14 - Friends

53 6 3
                                    

Chanyeol bertanya dengan sedikit keraguan dalam dirinya, namun jawaban yang didapat oleh Chanyeol bukanlah seperti yang dia pinta.

Tidak mungkin Baekhyun membatalkan janji yang sudah dia buat sendiri, terlebih Baekhyun menganggap makan malam nanti adalah momen yang penting karena ia akan mengenalkan dua teman terbaiknya.

Maka, Baekhyun menggeleng dan memberi senyum yang seteduh hujan.

"Aku tidak bisa, aku janji akan pulang tepat waktu."

Si manis kemudian kembali masuk untuk mengambil jaket. "Jika kau mau keluar, pastikan kau memakainya karna cuaca sedang tidak bagus." Dia memberi dan memakaikan jaket tersebut pada Chanyeol sekenanya.

Untuk beberapa detik sang dominan bergeming, sekilas dia merasa bodoh karena sudah bersikap demikian. Kemudian Chanyeol membalas Baekhyun dengan senyuman yang membuat si manis terpesona di tempat.

Chanyeol meraih lengan Baekhyun, menarik hingga yang lebih kecil mendekat dan dia memberi sebuah kecupan pada si kecil. "Baiklah kalau begitu."

Namun ternyata itu tidak cukup untuknya. Baekhyun yang sudah memakai outfit hangout sungguh membuatnya terpesona.

Manakala aroma berry menguar dari surai si manis, mengingat pemuda itu rutin keramas setiap hari.

Chanyeol mengendus, menghirup aroma berry yang entah sejak kapan sudah menjadi favoritnya.

Lalu, cherry cantik itu kembali dia raih. Mengecupnya dengan gerakan yang memabukkan.

Bukan hanya dengan Baekhyun dia pernah membagi ciumannya. Maka, ciuman memiliki nilai yang sama dengan sebutir pasir di pantai.

Mungkin semua orang yang menjadi partner Chanyeol pernah merasakan bagaimana kuluman si dominan; juga dia tahu bahwa setiap orang meninggalkan kesan yang berbeda-beda. Setiap orang memiliki taste tersediri dan beberapa diantaranya adalah yang Chanyeol suka.

Baekhyun adalah satu di antara yang ada. Dia'pun memiliki khas yang tidak pernah Chanyeol lupa.

Hal yang membedakan Baekhyun dengan mereka bukan lain adalah buncahan senang yang terasa dua kali lipat. Chanyeol sendiri tidak mengerti mengapa bibir tipis tersebut menjadi bayang-bayang untuknya saat dia tidak dapat menjangkau si manis.

Maka ketika ia kembali meraih Baekhyun, perasaan tersebut kembali muncul.

Perlahan demi perlahan Chanyeol membawa Baekhyun menuju awan. Kecupan yang dia berikan tak kunjung selesai manakala submisif tersebut memberi balasan.

Dia melirik sang partner yang sudah memejamkan kedua mata, terlihat bagaimana paras indah Baekhyun terpantul pada manik miliknya.

Mereka saling mengecup dan mengabaikan fakta pintu yang belum tertutup dengan sempurna. Maka Chanyeol mendorong Baekhyun hingga si manis berjalan mundur dan berakhir pada punggung yang menutup pintu.

Kedua tangan Baekhyun telah terpaut sempurna di ceruk leher Chanyeol. Suara ecapan mereka menutupi jam dinding yang berdetak. Debaran tersebut kembali hadir, si manis akan terbuai jikalau dia tidak ingat bahwa Jaehyun telah menunggu di bawah.

Maka, Baekhyun adalah pihak memutus tautan di antara mereka. Dia mendorong dada Chanyeol dan kembali menatap obsidian si dominan. "Saatnya aku pergi."

Kemudian Baekhyun meninggalkan Chanyeol yang masih betah berdiri di sana.

- chanbaek -

Mereka pergi ke sebuah kedai makanan Jepang karena Baekhyun yang meminta. Ia teringat kalau Jongdae sangat suka sushi jadi makanan ala Jepang adalah pilihan yang tepat.

ROPE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang