Author pov."Mommy cama Dadda kelja lagi ya?" Lili mengikuti Jennie dan Lisa sampai teras depan.
"Hem" dehem Lisa sambil menghidupkan mobilnya.
"Mommy mungkin akan pulang tengah malam. Jangan di tunggu, Lili tidur saja duluan" kata Jennie.
"Aku mungkin pulang pagi sayang. Kamu tau ada yang ingin melarikan diri ke Jepang, aku akan menangkapnya lalu menghabisinya sebelum dia lolos dariku" Lisa mengedipkan mata genit pada Jennie.
Jennie terkekeh mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Good honey, jangan sampai terluka" Jennie melumat bibir Lisa di depan Lili.
"Tidak akan sayang, aku kuat" Lisa meremas pantat Jennie.
Jennie mengigit bibir bawahnya.
"Mommy Lili boleh ikut?" Lili menarik-narik blazer Jennie.
Jennie berjongkok menyamakan tingginya dengan Lili.
"Mommy bekerja jadi Lili tidak boleh ikut. Disini saja bersama bibi Lee okey" Jennie mengelus pipi gembul Lili.
Lili mendesah lesu.
"Tapi Lili bosan di luma telus, mom"
"Ini, ajak bibi Lee ke mall atau kemanapun yang Lili inginkan" Lisa menyodorkan black card nya pada Lili.
Lili diam tidak mau menerima black card Dadda nya.
"Kenapa diam? Ambillah" kata Jennie.
Lili menggeleng.
"Lili mau pelgi sama Mommy dan Dadda"
Lisa berdecak.
"Jangan keras kepala, mau atau tidak?" Lisa sudah kesal.
Lili menggeleng.
"Yasudah" Lisa kembali menyimpan black card nya.
"Ayo sayang aku harus cepat" desak Lisa.
"Mommy kerja dulu ya, lain kali Mommy dan Dadda akan membawa Lili jalan-jalan" Jennie mencium seluruh wajah Lili setelah itu kembali berdiri.
"Itu janji Mommy satu bulan yang lalu" Lili melengkungkan bibirnya kebawah.
Jennie mendesah berat.
"Mommy sibuk. Makan yang teratur dan tidur siang yang cukup. Mommy pergi, honey cium anakmu" Jennie masuk duluan kedalam mobil.
Lisa berjongkok lalu mencium seluruh wajah Lili
"Jangan cengeng. Dadda pergi" Lisa mengacak-acak rambut Lili setelah itu masu kedalam mobil.
Lili mengigit bibirnya menahan tangis.
Jennie dan Lisa pergi, Lili masih betah berdiri di luar sambil menatap sendu awan berwarna hitam.
"Awan mau nangis ya? Sama Lili juga" lirih Lili mengusap matanya yang mulai mengeluarkan air mata.
Setelah itu Lili kembali masuk dengan kepala tertunduk.
Sementara di dalam mobil Jennie sedikit termenung memikirkan ucapan Lili.
"Kenapa diam saja hemm" Lisa mengambil tangan Jennie lalu mengecupnya.
"Aku sedikit terganggu honey, Lili, kita sudah lama sekali tidak mengajaknya keluar. Bahkan aku lupa kapan terakhir kali kita pergi bertiga"
"Emmm bagaimana mengatakannya, intinya aku sangat sibuk jadi agak susah mengatur waktu" Lisa mengelus punggung tangan Jennie.
"Aku juga, perusahaan berkali-kali lipat lebih sibuk saat aku mendapatkan tender besar. Itu sangat menguntungkan honey, bisa sampai pensiun, dan jika Lili beranak cucu serta cicit hartaku tidak akan ada habis-habisnya"
Lisa terkekeh.
"Hartaku juga sangat banyak di bawah tanah. Lili sangat beruntung memiliki orang tua seperti kita, right?"
"Jelas honey. Lili orang terkaya di dunia di masa depan"
"Yeah of course, love" Lisa mencium tangan Jennie.
"Jadi honey.. kapan kita bisa meluangkan waktu untuk Lili?"
Lisa tampak berpikir.
"Aku belum tau sayang. Kamu sendiri?"
"Aku juga belum tau honey, jadwalku sangat padat"
"Kalau begitu mari pikirkan nanti, kita hanya perlu memberikan pengertian pada Lili"
"Hem baiklah"
•••
Tbc
09/07/24
Ni orang berdua suka banget bikin bayi sedih 🙄 Percuma banyak harta kalo Lili nya ga bahagia 😔
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic parents✓
Fiksi Penggemar"Lili sudah biasa" plagiat menjauh cok! start : 07/07/24 end : 18/08/24 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 13.