11. Self reward

7 4 0
                                    

Happy Reading










Setelah selesai menunggu pesanan mereka berdua. Akhirnya Rein menemani Biru ke swalayan terlebih dahulu. Karena Rein sudah menitipkan martabak nya kepada Biru.

Bisa saja jika Rein memberikan langsung pada Cipto, tapi Rein sendiri tidak tau, kapan pasti Cipto akan pulang ke rumah Johnny.

Rein agak kesusahan untuk naik ke atas jok belakang sepeda motor sport yang dibawa oleh Biru. Rein harus memegang pundak Biru sebagai tumpuannya.

Biru sempat kesal melihat Rein yang memegang pundaknya diperjalanan agar tidak jatuh. Biru merasa seperti tukang ojek saja.

"Pegangan di perut gue Rein." tawar Biru yang tentunya di tolak mentah-mentah oleh Rein.

"Ogah sudi, mending gue gak pegangan." Sarkas Rein.

"Kalau jatuh gue gak mau tanggung jawab." Peringat Biru.

"Ya makanya pelan-pelan." Protes Rein.

Dengan sengaja Biru melajukan motornya tiba-tiba untuk menjahili Rein. Dan tentunya di hadiahi cubitan kecil oleh Rein.

Biru meringis kesakitan dibuatnya, karena cubitan Rein yang sangat kecil, dan sakit tentunya. Salah siapa mencari gara-gara dengan Rein, pikirnya.

"Sakit gila, pasti memar nih." Keluh Biru sambil mengusap pelan punggungnya yang habis di cubit oleh Rein.

"Cubit dikit aja memar, Alay."

Mereka berdua akhirnya sampai ke swalayan. Rein turun dari sepeda motor sedikit kesusahan, Biru yang menyadarinya pun, langsung membantu memegangi tangan Rein, agar tidak jatuh.

Lagi-lagi Rein dibuat deg-degan oleh nya. Rein merasakan telapak tangan Biru yang terasa hangat. Awalnya Rein kaget ketika dirinya di bantu turun oleh Biru, tapi Rein mencoba biasa aja.

"Makasih." Ucap Rein setelahnya. Biru mendengar ucapan Rein pun tersenyum.

Sejenak Biru berniat untuk melihat kaca spion untuk membenarkan rambutnya yang berantakan karena terkena hembusan angin. Jujur saja, Rein terpaku melihatnya.

Mereka berdua berjalan menuju rak tempat susu ibu hamil terlebih dahulu. Di ikuti oleh Biru yang berjalan dibelakang Rein sambil membawa troli belanja.

"Mana list belanjaan nya?" Pinta Rein pada Biru. Sedangkan Biru malah memberikan handphone nya pada Rein.

"Lah gue minta list belanjaan kak Biru yang terhormat, bukan minta ponsel lo please?" Protes Rein. Sepertinya lelaki di sampingnya ini tidak mengerti bahasa manusia. Yang diminta apa yang dikasihkan apa, pikir Rein.

"Gue catet disitu elah, buka aja aplikasi note nya, gak gue sandi."

"Buka aja sendiri, privasi." Jelas Rein lalu memberikan handphone nya kembali pada Biru.

"Ck nggak ada apa-apa nya padahal, nih." Biru memberikan handphone nya lagi pada Rein.

Rein melihat list yang di catat oleh Biru pun langsung mengerti. Karena dulu Rein sering sekali menemani Ayu membeli susu ibu Hamil disaat Ayu lagi mengandung Bayu.

Biru melongo melihat Rein yang langsung menemukan susu ibu hamil titipan Jessica.

"Kok langsung nemu?" Tanya biru dengan raut takjub nya. Sepertinya memang Biru mengajak orang yang tepat.

"Udah hafal." Jawab Rein dengan tersenyum sombong. Rein merasa keren karena melihat respon kaget dari seorang Biru.

"Wahhh apa jangan-jangan." Tuduh Biru lalu menutup mulut nya tidak menyangka.

Artha BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang