Author pov.Paginya Lili terbangun, melihat ke samping kana kirinya dia bernafas lega melihat Jennie dan Lisa masih tidur dengan pulas.
"Ssh Lili ndak enak badan, ukhuk ukhuk" Lili terbatuk, lalu merangkak naik ke atas perut Lisa.
"Lili pusing" Lili menenggelamkan wajahnya di leher Lisa.
"Nggh" Lisa menggeliat.
"Ukhuk ukhuk" Lili terbatuk lagi.
Karena merasa terganggu akhirnya Lisa terbangun.
"Ssh kenapa panas sekali? Lili demam?" Lisa segera duduk dan memeriksa kondisi tubuh Lili.
Lili hanya diam dengan tatapan sayu nya.
"Lili demam, sayang bangun Lili demam" Lisa mengguncang lengan Jennie.
Jennie langsung bangun, dia duduk mengumpulkan nyawanya sebentar.
"Apa, kenapa honey?" Tanya Jennie dengan mata kantuknya.
"Lili demam" Lisa menatap Lili sambil mengigit bibir dalamnya.
Rasa kantuk Jennie langsung menghilang setelah mendengar Lili demam.
"Apa yang Lili rasakan sekarang?" Tanya Jennie sambil mengecek dahi dan leher Lili.
"Pusing Mommy" jawab Lili pelan.
"Mual?"
Lili menggeleng.
"Oke sekarang tolong buka baju Lili honey, aku akan menyiapkan air hangat untuk membersihkan tubuh Lili. Setelah itu Lili makan lalu meminum obat dan beristirahat. Ingat kita tidak boleh panik honey, utamakan pertolongan pertama" Jennie mengusap-usap pundak Lisa karena ekspresi wajah Lisa tampak panik.
Lisa menghela nafas, dia mengangguk kemudian membaringkan Lili di kasur.
Sementara Jennie langsung pergi ke dapur.
"Dadda.." rengek Lili.
"Hemm" dehem Lisa sambil membuka piyama Lili.
"Mau gendong, Dadda" manja Lili memegang tangan Lisa dengan kedua tangan kecilnya.
"Nanti yah" lembut Lisa mengusap pipi Lili.
"No.. Lili mau sekalang Dadda Lili mau Dadda ukhuk ukhuk" rengek Lili berkaca-kaca.
Lisa menghela nafas, tidak ingin Lili menangis Lisa akhirnya menggendong Lili yang masih mengenakan popok.
"Sssh panas sekali" Lisa memejamkan matanya merasakan panas tubuh Lili.
"Puk puk Dadda" pinta Lili dengan manja.
"Ya baby" perlahan Lisa mulai menepuk-nepuk punggung Lili.
Lili memeluk leher Lisa dan menidurkan kepalanya di pundak Dadda nya.
"Cepat sembuh baby, jangan sakit-sakit ya nak" bisik Lisa lalu mencium kening Lili cukup lama.
Lili hanya mengedipkan kedua matanya.
Jika sedang tidak enak badan maka Lili akan lebih banyak diam dan agak rewel jika dia merasa tidak nyaman.
Ceklek
Jennie kembali membawa nampan d tangannya, ada baskom berisi air hangat, handuk kecil, byebye fever, dan obat untuk Lili.
"Kenapa di gedong honey, ayo baringkan Lili" kata Jennie setelah meletakkan nampan di atas nakas.
"Ndak mau Mommy.. Lili mau sama Dadda" rengek Lili menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Mommy mau membersihkan tubuh Lili, ayo kemari biar Lili cepat sembuh" bujuk Jennie sambil menepuk-nepuk kasur.
"Ndak hikss Dadda, Lili ndak mau" tangis Lili memeluk erat leher Lisa.
"Sambil Dadda pangku, mau yah" bujuk Lisa.
Lili akhirnya mengangguk setuju.
Lisa duduk di kasur kemudian Jennie mulai membersihkan tubuh Lili.
"Sudah Mommy, dingin" kata Lili.
"Arasso. Sekarang pakai baju" Jennie bangkit mengambil minyak telon dan pakaian untuk Lili.
Lili benar-benar tidak mau lepas dari Lisa, dia terus memegang tangan Lisa saat Jennie memakaikan pakaian untuknya.
"Pakai ini ya" Jennie menunjukkan byebye fever.
Lili hanya mengangguk setelah itu Jennie menempelkan byebye fever di dahi Lili.
Chup
Jennie mencium pipi Lili setelahnya.
"Mommy sudah menyuruh maid menyiapkan bubur untuk Lili, ayo makan Mommy suapi" Jennie ingin mengambil alih tubuh Lili namun Lili menolak menggelengkan kepalanya.
"Sama Dadda saja, Mommy" lirih Lili.
"Baiklah, honey bawa Lili ke dapur aku akan menyusul"
"Hem" Lisa mencium kening Jennie kemudian membawa Lili keluar.
Melihat Lili hanya mau bersama Lisa, ada rasa cemburu di dalam hati Jennie.
•••
Tbc
17/07/24
Lili demam.. manja nya sama Dadda.
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic parents✓
Fanfiction"Lili sudah biasa" plagiat menjauh cok! start : 07/07/24 end : 18/08/24 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 13.