05 - Contract

115 7 10
                                    

Sebuah buku dengan ketebalan 4 senti berakhir mengenaskan ditangan Baekhyun. Berlebihan. Sebenarnya pemuda bermanik sipit tersebut hanya membalik-balikkan halaman— tanpa benar-benar memahami makna dari rentetan alfabet pada buku tersebut. Ia bahkan sudah membalikkan halamannya hingga pada tengah buku dalam kurun waktu yang tidak lebih dari 10 menit.

Kelakukan Baekhyun ternyata diperhatikan oleh Kyungsoo, sang doepun menepuk bahu Baekhyun kemudian ia bersedekap dada.

"Kau kenapa sih?" tanya Kyungsoo melihat Baekhyun yang menautkan kedua alisnya sempurna.

Baekhyun menyandarkan dagunya pada meja, "Jangan keras-keras, Kyungsoo. Ini perpustakaan." Kata si magenta seraya meletakkan telunjuk tepat di depan bibirnya.

Dia bahkan tidak sadar bahwa suaranya terdengar lebih nyaring dari pada Kyungsoo, membuat pemuda bermata doe itu memutar mata malas.

Tapi serius, Baekhyun merasa kepalanya berputar-putar sekarang. Teks buku berbahasa inggris, dan dia bukanlah seorang ahli di bidang itu.

Belum lagi kejadian semalam terbawa hingga mimpi. Mengingatkan Baekhyun akan malu yang dia rasa sampai ke ubun-ubun.
Separuh harga dirinya sudah melayang entah ke mana karena tergap semalam. Rasanya sama saja seperti seseorang menangkap basahmu ketika kau sedang asyik beronani.

Yeah, tidak enak, kan?

Penawaran Chanyeol semalampun bahkan belum dia jawab. Baekhyun jelas tau, partner yang Chanyeol maksudkan itu dalam konotasi apa. Itu bukanlah sesuatu yang mengarah pada hal yang berbau romansa, tapi jelas mereka berdua akan sama-sama di untungkan.

Baekhyun mengusap wajah dengan gusar. Untuk satu jam pertama setelah Chanyeol pergi dari apartemennya, dia menjawab ya dalam hati. Namun pada jam berikutnya dia memutuskan jawaban yang berbeda, memikirkan beberapa kondisi yang memungkinkan. Lalu ia akan menjawab ya lagi begitu dia memikirkan kondisi yang menguntungkannya. Lalu tidak, dan terus berganti hingga seterusnya.

Hingga pada saat ini.

Saat seharusnya Baekhyun sedang duduk tenang di kursi perpustakaan, membaca beberapa materi yang dapat menambah pengetahuan mengenai arsitektur-arsitektur bangunan, tersenyum senang sambil berdiskusi dengan Kyungsoo. Tapi dia tidak melakukannya karena nyatanya pikiran dia tidak berada di sana.

Baekhyun merutuk dalam hati, bahkan rencananya gagal total karena dua kata yang berputar-putar di dalam kepala Baekhyun, seolah-olah ada sesuatu yang mendesak Baekhyun untuk memlilih salah satu.

Ya, atau tidak?

"Eh, Soo—," Baekhyun memainkan pena diatas kertas putih yang tadi ia bawa.

"Ada seseorang yang kau suka?" Ia pura-pura bertanya, memerhatikan air wajah Kyungsoo yang jadi lebih kaku dari sebelumnya.

"Aku tidak akan menanyakan siapa orangnya, oke?" Tambah Baekhyun cepat, "Jika memang ada, apa yang akan kau lakukan padanya?"

Kyungsoo masih diam, hendak menjawab namun Baekhyun lebih dulu berkata, "Kita ganti topik deh. Kalau ada seseorang yang kau butuhkan, apa yang akan kau lakukan padanya?" dan ini adalah pertanyaan yang sebenarnya.

Kerutan halus terukir jelas di kening Kyungsoo, "Maksudmu?"

Baekhyun mendecakkan lidah pelan, "Apa yang akan kau lakukan? Kau butuh dia, tapi dia punya pacar." jawab Baekhyun, ia menautkan jemarinya seperti orang yang berdoa, harap-harap cemas dengan jawaban Kyungsoo.

"Cari saja yang lain, memangnya kau tidak semenarik itu sampai harus merebut milik orang lain?"

Rahang Baekhyun jatuh, dia melupakan satu fakta bahwa karibnya yang satu ini memang akan bertindak berdasarkan pemikiran-pemikiran yang logis. Baekhyun pikir ia akan mengikuti saran Kyungsoo, sepertinya. Atau tidak, ya?

ROPE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang