24 - First Love

69 9 4
                                    

"Hoaaamm."

Baekhyun menguap tak tertahan, langkahnya gontai mengikuti Zitao yang berjalan di depannya. Mereka memasuki sebuah club yang berada di pusat kota.

Suasana riuh yang tercipta tidak serta merta membuat Baekhyun ikut merasa segar. Karena pada kenyataannya, dia ngantuk parah. Kantung mata Baekhyun jelas masih terlihat.

Terimakasih untuk Zitao yang mengganggunya dini hari seperti ini.

Dentuman musik yang memasuki pendengaran dengan tidak sopannya Baekhyun abaikan. Dia mengerutkan kening samar, aroma rokok yang kental nyatanya tidak dia suka.

Dan kerutan pada dahinya semakin dalam saat mereka telah sampai pada meja dimana Kris berada.

Dan Chanyeol pun di sana.

"Yifan ge."

Kris yang semula menyandarkan kepala pada sofa yang dia duduki refleks membuka kedua netra sambil tersenyum tipis kepada Zitao.

Sedangkan anak panda itu mengambil tempat tepat di sebelah Kris, mengomel karena dua lelaki ini sungguh merepotkan.

"Sudah tau hanya berdua, lalu semuanya mabuk." Zitao kembali mengomel, waktu berharganya untuk tidur jadi sia-sia karena harus menjemput Kris. Untung Zitao sayang.

Kekasihnya itu memijat kening, lalu mengusap pipi Zitao untuk meredakan omelannya. "Aku masih cukup sadar, tapi dia yang parah." Kemudian sebelah tangannya menunjuk Chanyeol yang masih terpejam.

Decakan lidah Zitao kembali terdengar, "Lalu bagaimana ini? Antar dia dulu setelahnya Baekhyun ya berarti?" Tanya Zitao sambil memikirkan rute pulang.

"Kami berdua bawa mobil semua." Kris merogoh saku lalu memberikan kunci mobilnya pada Zitao karena dialah yang akan mengemudi nanti.

Kemudian, Kris mengalihkan perhatiannya pada Baekhyun yang masih berdiri memperhatikan mereka semua. "Kau antarlah Chanyeol, coba cari kunci mobilnya di saku jaket yang dia pakai."

- chanbaek -

Baekhyun jalan terengah begitu mereka keluar dari dalam lift. Suasana apartemen itu begitu sunyi, mengingat memang ini waktunya orang terlelap.

Park Chanyeol masih berada disebelahnya, dengan sebelah tangan yang disandarkan pada bahu Baekhyun. Kedua netra pemuda itu sepenuhnya terpejam, beruntung dia masih bisa melangkah sehingga Baekhyun tidak perlu menggendongnya.

Pintu utama berhasil Baekhyun buka, sedikit terkejut karena pemuda tinggi ini tidak merubah sandi apartemennya meski sudah lewat berbulan-bulan.

Tanpa menunggu lama, Baekhyun memapah Chanyeol menuju kamar.

Tubuh besar itu Baekhyun baringkan di tempat tidur, si empunya yang di sana tanpa sengaja tertawa pelan dengan matanya masih sepenuhnya tertutup.

"Hehe, Baek."

Mendengar itu, Baekhyun mengernyit heran.

Lalu setelahnya Chanyeol terlihat gelisah, gestur tubuh dia sepertinya tidak nyaman.

"Tidak, Baekhyun. Ku mohon, jangan pergi." Dia meracau seperti anak kecil yang mau menangis. Tidak cocok dengan tubuhnya yang tinggi besar tapi itulah kenyataannya.

Racauan Chanyeol semakin jadi, semakin tidak jelas dan dia mengatakan hal-hal random.

Seberapa banyak Chanyeol minum? Seingat Baekhyun pemuda ini punya toleransi alkohol yang tinggi.

ROPE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang