bocor

18 4 0
                                    


Hari hari ku lalui seperti biasa tidak ada yang istimewa,bahkan setelah kepergian Wildan,hidupku terasa kosong dan hampa
Tak ada senyum Wildan yang mempu membuat hariku berwarna,tak ada tingkah nya yang bikin aku ketawa.
Hidup ku benar benar hampa..

Meskipun aku masih bisa menghubungi nya,tapi aku terlalu gengsi untuk memulai.
Untungnya Wildan masih menggunakan no yang lama,bahkan akun media sosial nya tetep sama.
Jadi aku masih bisa melihatnya.

" Bisa gak kalau lagi kerja itu jangan ngelamun ???" Taesan duduk di hadapan ku dengan pakaian yang sudah rapi
Mungkin dia sedang pemotretan.
Aku tersentak lalu menatapnya " siapa yang ngelamun ??? Lagi mikir doank elah"
" Mikirin si bocil???"
" Sok tau" aku menyenggol lengan nya.
" Hidup itu berjalan maju Sidney,jika kita terus mengingat masa lalu bagaimana kita bisa tumbuh menggapai masa depan"
Ceramah taesan
" Kau mengatai ku apa dirimu sendiri Han taesan ???"
" Kita berdua"
Aku berdecih kesal..
" Lagian kenapa sih kamu suka sama aku ??? Heran deh,aku tuh tak lebih bagus dari cewe cewe yang pada ngejar kamu taesan"
Dia terkekeh " bukan kah cinta tak perlu alasan apapun ???" Dia menjeda kalimatnya " bahkan kau tetep mencintai si bocil walau ada aku yang juga mencintai mu kan,yang rela melakukan apapun demi kamu"
Aku diam tak berani membalas ucapan taesan
" Mungkin kau pun tak punya alasan mencintai Wildan ?? Jika hati sudah memilih kita bisa apa ???

Betul...taesan betul
Jika aku sudah mencintai Wildan,bahkan aku pun tak bisa mencintai siapapun Lagi,termasuk aksara yang kini jadi suami ku.

" Lagian memiliki mu sebagai teman sudah cukup untuk ku,kau melengkapi semuanya,sebagai teman,bahkan pacar"
Aku melotot mendengar ucapan taesan
" Maksudnya ???"
" Kau tak ingat,kita pernah berciuman Sidney kalau kau lupa"
Segera aku bekap mulut taesan dengan tangan ku " Han taesan ihh"
Dia menaikan alisnya tanda bertanya padaku.
" Gak usah di perjelas kali"
Lalu aku menurunkan tangan ku yang kini membekap nya
" Ya itu fakta Sidney,hanya saja kau tak bisa aku tiduri saja,karna kau bukan istri ku"
Aku menginjak kaki taesan kesal
Astaga omongan nya gak pernah di cuci si taesan mah
" Sini ikut ke toilet,kita cuci mulut mu kotor banget"
Taesan meringis sedikit,lalu dia terkekeh melihat ku kesal
" Kita sudah dewasa Sidney,wajar saja kita bicara seperti itu,bukan kah kau juga sudah merasakan nya ???" Dia menaik turunkan alisnya menggodaku
" Taesan" jerit ku tertahan " kau pikir aku wanita murahan ??? Gak ya aku masih bisa jagain diri aku"
Kini dia yang melotot kaget " jadi kau belum pernah melakukan nya ???"
Sejenak aku terdiam..
Ya ampun aku keceplosan,panjang deh ceritanya ini mahh.
Melihat aku yang hanya diam,dia pun tertawa kencang
" Kasihan banget deh aksara, status nya aja menikah,tapi belum pernah begituan"
" Taesan ihh.." aku memukul punggung nya kesal " udah ah gak usah ikut campur,itu urusan aku sama aksara ya"
Tapi tawanya semakin kencang,
" Ok maaf" dia berusaha mengerem tawanya..
Sedangkan aku duduk kembali di kursiku sambil memijit pelipis ku yang sedikit berdenyut.

" Aku mau ngobrol serius dengan mu" kini wajah taesan berubah serius,membuatku ikut bersiap mendengarkan
" Akhir bulan ini kontrak ku habis kan ???"
Ku coba mengingat kembali,dan benar bulan ini kontrak nya habis.
Lalu aku pun mengangguk kepala,sambil menatap nya.
" Ayah ku meminta untuk mengurus kliniknya yang ada di Surabaya"
Kini aku menaruh atensi penuh pada ucapan taesan selanjutnya
" Karna kontrak ku udah habis jadi aku mau minta ijin sama kamu sekaligus mau bilang kalau aku mau pindah"
Entah kenapa mendengarnya membuat dadaku sesak..
Ada apa lagi ini ??? Tak cukupkah Wildan yang pergi ??? Kenapa harus taesan juga ???

Setetes air mata mulai turun membasahi wajahku
Dengan segera aku mengusap nya kasar agar taesan tak melihatnya
Tapi sayang taesan kini membawa ku kedalam dekapan nya.
" Maaf Sidney,tapi aku harus melanjutkan hidupku,orang tua ku memintaku segera menikah,dan kau tau jika aku terus dekat dengan mu aku tak bisa melakukan nya" dia membelai rambut panjang ku,dan itu membuat ku semakin menangis tersedu
" Aku harus move on Sidney,dan jalan satu satunya adalah dengan menjauh darimu"
" Kenapa harus Surabaya sih San???" Tanyaku diiringi dengan Isakan.
" Karna aku ingin menjaga Wildan untuk mu,aku tau kau pasti mengkhawatirkan Wildan kan ???"
Aku mendongak menatap taesan yang berada di atas ku
Mata kami bertemu.
" Kenapa kau baik sekali San ???"
" Karna aku mencintaimu Sidney"
Akhirnya diam tak berani menjawab apapun.
" Bolehkah aku menciummu sekali lagi ??? Sebagai tanda perpisahan"
Kini aku menelan Saliva gugup, bagaimana ini haruskah aku melakukan nya ???
Namun belum juga aku menjawab ucapan taesan dia sudah lebih dulu menerjang bibirku
Menyesapnya secara perlahan namun menuntut
Dan kalian tau,aku memang tak punya perasaan suka pada taesan tapi entah kenapa aku tak menolak saat dia mencium ku
Apakah ini yang di rasakan aksara dan Yuna ???
Apa aku sama saja dengan mereka ???

pelabuhan Sidney | Myung jaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang