18. Cause of you

3 1 0
                                    

Happy Reading all


Sepulang dari kediaman Jessica, akhirnya Rein bisa merebahkan tubuhnya di pulau kapuk sambil memikirkan beberapa hal yang membuat dirinya seperti dibawa terbang menuju langit dan melayang bebas.

"AAAAAAAAAA I HATE YOU KAKKKK BIRUU." Teriak Rein meluapkan rasa  senang dan malu yang sedari tadi ia pendam.

Rasanya Rein sekarang benar-benar sudah gila. Bagaimana bisa, orang seperti Biru mengatakan hal gila seperti itu.

Membuat Rein benar-benar ingin sekali berteriak memberi tahu ke seluruh dunia kalau secara tidak langsung Biru mengatakan ingin mendekati nya.

"Kenapa pake izin segala sih? langsung aja kali, trabas, cintai gue secara ugal-ugalan kakkkkkk." Pekik nya sambil mengayunkan kedua kaki nya hingga menimbulkan suara dentuman dari tempat tidur.

"Mbak Ayu dan Lana harus tau ini, fiks, bakal gue buktiin kalau kali ini gue gak bakalan jadi second choice tai lagi." Monolog nya sambil tersenyum-senyum membayangkan hal-hal manis yang Biru lakukan tadi.

Rein menyadari, bahwa dirinya bisa berbaur lagi, tentang apa yang berhubungan dengan Biru. Tapi kali ini berbeda, bukan objek ataupun warna, kali ini tentang manusia dan nama yang dimilikinya.

Mungkin kali ini tuhan memang memberi Rein kesempatan, untuk tidak terlalu membenci dengan kata Biru.

Dengan dihadirkan nya seseorang yang dua hari baru Rein kenal. Dan membuat Rein merasa, bisa bangkit untuk melawan rasa kesedihan maupun memori menyakitkan tentang semua yang berhubungan dengan kata Biru. Entah itu Langit ataupun laut atau bahkan manusia.

Ting tong

"Pasti Lana nih." Tebak nya, lalu berlari keluar kamar untuk membuka gerbang rumah nya, sambil tersenyum. Sungguh, Rein sekarang sangat good mood sekali.

Rein sedikit terkejut ketika melihat seorang seseorang memakai masker berwarna hitam sambil memakai topi. Rein sedikit merasa takut. Pasalnya Rein sekarang tidak membawa alat untuk melindungi dirinya.

"Nyari siapa ya?" Tanya Rein dengan memberanikan dirinya.

"Gue chenle kak, mau ngambil barang nya kak Lana." Jawabnya sambil membuka masker yang di pakainya.

"Ohh Chenle, gue kira siapa gila, lah ngapain barang nya Lana di ambil, kemana dia?" Rein menghela nafas lega.

Untung saja bukan orang asing yang mau menyerang nya. Memang Rein merasa waspada mengingat sekarang larut malam.

Rein mempersilahkan Chenle masuk kerumahnya. Chenle sendiri adalah adik Lana. Rein juga sangat akrab dengan Chenle ini.

Karena terkadang jika Rein bermain ke rumah Lana, Chenle akan meminta bantuan Rein untuk mengajari pelajaran matematika.

Tentu Rein dengan senang hati membantunya. Mengingat Rein adalah tipikal orang yang suka sekali berbagi ilmu, dan belajar.

"Sebenernya dia kabur kak, terus tadi ketemu di mall wkwkwk, terus di seret paksa tuh sama bodyguard nya daddy." Jelas Chenle yang membuat Rein semakin kebingungan.

"Kabur gimana si? orang dia aja ke rumah gue, katanya Lana kalian keluar negeri gitu, makanya dia mau nginep disini seminggu." Ujar Rein lalu duduk di sofa ruang tamu bersama dengan Chenle.

"Ngibul dia mah, jadi gini sore itu mau ada acara makan keluarga kak, terus gue sama Lana emang awal nya di kasih tau sama dady kalau Lana mau dijodohin, terus Lana nekat kabur deh, emang aneh-aneh aja heran." Jelas Chenle lalu menyalakan televisi.

Artha BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang