TP - 24

2.5K 357 13
                                    


Jennie pov.

"Apa kesalahan kita tidak termaafkan, sayang?" Lisa bertanya sambil menyenderkan kepalanya di puncak kepalaku.

"Aku tidak tau, tapi yang pasti Lili menjauh dari kita"

Lisa mendesah berat.

Sekarang kami berdua tengah melamun di atas rooftop.

Sementara Lili di bawa ke taman bermain oleh Jisoo dan Rosé, perutnya sudah mendingan setelah di periksa dokter tadi.

Sudah satu jam kami melamun dan sama-sama menangis di atas sini.

"Kita jahat ya?" Lisa menangkup pipiku dan menatap mataku.

Aku melengkungkan bibirku kebawah.

"Eum" angguk ku sedih.

Lisa menempelkan kening kami sambil mengelus-elus pipiku.

"Haruskah kita mati agar Lili mau memaafkan kita?" Lirih Lisa.

Aku kembali menangis lalu menyembunyikan wajahku di lehernya.

"Hikss haruskah honey?"

Lisa ikut menangis.

"Tapi kita belum membahagiakan Lili, kita belum mengantar Lili sekolah di hari pertamanya, kita belum melihat Lili menggapai cita-cita nya, dan kita belum melihat Lili menikah dan mempunyai anak. Hikss memikirkan hatiku sakit sekali sayang" Lisa memukul-mukul dadanya.

Aku lebih keras menangis memikirkan masa depan putri kami.

"Honey hikss.. kita tidak boleh boleh mati hmphh kita harus membahagiakan Lili dan merawat Lili sampai besar, sampai Lili menjadi dokter dan menemukan pasangan hidup yang cocok untuknya"

"Ayo berusaha lebih keras lagi sayang, kita harus membuktikan pada Lili kalau kita bisa berubah untuknya. Aku ingin kita seperti dulu lagi, kedepannya aku akan mengurangi kesibukanku dan memprioritaskan Lili dan kamu terlebih dahulu" Lisa kembali menempelkan kening kami sambil mengelus pipiku.

"Aku juga honey, demi kebahagiaan keluarga kecil kita" aku tersenyum.

Lisa tersenyum lalu mengecup keningku.

"Istriku"

Setelah itu Lisa mencium bibirku.

Aku memejamkan mataku membalas ciuman Lisa.

-

Author pov.

"Meskipun begitu tapi Lili tidak boleh seperti itu, itu tidak sopan Lili sayang. Pasti Mommy dan Dadda Lili sedih karena Lili terkesan mengusir mereka" kata Jisoo saat Lili menceritakan perihal dia menyuruh Mommy dan Dadda nya pulang.

Lili merosotkan bahunya.

"Lili, saran aunty beri kesempatan untuk Mommy dan Dadda Lili untuk berubah dan memperbaiki semaunya. Melihat dari sorot mata mereka, tampak sekali Jennie eonnie dan Lisa menyesal dan sedih Lili menjauhi mereka"

Lili menghela nafas lalu memainkan jari-jari kecilnya.

"Tapi Lili masih takut aunty"

Jisoo tersenyum mengelus pundak Lili.

"Cobalah untuk melawan rasa takut itu Lili, aunty yakin Lili pasti bisa" saran Jisoo.

"Benar, jangan jadikan takut itu memang, lawan dia dan buktikan Lili kuat dan bisa mengalahkannya. Takut akan membuat Lili jadi pengecut dan tidak percaya diri. You can do it cutie, c'mon" senyum Rosé menepuk-nepuk pelan pundak kecil Lili.

Lili mengangkat kepalanya kemudian menatap Rosé dan Jisoo bergantian.

"Hufff" Lili menghela nafas terlebih dahulu.

"Lili akan mencobanya aunty, tapi Lili ingin melihat cala Mommy dan Dadda membujuk Lili" Lili mempoutkan bibirnya.

Jisoo dan Rosé tertawa.

"Hahaha dasar bayi" Jisoo mengacak-acak rambut Lili.

"Ingin di bujuk ternyata, kkkhh" Rosé mencubit pelan pipi Lili.

"Xixixi" Lili menyengir menampilkan gummy smile nya.

Cute.

•••

Tbc

29/07/24

Mommy Dadda nya udah nangis Bombay pen mati 😭, udah lah ya, baikan aja biar Lili bareng-bareng terus sama Mommy dan Dadda 👩‍👩‍👧

Ga end kok gais hehehe, cuman pemanasan 😁✌️

Vote komen lanjut.

Toxic parents✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang