Yuna or kala ???

23 4 0
                                    

Kepalaku masih terasa berat saat aku membuka mata,hal pertama yang aku lihat adalah langit langit berwarna putih,dan bau obat obatan yang menusuk penciuman ku,membuat ku mual seketika..
Mungkin saja aku bisa muntah,jika saja tangan ku tak replek menahan nya.

" Kau tak apa ???" Ku alihkan pandangan ku saat seseorang berbicara di samping ku.
Aksara dengan Wildan yang menatap ku khawatir..
Melihat aksara,aku kembali teringat kejadian tadi sebelum aku melupakan semuanya.
Sebelum sempat menjawab ucapan aksara,perutku sangat mual,dan aku harus segera bangun sekarang..
Meski sedikit lemas dan pusing,aku mencoba membangunkan badan ku..
Setelah berhasil duduk dengan di bantu aksara,aku pun melangkahkan kaki pergi ke kamar mandi,aku mau muntah sekarang,dengan mendorong tiang infusan aku berjalan ke kamar mandi dengan tertatih sambil menutup mulut ku.
" Biar ku bantu" aksara berusaha memegang tubuhku,namun aku segera menepisnya tanpa bicara.
Aksara terdiam mendapat perlakuan seperti itu dari ku,bahkan Wildan menatap kami heran.
Mungkin karna iba,atau karna aku adalah kakak iparnya,Wildan berjalan mendekati ku untuk membantu memegangi badan ku.
Awalnya aku hendak menolak,tapi tatapan mata Wildan dan senyumnya membuat ku luluh,dan mau di antar ke kamar mandi,lagian aku sudah tak tahan untuk muntah.

Sampai di kamar mandi,aku meminta Wildan menunggu di luar saja,lagian aku gak mau di masuk dan melihat ku muntah..
Syukur nya dia menurut tanpa membantah apapun.

Setelah mengeluarkan semua isi perut ku tanpa tersisa,aku mencuci muka sambil membersihkan mulut ku.
Membutuhkan waktu cukup lama untuk aku menyelesaikan semuanya..
Hingga perlahan aku membuka pintu kamar mandi,ternyata Wildan masih berada Disana, bersandar pada tembok..
" Ayo" ajaknya sambil menggenggam tangan ku,sejenak aku terdiam sambil memandang nya yang juga kini sedang memandang ku.
Ternyata aku masih merasakan hal yang sama saat tangan ku di genggam oleh Wildan,masih sama seperti saat kita pacaran dulu..
Tapi sayang Wildan bukan milik ku,apalagi kini dia sudah memiliki hani,aku bagai tertampar kenyataan,bahwa aku hanyalah kakak ipar nya..
Segera aku tundukan pandangan ku,lalu berjalan ke arah ranjang ku,dengan langkah yang lumayan sudah stabil..

Bahkan Wildan hanya mengekori ku dari belakang,tidak memegangi tubuh ku lagi.

Aku duduk di ranjang..

" Aku keluar dulu ya kak,beli makan,mungkin kak Sidney masuk angin,makanya dia muntah" Wildan berucap sembari berjalan menuju pintu keluar.
Aku yang mendengar Wildan memanggil ku kak Sidney,seketika tersenyum pahit..
" Baiklah" jawab aksara yang hanya diam di kursi panjang..

Sepeninggalan Wildan,suasana hening,tak ada percakapan antara aku dan aksara.
Hingga Yuna tiba tiba muncul dalam pikiran ku,membuat ku kembali teringat akan kehamilan nya.
" Kau bisa menikahi Yuna setelah ini,dan mengurus surat cerai kita sebelum nya" ujar ku sambil menunduk menatap pola lantai,entah kenapa aku rasa dadaku nyeri saat mengatakan itu
" Kau hamil kala" ucapan aksara membuat ku mendongak menatap nya yang kini memasang wajah serius.
Tapi aku hanya berdecih,aku yakin itu hanya alasan dia mengalihkan perhatian ku dari Yuna.
" Usia kandungan mu 7 Minggu kata dokter,dan kau harus menjaganya ekstrak"
" Stop bicara omong kosong aksara,aku tidak hamil,Yuna yang hamil,jangan mengalihkan"bentak ku kesal
" Kau bisa tanya dokter bila kau tak percaya"
Ucapan aksara seketika merobohkan pertahanan ku,pikiran yang selalu hinggap soal kehamilan selalu aku tepis karna aku tak ingin itu terjadi,tapi bisakah aku mengelak sekarang,dengan mual ku yang terus terjadi sepanjang hari ini ??? Haruskah aku menyangkalnya lagi ???
Tangan ku yang bebas dari infus aku angkat untuk memukul mukul perut rataku..
" Sial ....sial ...sial... Kenapa kau tumbuh,kanapa kau berada disini ??? Pergi.."
Aksara yang melihat ku histeris pun segera bangkit dan menahan lengan ku yang terus memukul perut.
" Kau gila ??? Jika yang harus disalahkan disini itu aku,bukan anak kita kala,dia gak salah apa apa"
Ku tatap aksara dengan air mata yang terus meleleh di pipiku,bahkan dengan kilatan amarah yang ada di mataku
" Iya semua ini karna kamu,kamu yang udah bikin aku gini,kamu yang udah buat hidup ku berantakan,kamu yang gak bisa nolak perjodohan ini,kamu yang udah tidurin aku sampai aku kehilangan semuanya,dan gara gara Kamu anak ini hadir di perut ku,bahkan dengan menjijikan nya kau hamilin Yuna juga setelah buat aku hamil,dasar bajingan" aku memberontak karna tangan ku terus di tahan oleh nya.
Seberapa keras pun aku memberontak,aksara tetap memegang tangan ku,tapi tanpa membantah sedikit pun dia hanya diam
" Lepasin aku aksara"
" Ok,tapi stop nyakitin anak kita"
Aku berdecih sambil memalingkan muka ku,membuat aksara perlahan melepaskan tangan ku.
" Pergi aksara,aku mau sendiri"
Tanpa banyak bicara,dia pun pergi dari hadapan ku,meninggalkan aku yang kini menangis sambil memeluk lutut ku,di atas ranjang rumah sakit..

pelabuhan Sidney | Myung jaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang