Lisa pov.Seperti yang aku katakan kemarin, aku membawa Lili ke tempat kerjaku dan menunjukkan bagaimana kerasnya kehidupan.
"Kita di mana Dadda?" Tanya Lili melihat-lihat sekeliling.
"Bawa tanah" jawabku sambil menuruni anak tangga.
"Boss" anak buah ku sudah berjejer rapi menyambut kedatangan ku.
Aku mengangguk lalu mengangkat Lili tinggi-tinggi, seperti Simbah.
"Dadda.." Lili merengek namun aku membiarkannya.
"Ini penerus ku, Lili Manoban. Little boss!"
"Selamat bergabung Little boss!" Semuanya menunduk.
Kemudian aku menurunkan Lili.
"Semuanya paman Lili" aku memegang pundak Lili.
Lili menatapku sambil memainkan jari-jarinya takut.
"Jangan pernah takut, mereka yang harus takut pada Lili" aku menyeringai.
Lili mengangguk kemudian menatap anak buah ku satu persatu.
"Little boss, aku Ma Dong-seok, tangan kanan boss Lisa. Senang bisa melihat little boss secara langsung" Dong-seok berlutut, dia tersenyum mengulurkan tangannya pada Lili.
Memang selama ini mereka hanya melihat Lili melalui bingkai foto yang terpajang di dinding ruangan ku.
Lili kembali mendongak menatapku.
"It's okey" aku mengelus kepalanya.
"Salam kenal paman" Lili menerima uluran tangan Dong-seok.
Dong-seok mengelus kepala Lili sebentar setelah itu kembali berdiri.
"Ambilkan kursi" perintahku.
Dengan sigap Changwook mengambil dua kursi dan meletakkannya di belakangku.
Aku mendudukkan Lili terlebih dahulu setelah itu aku ikut duduk dengan kaki menyilang.
"Bawa kemari orangnya"
Jongsuk langsung bergegas masuk kedalam sel.
"Rokok"
Dong-seok memberikan rokoknya kemudian menyalakan korek untukku.
"Itu lokok dad?" Lili menunjuk rokok yang sedang aku hisap.
Hufff
Aku menghembuskan gumpalan asap ke samping agar tidak mengenai Lili.
"Hem, untung orang dewasa Lili tidak boleh mencobanya"
"Bau" Lili menutup hidungnya.
Aku hanya terkekeh.
"Boss, ini dia orangnya" Jongsuk melemparkan Jinyoung di hadapanku.
"B-boss maaf tolong maafkan aku, aku akan mengembalikan uang mu dengan utuh asalkan boss mau melepaskan ku. Please please.." Jinyoung memohon-mohon dengan wajah minta belas kasihan.
Aku menatap Jinyoung dengan tajam, si bangsat inilah yang mencoba melarikan uangku.
"Dia kenapa Dadda?"
"Dia pencuri, seorang pencuri wajib di beri hukuman right?"
Lili mengangguk polos.
"Jadi nikmati tontonan gratis ini nak" aku mengacak-acak rambut Lili.
Lili bingung, hendak bertanya lagi namun aku langsung berdiri dan menekan puntung rokok ku ke mata Jinyoung.
"Aaarggh!" Aku tertawa mendengar jeritannya.
"Dadda!" Aku menatap Lili yang tampak shock dengan kelakuan ku.
"Lihat sampai akhir Lili, Dadda melarang mu untuk menutup mata" tegasku.
Lili meremas tangannya terlihat takut.
"Lihat Lili" aku menangkup pipi Lili dan memberikan tatapan tegasku.
Lili mengangguk pelan.
Chup
Aku tersenyum mencium hidungnya.
Author pov.
"Let's play!" Lisa melepaskan dasi nya lalu mengikatkannya di leher Jinyoung.
"Nikmati penyiksaan mu bajingan!" Lisa menarik kuat dasi yang terikat di leher Jinyoung.
"Hmph erghh t-tolong huh lepaskan b-boss hmphh" wajah Jinyoung merah padam.
Bugh
Lisa menendang wajah Jinyoung.
"Aaakk! Ukhuk ukhuk huh huh huh" Jinyoung sesak nafas kemudian buru-buru melepaskan ikatan dasi di lehernya.
Lili yang melihat itu menegang, dia ingin menutup mata namun tatapan tajam Lisa langsung mengarah padanya.
"Kenapa ya Dadda dan Mommy suka sekali menyiksa olang" lirih Lili dalam hati.
Bugh
Bugh
Bugh
Mata Lili kembali menyaksikan Lisa menendang perut Jinyoung berulang kali.
"Huh ampuh boss, ampun arrrgh sakit!"
Lisa tidak berhenti, seperti kesetanan terus menerus menendang perut Jinyoung.
Bugh
Bugh
Bugh
"Tiada ampun bagimu bangsat!" Teriak Lisa lalu menginjak telinga Jinyoung.
"Aaaaakk!" Jeritan kesakitan Jinyoung membuat Lisa kesenangan.
"S-sakit sekali.." Jinyoung menangis lirih memegangi perutnya dan telinganya.
"Dadda stop hiksss" Lili menghampiri Lisa lalu memeluk kaki Dadda nya.
"Katana!" Teriak Lisa tanpa mempedulikan Lili.
"Ini boss" Dong-seok menyerahkan katana milik Lisa.
Lisa langsung mengambilnya.
"Hikss Lili takut, sudah Dadda Lili mau pulang.. hiks ayo pulang Dadda" Lili menarik-narik celana Lisa.
"Dong-seok" Lisa menatap Dong-seok, dia mengerti lalu menjauhkan Lili dari Lisa.
"Dadda! No hikss Lili mau pulang!" Lili memberontak.
"Pegangi dia!" Perintah Lisa.
Anak buah Lisa segera memegangi kepala, kedua tangan dan kaki Jinyoung.
Jinyoung panik memberontak.
"Tolong jangan bunuh aku, tolong beri aku satu kesempatan boss, tolong tolong hikss"
"Satu kesempatan itu terlalu berharga untuk orang bajingan seperti mu. Terimalah hadiah terkahir ku" seringai Lisa kemudian mengangkat katana nya.
"Tidak! Ak-"
Srreek
Lisa langsung menebas leher Jinyoung.
Mati di tempat dengan keadaan mengenaskan.
"Puas sekali rasanya" setelah itu Lisa menjatuhkan katana miliknya dengan senyum puas.
"Dadda~" Lili pingsan di gendongan Dong-seok.
"Little boss pingsan, boss" lapor Dong-seok.
Lisa langsung menghampiri Dong-seok.
Seketika raut wajahnya berubah panik.
"Aku akan mencuci tanganku terlebih dahulu, aku tidak ingin darah busuk ini mengenai putriku. Ayo ke ruangan ku, dan kalian urus bajingan itu" perintah Lisa.
"Baik boss"
•••
Tbc
20/07/24
Kasian Lili anjir, Dadda sama Mommy nya gila 😭
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic parents✓
Fanfiction"Lili sudah biasa" plagiat menjauh cok! start : 07/07/24 end : 18/08/24 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 13.