Author pov."Sudah biasa, diliku di tinggalkan.." Lili bernyanyi sambil menatap kosong televisi yang menyala menampilkan film animasi.
"Lili, belum mau tidur juga hemm?" Bibi Lee sudah lelah membujuk Lili untuk segera tidur dan jangan menantikan Jennie pulang.
Ini sudah pukul dua belas malam namun Jennie masih belum pulang dan Lili bersikeras membuka matanya sampai Mommy nya pulang ke rumah.
"Nunggu Mommy" Lili juga sudah mengantuk namun kembali lagi dengan sikap keras kepalanya menunggu kepulangan Jennie.
"Kan sudah di bilang Lili tidak usah menunggu. Tidur ya"
"Bibi saja yang tidul, Lili tetap nunggu Mommy. Pasti sebental lagi Mommy pulang" Lili menguap dan bibi Lee semakin tidak tega melihatnya.
"Ayolah Lili, jangan di paksa nanti sakit nak" bibi Lee mengusap lembut kepala Lili.
"Howaam bibi jangan usap kepala Lili, nanti Lili teltidul" larang Lili menarik tangan bibi Lee dari kepalanya.
Bibi Lee menghela nafas panjang.
Ceklek
"Itu pasti Mommy!" Lili langsung berlari menuju pintu utama.
"Mommy.." Lili memeluk kaki Jennie.
"Sudah Mommy bilang untuk tidak menunggu Mommy, Lili Manoban. Sudah jam berapa ini ck" Jennie menarik tangan Lili menuju kamar.
"Lili ndak bisa tidul Mommy" Lili cemberut.
"Sekarang tidur, Mommy mau mandi dulu" Jennie segera membuka pakaiannya di hadapan Lili.
"Eum" Lili dengan patuh berbaring di atas kasur sambil memeluk boneka bebeknya.
Lima belas menit kemudian Jennie selesai mandi dan menemukan Lili masih membuka matanya.
"Yaak kenapa belum tidur juga" Jennie berkacak pinggang.
"Uyyu Mommy" Lili menatap Jennie dengan sayu.
Jennie mendengus, dia memilih tidak memakai pakaiannya dan hanya memakai bathrobe di tubuhnya.
Kemudian Jennie bergabung berbaring di samping Lili, lalu mengeluarkan payudara sebelah kirinya.
"Pejamkan mata" Jennie menyodorkan putingnya ke mulut Lili.
"Love you Mommy" setelah itu Lili menyusu sambil memejamkan matanya.
Hati Jennie berdebat mendengarnya.
"Love you too" balas Jennie lalu mencium lama kening Lili.
Setelah itu Jennie ikut memejamkan matanya, mereka tertidur pulas sampai tiba jam tiga pagi Jennie terbangun oleh sentuhan sensual Lisa di area sensitif nya.
"Aaah honey" desah Jennie meremas baju Lisa.
"I want you, wife" kata Lisa dengan suara seraknya.
"Ada aaah Lili honey mmhhh" Jennie mengigit bibirnya kala Lisa memainkan klitorisnya.
"Kita bisa mengungsikan Lili di kamar sebelah"
"Cepatlah aku sudah tidak tahan" Jennie menggeliat seperti cacing kepanasan.
Lisa menyeringai.
"Okey" dengan hati-hati Lisa mengangkat tubuh kecil Lili ke gendongan, berjalan pelan membawa Lili keluar kamar.
Lima menit kemudian Lisa kembali, dia mengunci pintu dan sekarang tatapan matanya sangat lapar ingin memakan Jennie habis-habis.
"I'm coming love" Lisa menjilat bibirnya mendekati Jennie.
"Come to Mommy" Jennie mengedipkan matanya dengan nakal.
"Fuck!" Lisa langsung mengukung Jennie sambil meremas payudaranya.
"Yeah aaahh fuck me, Dadda.." Jennie membuka mulutnya meremas rambut Lisa.
Selanjutnya lampu mati dan mereka melakukan adegan dewasa seperti yang di film-film.
•••
Tbc
10/07/24
Romantis dikit Lili sama Mommy. Eh Dadda main ungsikan aja ke kamar sebelah 😒
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic parents✓
Fiksi Penggemar"Lili sudah biasa" plagiat menjauh cok! start : 07/07/24 end : 18/08/24 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 13.