07 - Nightmare

108 8 2
                                    

Kedua tangan Baekhyun terlipat sempurna di depan dada, ia menatap jalanan lurus-lurus. Dia diam, mendengarkan suara radio yang memutar lagu lama.

Baekhyun masih kesal dengan kejadian tadi. Chanyeol menertawakan Baekhyun dan terbahak untuk waktu yang lama. Si dominan tersebut terlihat berlebihan dan Baekhyun menjadi sebal.

"Aku hanya bercanda, Baek."

Chanyeol tahu Baekhyun masih ngambek karena hal tersebut tercetak jelas pada air wajah Baekhyun. Tapi salah Baekhyun juga karena dia menyimpulkan kalau Luhan adalah pacar Chanyeol.

Jadi wajar jika Chanyeol ingin tertawa, mana mau dia dengan pemuda bermata rusa yang menyebalkan dan licik seperti Luhan? Terlebih dia adalah sepupu Chanyeol.

Kabar baiknya Luhan dan Chanyeol tumbuh bersama. Sampai ke aib-aibnya Luhan pun Chanyeol tau semua. Yang ada Chanyeol ilfeel jika ia mengingatnya.

"Sebal.." Baekhyun masih melipat kedua tangannya, menatap Chanyeol yang sedang fokus memegang kemudi.

Chanyeol tidak menjawab dan ia memilih untuk meluruskan pandangan pada jalanan yang beraspal. Ia tersenyum senang, tahu Baekhyun tidak benar-benar marah.

Alih-alih marah, Baekhyun lebih seperti menjadi lega. Berarti Baekhyun tidak akan dicap sebagai laki-laki genit yang menggoda kekasih orang lain.

Si tinggi menoleh pada Baekhyun dan ikut tersenyum begitu melihat senyum Baekhyun yang sepertinya tidak disadari oleh sang pelaku.

"Bukannya kau sedang marah padaku?" Tanya Chanyeol pura-pura perduli padahal jelas-jelas dia sedang mengejek yang lebih kecil.

Baekhyun memajukan bibir seperti anak bebek, pout yang menggemaskan. Baru saja Baekhyun hendak melayangkan jari tengah kepada Chanyeol, ia terkejut karena Chanyeol menarik tubuh Baekhyun untuk lebih mendekat.

Tepat saat lampu lalu lintas berwarna merah, dominan itu memegang kepala Baekhyun dengan kedua tangan kemudian menemukan bibir tipis tersebut dengan miliknya.

Hal tersebut mengejutkan Baekhyun, namun yang lebih kecil memilih untuk menikmati sensasi yang dia rasa.

Baekhyun membiarkan milik Chanyeol menyesap bibirnya. Dia kemudian membuka mulut dan memberi kesempatan kepada Chanyeol memasukan lidahnya ke dalam sana.

Lidah Chanyeol menyentuh bibir Baekhyun dan menggesekkan ceri tersebut sebelum benar-benar masuk kedalam rongga yang gelap itu. Chanyeol dapat merasakan bagaimana geraham Baekhyun yang tidak tajam, beberapa detik setelah itu ia menemukan sesuatu yang ia damba.

Mereka saling membelit. Otot-otot lidah mereka menegang berkontraksi dan menjadi lebih kaku dari biasanya. Hal kecil yang dapat membuat Chanyeol melayang.

Sedangkan tangan Baekhyun sudah berada pada sisi kanan dan kiri Chanyeol, berpegangan pada kemeja yang pemuda itu kenakan. Chanyeol begitu mahir dan Baekhyun terbuai dengan perlakuannya.

Kedua adam itu terus melanjutkan aktivitas mereka hingga akhirnya Baekhyun mendorong tubuh Chanyeol paksa. Chanyeol yang melihat bahwa lampu hijau telah menyala'pun kemudian menginjak pedal gas yang ada di sana. Sialan, salahkan mobil-mobil dibelakang mereka yang membunyikan klakson berentetan.

Mereka tidak benar-benar salah sebenarnya. Baekhyun dan Chanyeol saja yang tidak tahu diri karena berciuman di tengah-tengah crowdednya jalanan.

Baekhyun kembali melipat kedua tangan dan membuang muka ke arah samping, "Ya, aku marah padamu dan rasanya ingin menggantungmu di tali jemuran nenekku," Kata Baekhyun sakratis.

Namun bagi Chanyeol Baekhyun terlihat imut seperti itu. "Kau tidak ingin melihat nenekmu mendapat serangan jantung mendadak, kan?" Kata Chanyeol. Tentu saja apa yang dia lontarkan itu memiliki arti yang lain.

ROPE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang