17 - Candle

95 7 2
                                    

"Bukankah kita akan pulang?"

Kerutan samar terlihat pada kening Baekhyun saat dia sadar bahwa mereka tidak melangkah ke arah basement. Lift yang digunakan membawa mereka menuju lantai atas dan kini keduanya tengah menyusur lorong juga tanda tanya besar berada dalam pikiran Baekhyun.

"Tidak, aku sudah bayar untuk semalam. Mengapa tidak kita manfaatkan?" Taunya jawaban Chanyeol adalah hal yang tidak Baekhyun prediksi.

Chanyeol membawa Baekhyun pada ruangan yang tak lain adalah sebuah kamar tidur. Kedua mata Baekhyun membola saat dia menangkap benda-benda yang berada di atas nakas.

"Kau sengaja?" Dia berbalik untuk menatap Chanyeol dan terdapat kekesalan di sana. "Apakah yang tadi di pesta juga adalah ulahmu?"

Jawaban yang didapat oleh Baekhyun adalah seperti yang dia pikir. Membuat Baekhyun kesal dan bosan hingga dia yang mencari perhatian membuat Chanyeol merasa senang.

"Aku minta maaf." Dia meraih pinggang si manis untuk lebih mendekat dan menangkap manik di sana, ujaran maaf yang dia berikan adalah tulus karena dia melakukannya tanpa izin Baekhyun.

"Hadiah untukmu.." Kemudian Chanyeol meraih bibir Baekhyun dan memberikan sebuah kecupan yang lembut.

Tidak ada hal yang lebih menyenangkan selain mendapat pujian dari dominannya, perasaan kesal Baekhyun menguap entah kemana kemudian dia meraih kepala Chanyeol untuk memperdalam ciuman mereka.

Kecupan mereka telah berubah menjadi lebih intens dan Baekhyun melumat dengan sedikit beringas, ada kalanya diapun ingin melakukan hal demikian namun Chanyeol bukanlah pihak yang berada dibawah kendali. Tapi karena saat ini Baekhyun tengah mendapat reward-nya, maka dia akan memanfaatkan itu sebaik mungkin.

Mereka saling mengecup juga melumat satu sama lain. Baekhyun bahkan dapat mencium aroma cokelat yang tersisa dalam mulut Chanyeol. Dia kembali menekan kepala Chanyeol dan ujung ibu jarinya meraba wajah sang dominan. Rasanya, Baekhyun ingin menangis karena terlalu senang sehingga dia tidak sengaja menggigit Chanyeol dengan keras.

Chanyeol melepas kontak di antara mereka ketika lidahnya terasa sakit luar biasa. Beruntung Baekhyun tidak membuat miliknya berdarah sehingga Chanyeol mengurungkan niat untuk memberi Baekhyun hukuman yang lebih. Maka dari itu Chanyeol akan sedikit berbaik hati namun dia tetap akan membuat Baekhyun menjadi lebih disiplin.

"Aku mau kau hanya menggunakan dalaman." Dominan tersebut menatap Baekhyun dengan mata yang dingin sedang Baekhyun pada tempatnya melihat Chanyeol takut-takut sembari menanggalkan pakaiannya di atas lantai.

Setelah Baekhyun dalam kondisi yang Chanyeol mau, sang master berjongkok untuk memakaikan sebuah borgol yang terbuat dari kain berwarna merah-hitam pada pergelangan kaki Baekhyun.

Tidak terlintas dalam pikiran Baekhyun jika Chanyeol sudah menyiapkan hal-hal tersebut. Dia kembali melirik ke atas nakas dan menggelengkan kepala saat dia tidak dapat menerka apa yang akan Chanyeol lakukan padanya.

Kemudian Chanyeol membuka sebuah lemari pakaian di sana, lemari tersebut tidak berisi apapun dan manik Chanyeol berkilat saat dia meraih Baekhyun untuk masuk ke dalamnya.

"Berlutut." Dia berujar untuk memerintah Baekhyun bersimpuh dengan menjadikan lutut sebagai tumpuan.

Dalam pandangannya Baekhyun menangkap dominan itu tengah menanggalkan dasi merah marun yang dia kenakan. Hal tersebut terjadi dalam jeda beberapa detik dan terlihat seperti efek slow motion, entah mengapa hal itu juga menjadi begitu sensual di mata Baekhyun saat kancing teratas kemeja Chanyeolpun telah tanggal.

Namun perhatian Baekhyun untuk memuja Chanyeol dalam hati segera teralih ketika sang dominan meraih kedua lengannya. Chanyeol mengikat lengan Baekhyun tepat pada pergelangan tangan hingga ikatannya benar-benar kuat, tarikannya pada lengan itu membuat tangan Baekhyun lurus ke arah atas.

ROPE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang