06 - Dinner

187 15 2
                                    

"Jongdae?"

Baekhyun keluar dari kamar karena mengira Jongdae sudah pulang. Dia memanggil-manggil Jongdae namun pemuda itu tidak dia temukan di manapun. Tidak di ruang TV, kamar, dapur, atau kamar mandi.

Sekarang sudah jam setengah enam sore dihari senin, seharusnya Jongdae sudah tidak memiliki kelas apapun dan biasanya pemuda itu akan menghubungi Baekhyun kalau-kalau dia akan terlambat pulang.

Namun Baekhyun tidak menerima satu pesanpun dari Jongdae. Tidak melalui telepon ataupun chat, tidak juga memo yang biasanya Jongdae selipkan di bawah vas bunga yang berada di atas meja.

Memo lain yang Baekhyun temukan di pintu kulkas'pun hanya berbunyi 'susu mocca milikku, jangan diminum, ya!', membuat Baekhyun mendengus melihat tulisan itu, dasar si Jongdae pelit.

Televisi menyala menayangkan animasi Spongebob begitu Baekhyun menekan tombol power pada remotenya. Namun apa yang tersuguh di sana diabaikan oleh Baekhyun karena pemuda tersebut sedang mengirim sebuah pesan kepada Jongdae.

Mungkin Baekhyun terlihat berlebihan, tapi toh baik Jongdae ataupun Baekhyun tidak mempermasalahkan hal tersebut. Dia memang sudah seperti itu, dia sudah terbiasa untuk menerima kabar dari karibnya tersebut.

Kyungsoo berkata kalau dia memiliki semacam brother complex kepada Jongdae dan lagi-lagi Baekhyun mengacuhkan itu.

Pada mulanya tentu saja Baekhyun membantah dengan keras, namun selanjutnya Baekhyun memilih untuk tidak mengambil pusing. Dia hanya merindukan sosok saudara laki-laki yang sudah tidak bisa dia temukan.

Bukan secara harfiah Baekbeom telah tiada, namun pria tersebut sudah disibukkan dengan pekerjaan di luar Korea.

Biasanya Baekbeom akan kembali ke Korea tiga bulan atau enam bulan sekali. Bahkan dulu— ketika Baekhyun masih bersekolah, diantara mereka yang menjadi teman Baekhyun, hanya Kyungsoo yang mengetahui kalau Baekhyun memiliki seorang kakak.

Namun beberapa tahun belakangan ini Baekbeom jadi lebih sibuk atau lebih tepatnya menyibukkan diri— begitulah yang dipikirkan Baekhyun. Dia tahu bahwa Baekbeom hingga saat ini masih dalam kondisi yang tidak baik, Baekbeom masih menyalahkan dirinya sendiri atas kematian kedua orang tua mereka.

Jadi mau tidak mau Baekhyun harus menerima bahwa Baekbeom belum berkunjung selama satu tahun enam bulan terakhir. Tetapi bukan berarti Baekbeom tidak menghubungi Baekhyun, tentu saja. Mereka masih melakukan komunikasi sewajarnya kakak dan adik hingga saat ini. Namun tetap saja dia membutuhkan sosok yang nyata— yang bersedia berada disisinya.

Akhirnya Baekhyun memilih diam dan berpikir bahwa berada satu atap dengan Jongdae cukup menyenangkan. Dia merasa bahwa dia sudah cukup dewasa untuk tidak mempersoalkan hal sepele semacam itu.

Pertama kali dia bertemu dengan Jongdae, Jongdae merupakan siswa pindahan ketika mereka duduk di bangku sekolah menengah tingkat dua. Dan entah berawal dari mana dan bagaimana, Baekhyun sudah terbiasa memproteksi Jongdae dengan cara-cara yang ia miliki.

Kalau kata Kyungsoo, itu namanya posesif.

Yah, walaupun Jongdae terkadang menyebalkan. Mereka bisa saja bertengkar untuk hal-hal kecil. Seperti Jongdae yang akan ngambek parah kalau Baekhyun iseng mengutak-atik Laptop Jongdae sehingga pemuda tersebut kalah dalam game yang sedang ia mainkan. Atau Baekhyun yang akan meneriaki nama Jongdae saat ia memergoki Jongdae meminum susu stroberi yang tinggal sedikit.

Mereka memang seperti itu; tapi, tetap saja Jongdaelah yang terbaik.

Notifikasi sebuah pesan yang masuk menyadarkan Baekhyun dari lamunan dan ia membuka pesan tesebut.

ROPE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang