TP - 28

2K 360 21
                                    


Author pov.

Pagi sekali Lili terbangun dan tidak menemukan Lisa di sampingnya, hanya ada Jennie yang tengah memeluknya.

Lili kemudian duduk sambil mengumpulkan nyawanya.

"Mommy" panggil Lili lalu merangkak naik ke atas tubuh Jennie.

"Mom.." rengek Lili.

Jennie akhirnya tergabung.

"Nggh iya nak, kenapa hmm" kata Jennie dengan suara serak khas bangun tidur.

"Dadda" Lili melengkungkan bibirnya kebawah.

Jennie menoleh ke samping dan tidak menemukan keberadaan Lisa.

"Kemana Dadda?"

Lili menggeleng.

"Hmph apa Dadda pelgi mom?" Lili sedih.

"Mungkin Dadda sedang di kamar mandi, ayo kita periksa" Jennie bangkit sambil menggendong Lili.

Tok.. tok

"Honey, kamu di dalam?"

Tidak ada jawaban.

Kemudian Jennie membuka pintu kamar mandi dan tidak menemukan Lisa di dalam.

"Ndak ada Mommy, Dadda pelgi hikss" Lili menangis menyembunyikan wajahnya di leher Jennie.

"Ssh kita cari di luar, jangan nangis baby" Jennie panik langsung melangkah kakinya keluar kamar.

"Honey?"

Di dapur Lisa tidak ada, mengecek kamar tamu satu persatu juga tidak menemukan Lisa.

Jennie menghela nafas kasar, tangisan Lili membuatnya bertambah panik saja.

"Tenang sayang, Dadda tidak akan pergi kemana" Jennie mengigit bibir bawahnya lalu keluar rumah tanpa mengenakan alas kaki.

"Hikss t-tapi Dadda ndak keliatan Mommy, hmph hmph Dadda.." Lili sesenggukan.

Jennie mengusap-usap punggung Lili sambil mengedarkan pandangannya mencari-cari Lisa.

"Ahahaha halmeoni, aku jadi malu. Terimakasih untuk pujiannya"

Jennie mendengar suara Lisa dan benar saja saat dia melangkah lebih dekat lagi, Jennie menemukan Lisa ada di antara nenek-nenek, mereka sedang asyik mengobrol dan bercanda tawa.

Jennie menghela nafas panjang.

"Bikin panik saja Manoban!" Batin Jennie.

"Itu Dadda Lili" kata Jennie.

Lili mengangkat kepalanya dan melihat Dadda nya.

"Itu nenek-nenek yang ndak pelcaya Lili anak Mommy" cicit Lili.

Jennie langsung panas mendengarnya.

"Kita ke sana" Jennie melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa.

"Honey, anakmu mencari mu. Kemana saja sih" omel Jennie lalu memberikan Lili pada Lisa.

"Maaf sayang" Lisa mengecup kening Jennie.

"Dadda jangan pelgi" lirih Lili memeluk leher Lisa.

"Tidak nak, Dadda hanya olahraga pagi. Dan kebetulan bertemu nenek-nenek disini" Lisa mengelus-elus punggung Lili.

"Lili habis menangis karena mengira kamu pergi. Lain kali jangan main pergi-pergi saja, atau kabari istri dan anakmu" Jennie menekan kata istri dan anak di depan nenek-nenek yang tengah menatap mereka sekarang.

"Aww sweetheart, maafkan Dadda ya" Lisa menangkup pipi Lili kemudian mencium kening, kedua mata, kedua pipi, dan terakhir bibir kecil Lili.

"Eum" angguk Lili membuat nenek-nenek gemas.

"Anakmu menggemaskan Lisa, kiyowoo" kata nenek berambut keriting.

Jennie memutar matanya.

"Ekhm, anak Jennie Manoban juga nek" sela Jennie.

"Ya tapi tetap saja Lili dominan mirip dengan Lisa. Kamu hanya kebagian pipi saja Jennie"

"Betul. Lihatlah, Lili dan Lisa bak pinang dibelah dua, tidak ada bedanya sama-sama cantik dan tampan" kata nenek berambut cokelat.

"Sudahlah Jennie, akui saja gen mu sedikit pada Lili" kata nenek berambut putih.

"Kkkhh aigoo, jangan tersinggung Jennie tapi inilah kenyataannya" kata nenek bergigi ompong.

Jennie menekuk wajahnya, sangat kesal dengan nenek-nenek kematian.

"Ck kalau kalian perhatikan lebih detail lagi, Lili itu perpaduan antara aku dan Lisa. Atau karena mata kalian sudah rabun ya? Makanya tidak terlalu jelas melihat" ledek Jennie.

Lisa membulatkan matanya, sementara para nenek tersinggung dan menatap Jennie dengan garang sekarang.

Lili anteng di gendongan Dadda nya, dia tidak terlalu memperdulikan nenek-nenek, menurutnya nenek-nenek itu menyebalkan karena terus-terusan menyerang Mommy nya.

"A-ah maaf semuanya, kami harus pergi. Permisi nek" Lisa segera menarik tangan istrinya menjauh sebelum insiden jambak menjambak, cakar mencakar terjadi.

"Aku marah" Jennie merajuk, menarik tangannya dari genggaman Lisa kemudian melengos pergi.

Lisa menghela nafas.

"Mommy melajuk Dadda?"

"Uh'um, terkadang Mommy menjelma seperti Lili"

"Kenapa Lili?" Lili mengerutkan keningnya, Lisa terkekeh lalu menarik hidung kecil Lili.

"Karena Mommy seperti anak kecil yang suka merajuk. Sangat manja dan kekanak-kanakan" senyum Lisa sambil melangkah kakinya menuju rumah.

"Aah" Lili manggut-manggut.

"So cute" Lisa mengacak-acak rambut Lili.

Chup

Lalu Lisa mencium lama pipi Lili.

"Masih tetap wangi meskipun belum mandi" Lisa menghirup aroma tubuh Lili.

"Dadda"

"Uh'um?"

"Ayo ke pusalan glandpa belsama Mommy"

Lisa tersenyum dan mengangguk.

"Ayo, sudah lama juga kita tidak mengunjungi grandpa right?"

Lili mengangguk lucu.

Sesampai nya di rumah, Lisa dan Lili masuk dan langsung menuju kamar untuk menemui Jennie.

•••

Tbc

12/08/24

Lili 90% luluh! Mommy ngambek gara-gara nenek-nenek julid.

Vote komen lanjut.

Toxic parents✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang