16 - Ignored

43 3 2
                                    

Yang Baekhyun lakukan hanya mengaduk-aduk makanan yang berada di depannya hingga makanan itu dingin. Lapar yang semula melanda Baekhyun telah melebur dengan rasa penasaran akan kedatangan Hyejin. Chanyeol bahkan tidak berkata apapun dan hanya memerintah Baekhyun untuk makan.

Dan itu artinya dia harus melewatkan apa yang terjadi di antara Chanyeol dan Hyejin.

Dia yakin jika tidak ada yang salah dengan pendengarannya saat rindu itu terucap. Ditambah dengan pelukan erat yang jelas-jelas membuat Baekhyun mematung di tempat; Chanyeol dan Hyejin sengaja membuat Baekhyun pergi dari mereka.

Tidak Baekhyun pungkiri jika moodnya turun. Terlebih kunjungan Hyejin berlangsung lama dan Chanyeolpun betah menemani perempuan tersebut di ruang tamu.

Baekhyun ingin menghampiri namun diapun ragu untuk bertindak. Maka dari itu Baekhyun memilih untuk menunggu. Menanti sang tamu pamit dan dominannya yang berjalan kepadanya.

Namun ternyata kantuk melanda Baekhyun hingga dia jatuh tertidur di meja makan. Mengabaikan fakta bahwa meja dan kursi membuat tubuh pegal, dia tetap menanti Chanyeol untuk diberi perhatian.

Hingga waktu yang semakin mendekat pada tengah malam, Baekhyun terjaga saat terdengar suara dari bak cuci piring.

Baekhyun belum sepenuhnya sadar saat dia menangkap punggung Chanyeol yang kini berbalik dan menghampiri.

Pemuda tersebut duduk tepat di sebelah Baekhyun ketika dia mendapat sambutan tangan Baekhyun pada pipinya. Sebelah tangan submisif tersebut mengucek matanya sendiri guna mendapat penglihatan yang lebih jelas.

"Bukankah kau bilang kau lapar?" Sang dominan melontarkan pertanyaan kepada Baekhyun karena jelas-jelas dia tidak memakan makanannya.

Baekhyun menggeleng dan memilih untuk melingkari tubuh Chanyeol dengan kedua tangan. Dia membawa dirinya lebih dekat juga kepala yang bersandar pada sang dominan.

"Sekarang aku ngantuk." Pelan namun Baekhyun dapat mendengar jantung Chanyeol berdetak dengan tempo yang teratur. "Apa boleh aku menginap di kamarmu?" Kemudian diakhiri dengan pertanyaan si manis yang lebih terdengar seperti rajukan.

"Apakah itu artinya aku harus tidur dengan lampu yang menyala?" Pertanyaan tersebut terlontar sebagai jawaban untuk si manis. Chanyeol berdiri dan mengajak Baekhyun untuk beranjak menuju kamar. Langkah Baekhyun jadi lamban karena dia yang setengah mengantuk namun gandengan Chanyeol mengukir sebuah semburat senang pada wajahnya.

"Hanya untuk lampu tidur."

- chanbaek -

Seminggu telah berlalu dan kini Baekhyun tengah mematut bayangannya pada cermin di sana. Chanyeol berpesan kepada Baekhyun untuk bersiap diri terlebih dahulu. Mereka akan datang pada sebuah acara yang cukup penting. Kedatangan Hyejin tempo lalu juga mengenai undangan perayaan ulang tahun ibunya.

Yang Baekhyun tahu nyonya Kim adalah orang yang patut dihormati karena Chanyeol berkata demikian. Pemuda itu juga berkata kalau dia memiliki hubungan yang baik dengan ibu Hyejin. Semacam ibu kedua atau sebagainya, yang jelas nyonya Kim memperlakukan Chanyeol seperti anak sendiri.

Tapi kenyataan mengenai nyonya Kim sebenarnya bukanlah hal yang ingin Baekhyun tahu. Dibandingkan itu Baekhyun lebih tertarik mengenai Chanyeol dan Hyejin itu sendiri. Namun dominan tersebut tidak pernah menyinggung akan hal itu.

Dalam seminggu ini Baekhyun lewatkan dengan menemukan Hyejin di depan apartemen Chanyeol. Perempuan itu datang dan pergi sesuka hati tanpa ada nada keberatan yang Baekhyun dengar dari sang dominan. Entah untuk memasak atau menghabiskan waktu di depan televisi, yang jelas Baekhyun pikir semua itu dapat dia lakukan di rumahnya sendiri.

ROPE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang