22 - Hypnotherapy

43 4 1
                                    

Jaehyun menghangatkan susu stroberi lalu memberinya kepada Baekhyun, yang disambut dengan senyum secerah mentari. Ia meneliti semua yang ada pada Baekhyun. Mendapati pemuda manis ini sudah jauh lebih baik dari hari kemarin membuatnya tersenyum simpul.

“Kau yakin mau kembali ke apartemen lama?” tanya Jaehyun, “Aku tidak keberatan kok, kalau kau mau disini saja.” terselip harapan saat Jaehyun berkata demikian.

Lalu Baekhyun mengangguk mantap. Lebih baik ia kembali tinggal dengan Jongdae. Di sana lebih aman, aman untuknya agar tidak bertemu Chanyeol.

Sejujurnya, itu karena Baekhyun belum siap jika melihat dominan itu menggandeng submisif yang baru.

Akhirnya mereka berjalan keluar, Jaehyun bersikeras untuk mengantar Baekhyun dari pada anak itu naik kendaraan umum.

“Kemarikan,” Begitu Jaehyun berujar seraya mengambil koper yang semula Baekhyun bawa. Sebelah tangannya sudah merangkul bahu Baekhyun dengan santai. Tidak ada penolakan karena toh Baekhyun menganggap itu bukan apa-apa.

Ketika terdengar suara dentingan dan pintu lift mulai terbuka, terlihat dua orang yang tidak asing untuk Baekhyun dan kedua orang itu berjalan keluar lift. Ia merutuk dalam hati, kenapa harus bertemu dengan Chanyeol lagi sih? Mana lagi dengan Hyejin di sebelahnya.

Tidak lain dengan Chanyeol yang cukup terkejut, kemudian perhatiannya langsung teralih pada rangkulan yang Baekhyun dapat.

Ia benci melihat itu, sangat.

Tapi ini bukan saatnya untuk menjadi murka. Chanyeol mengatur nafas agar moodnya membaik, hendak menyapa Baekhyun tapi tertahan karena yang lebih kecil enggan untuk melihatnya, melewati Chanyeol begitu saja dan pintu lift tertutup dengan cepat.

Hyejin memerhatikan dalam diam. Ia tahu jelas suasana hati Chanyeol tengah tenggelam beriringan dengan raut wajahnya yang mengeras. 

.

Disisi lain Jaehyun menyadari kalau suasana hati Baekhyun tidak baik. Mereka sudah setengah jalan tetapi tak ada terdengar suara indah Baekhyun.  Hanya ada lantunan lagu yang terdengar dan Baekhyun pun tidak ikut bernyanyi seperti biasanya.

“Kau cemburu ya?” Begitu tanya Jaehyun yang mendapat tatapan Baekhyun tidak percaya.

“Keliatan jelas tau.” ia mengkonfirmasi.

Baekhyun meringis kecil dan kembali memandang jalan. Seolah memerhatikan banyak mobil disana, tapi nyatanya tatapan Baekhyun kosong.

“Padahal aku sudah terbiasa melihat mereka berdua. Tapi kenapa rasanya tetap kesal ya?” Ia bertanya pada diri sendiri.

“Baek, mau coba cara untuk melupakan Chanyeol?” Pertanyaan itu terlontar dari orang yang tengah memegang kemudi.

Baekhyun tidak segera menjawab, tapi Jaehyun jelas tau ada raut yang bertanya-tanya. Apa maksudnya?

“Manfaatkan aku, Baek..” Jaehyun berujar dengan nyali yang ada, sedangkan Baekhyun dengan sabar menunggu kejelasan selanjutnya.

“Pacaran denganku, aku menyukaimu sudah sejak lama.”

Dalam duduknya Baekhyun terdiam, tidak ia pungkiri bahwa ia cukup terkejut. Jaehyun memang selalu baik, pengertian, dan selalu ada untuk Baekhyun. Tapi yang Baekhyun kira adalah perasaan yang sama seperti ia dan Jongdae.

Sahabat. Tidak lebih dan kurang.

Jaehyun melirik Baekhyun yang  masih bergeming, ia mendadak gugup, memiliki firasat tidak baik mengenai hal ini.

“Jawab nanti saja ya, kau punya banyak waktu untuk berpikir.”

- chanbaek -

ROPE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang