapi Rein juga tidak tahu lagi, baru melihat dari cover nya saja.

Semoga saja dalam nya juga seperti itu. Rein baru sadar apa yang ia pikirkan ia langsung menepis pikiran nya tentang Biru. Bisa di katakan lagi, Rein sangat enggan.

Tidak lama kemudian, Rein sadar akan kehadiran Biru yang sedang menuruni tangga. Terlihat Biru menggunakan hoodie untuk melapisi kaos putih yang ia pakai tadi.

Rein melirik kearah kunci mobil yang di bawa oleh Biru. Seperti nya Biru belum mengetahui kalau jarak rumah Rein dengan Jessica hanya beberapa rumah saja.

Artha BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang