Author pov."Sudah, tidak ada lagi yang tertinggal kan?" Lisa memastikan Jennie dan Lili, mereka akan segera pulang karena hari sudah menjelang malam.
Lili tidak minta banyak selama di mall, hanya minta bermain dan minta belikan satu boneka labubu.
Padahal Lisa menyarankan membeli lebih banyak labubu namun Lili menolak dengan alasan belum terlalu pengen.
"Tidak honey" jawab Jennie.
"Baiklah, ayo pulang" Lisa ingin menggendong Lili namun Lili menggeleng dan segera berlari keluar dari mall.
"Nak, bahaya" Jennie panik langsung mengejar Lili.
Lisa juga sama paniknya, mengejar Lili dengan langkah lebarnya.
"Xixixi Lili ingin main kejal-kejalan" Lili terkikik sambil menutup mulutnya, karena tidak memperhatikan jalan Lili menabrak pria yang berdiri di dekat parkiran, Lili langsung terjatuh di lantai.
"Yaaak!" Pria itu membentak Lili, dia kesal karena Lili menabraknya.
Lili tersentak segera melengkungkan bibirnya kebawah.
"Omaygod Lili!" Jennie menghampiri Lili kemudian langsung menggendong putrinya.
Lili terisak kecil menyembunyikan wajahnya di leher Jennie.
"Ada yang sakit hmm? Kalau ada katakan pada Mommy ya" Jennie mengelus-elus punggung Lili.
"Huh Lili.. Dadda dan Mommy khawatir nak" Lisa langsung memeriksa tubuh Lili.
"Lututnya lecet, sayang" lirih Lisa.
Jennie melihat lutut Lili, bibirnya melengkung ke bawah karena sedih Lili terluka.
"Hei perhatikan anak kalian lain kali, jangan berlari di parkiran, ini bukan tempat bermain. Bikin kesal saja, ck" pria itu mendengus.
"Maaf kalau begitu" Lisa dengan tulus meminta maaf.
"Cih" pria itu tampak tidak peduli, dengan angkuh menatap Lisa dari atas sampai kebawah.
"Miskin. Jangan dekat-dekat denganku, aku bisa ketularan miskin. Jauh-jauh" pria sombong itu mengibaskan tangannya.
Lili menarik kepalanya dari lekukan leher Jennie, ingin melihat bagaimana reaksi Mommy dan Dadda nya.
Lisa dan Jennie mengepalkan tangan mereka, ingin menghajar pria itu namun mereka sudah berjanji bawa tidak akan menunjukkan kekerasan di depan Lili.
"Bahkan harga dirimu bisa dengan mudah ku beli" batin Lisa.
"Bajingan ini, belum tau saja dia siapa kami sebenarnya" batin Jennie.
"Baiklah. Ayo sayang kita pulang" Lisa segera mengeluarkan Vespa nya dari dari parkiran.
"Ya honey" Jennie membawa Lili mendekati Lisa.
"Ini selius Dadda dan Mommy ndak malah?" Batin Lili.
"Bahkan kalian masih mengunakan Vespa di jaman modern seperti ini? Kkkhh kasian" ledek pria itu.
Lili menekuk wajahnya tidak suka, Vespa ini adalah peninggalan grandpa nya dan itu sangat berharga untuk mereka. Dan lagi, Lili benci melihat pria itu terus menghina mereka.
"Kalau bukan karena putriku disini, habis kamu" geram Lisa menggertak kan giginya.
"Jangan sok, aku ini kaya jadi mudah saja untuk memenjarakan mu"
Lisa menatap pria itu dengan tajam.
"Honey, jangan ladeni. Ayo pulang saja" lirih Jennie karena tidak bisa berbuat apa-apa semasih ada Lili di dekat mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic parents✓
Fanfiction"Lili sudah biasa" plagiat menjauh cok! start : 07/07/24 end : 18/08/24 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 13.