TP - 14

2.8K 383 64
                                    


Author pov.

"Mommy senang akhirnya anak Mommy sembuh" Jennie mencium pipi Lili yang tengah berbaring terlentang sambil memainkan ponsel Dadda nya.

Lisa sendiri masih tidur sambil memeluk tubuh Lili.

"Lili kuat Mommy" kata Lili dengan mata fokus menatap layar ponsel.

"Anak Mommy kuat ya, menurun dari siapa itu hemm" Jennie mendekatkan wajahnya lalu menggesekkan hidungnya di leher Lili.

"Xixixi dali Dadda, Mommy" Lili terkikik merasa sensasi menggelitik di lehernya.

"Rrrww" Jennie mengigit kecil bahu Lili.

"Aaaaak!" Pekik Lili membuat Lisa terbangun.

"Nghh kenapa berisik sekali" Lisa menggaruk-garuk lehernya.

"Maaf honey" Jennie memajukan tubuhnya mencium bibir Lisa.

"Solly ya Dadda" Lili memajukan bibirnya mengecup pipi Lisa.

Lisa berdehem kemudian menidurkan kepalanya di pundak Lili.

"Liat apa hmm" tanya Lisa dengan suara serak khas orang baru bangun.

"Liat foto Dadda" jawab Lili sambil menggulir layar ponsel.

Jennie ikut menidurkan kepalanya di pundak Lili.

"Foto Dadda sedikit, banyak foto Mommy dan Lili di sini. Dadda juga jalang telsenyum saat belfoto" kata Lili.

"Cerewet" Lisa mengapit bibir Lili.

"Iish Dadda.." rengek Lili.

"Dadda anti kamera, itu saja Mommy yang memaksanya untuk berfoto. Satu lagi Dadda itu bucin, itu makanya banyak foto Mommy dan Lili di dalamnya" jelas Jennie.

"Dadda cool" puji Lili mengacungkan jempol kecilnya.

Lisa hanya memberikan senyum tipisnya.

"Tunggu sampai Lili melihat foto panas kita sayang" batin Lisa menyeringai.

"Eoh, Mommy sama Dadda kenapa buka baju? Ndak dingin kah?" Mata polos Lili ternodai melihat foto telanjang Lisa dan Jennie.

Jennie memerah, ingin meraih ponsel Lisa namun Lisa menahan tangan Jennie.

"Honey anakmu, aku malu.." cicit Jennie.

"Tidak usah malu sayang" Lisa mencubit pipi Jennie.

"Ini apa! Kenapa Dadda meminum uyyu Lili, nanti kalau habis bagaimana" Lili tidak terima melihat video Lisa yang tengah menghisap payudara Jennie.

"Uyyu Mommy banyak, tenang saja kita berdua selalu kebagian" kata Lisa.

"Lisa aggh hentikan aku malu" rengek Jennie karena Lisa menahan tangannya agar tidak bisa merebut ponsel dari tangan Lili.

"Kkkhh ini lucu sayang" Lisa memang sudah gila membiarkan Lili melihat hal yang tidak senonoh.

"Dadda kenapa menghimpit tubuh Mommy, Mommy belteliak kesakitan tapi Dadda tetap menubluk Mommy. Jahat" Lili menekuk wajahnya menatap Lisa dengan tatapan marahnya.

"Mommy mu sangat menyukai itu. Dadda bukan penjahat" Lisa memilih menonton video panas nya bersama Jennie.

"Aaahhh aahh honey faster aaahh" suara desahan kencang Jennie membuat Lisa horny menginginkan Jennie.

"Damn Lisa! Hentikan" Jennie berhasil merebut ponsel dari tangan Lili, dia sungguh malu melihat video enak-enak nya di tonton putrinya.

"Mommy kenapa di ambil, aaak.." rengek Lili mengepak-ngepakkan kakinya.

"Sst lupakan. Dan kamu honey, tidak ada jatah untukmu selama seminggu" ancam Jennie.

"Coba saja kalau bisa lolos dariku. Aku akan memperkosa mu" seringai Lisa mengedipkan mata genit.

"Haissh pemaksa" sebal Jennie.

"Kamu istriku jadi sah-sah saja"

"Ck penjahat kelamin"

"Hanya padamu"

"Iish" Jennie mencubit pinggang Lisa.

Lisa hanya terkikik, senang menggoda Jennie.

"Mommy Dadda, Lili mau mandi bial badan Lili segal" Lili duduk lalu merangkak naik ke perut Jennie.

"Tolong buka baju Lili, Mommy"

Jennie tersenyum lalu ikut duduk sambil memeluk Lili.

"Ayo mandi sama Mommy" Jennie turun dari kasur bersama Lili di gendongannya.

"Dadda ikut" Lisa penuh semangat turun dari kasur.

Jennie memutar matanya.

"Tidak macam-macam honey" peringat Jennie.

Lisa menyengir.

"Uyyu ya" Lisa memeluk Jennie dari belakang.

"Ndak boleh! Ini uyyu Lili" Lili memegang kedua dada Jennie.

"Ini milik Dadda dari awal. Enak saja asal mengklaim punya Dadda" Lisa ikut-ikutan memegang dada Jennie, bahkan sampai meremasnya.

"Aaahh" desahan Jennie lolos.

"Dada menyakiti Mommy.. hmph kenapa Dadda melemas uyyu Mommy" Lili melengkungkan bibirnya kebawah.

Jennie memijit pelipisnya.

"Bagiamana ya cara menjelaskannya" batin Jennie.

"Itu nikmat bukan sakit" kata Lisa.

"No! Jelas sekali Lili mendengal Mommy kesakitan"

"Desahan nikmat itu namanya"

"Ndak!"

"Iya"

"Ndak ndak ndak" Lili memukul-mukul lengan Lisa.

"Iya iya iya" Lisa menertawakan kepolosan Lili.

Jennie menghela nafas panjang.

"Stop! Lebih baik sekarang kita mandi" Jennie melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar mandi agar Lisa dan Lili berhenti berdebat.

•••

Tbc

19/07/24

Mata si bayi ternodai.. Lisa fucek 😭

Vote komen lanjut.

Toxic parents✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang