mulai move on

11 3 0
                                    

Narator POV..

" Jadi sampai kapan kamu mau nolak semua perempuan yang mamah kenalin sama kamu ???" Martha berkacak pinggang di hadapan anak nya yang sedang sibuk bermain game di ponselnya,tanpa mempedulikan ucapan ibunya yang sedari tadi mengoceh.
" Kamasean" sentak Martha membuat anaknya menyimpan hp lalu menatap nya
" Kalau ibu ngomong tuh,dengerin"
" Apa Bu ???" Lelah Sean
" Sampai kapan kamu mau nolak anak kenalan ibu ??? Umur kamu sudah tua Sean,kamu harus segera menikah"
Sean tersenyum hambar " Bu..Sean gak mau nikah hanya karna umur Sean yang udah banyak,lagian Sean mau nikah hanya karna Sean menyukai perempuan itu,bukan karna dia anak kenalan ibu"
Kini Martha menghela nafas berat,mengahadapi anak nya memang tidak mudah..
" Ibu sudah memilih semua orang yang di kenalin sama kamu itu,dari babat bebet dan bobotnya sudah jelas dan ibu cocok Sean." Kini Martha mendudukkan dirinya di samping Sean,memijit pelipisnya yang mulai berdenyut karna ulah anaknya yang sudah di atur.
" Ibu cocok ???" Martha menatap anak nya " ya sudah ibu nikahin aja mereka,yang cocok kan ibu bukan aku,lagian ya Bu..aku gak suka sama semua orang yang ibu kenalin ke aku,mereka tuh caper dan aku gak suka"
" Itu karna kamu terlalu diam untuk mereka,jadi mereka mau kamu melihat mereka Sean,bukan hanya sibuk main game selama makan malam"
Marta membeberkan kelakuan anaknya jika ikut kencan dengan orang pilihan ibunya,selama berlangsungnya kencan Sean akan sibuk Mabar dengan teman teman nya tanpa memperdulikan wanita itu yang jadi kesal dan ngadu pada ibunya.
" Makanya stop jodohin aku Bu,aku masih mampu cari wanita sendiri,tak perlu ibu cape cape turun tangan segala"
" Siapa ??? Anak itu ??? Buka matamu Sean dia udah nikah"
Sean tersenyum remeh pada ibunya yang menatap nya tajam dan menusuk,tapi sepertinya dia tak pernah takut pada ibunya,karna dia membalas tatapan itu
" Ingat Bu,di paksa menikah ??? Dan ibu tau siapa dalang dari terjadinya pernikahan itu ??? Ibu " Sean beranjak dari duduknya, meninggalkan Martha yang tercengang mendengar ucapan anak nya..
Punggung Sean semakin menjauh,membuat Martha berteriak pada anak tunggalnya
" Jika aku masih mendekati anak itu,lihatlah apa yang akan ibu lakukan padanya Kamasean"
Langkah Sean terhenti mendengar ancaman ibunya,lalu berbalik menatap ibunya
" Ibu sentuh dia sedikit aja,aku akan maju untuk melindungi nya bu"
Martha terdiam mendengar ucapan anaknya,yang kini bahkan telah berjalan semakin menjauh...
" Sidney sialan" gumam nya pelan.

***
Sean membanting pintu mobilnya...
Harusnya dia libur kerja hari ini,karna sudah ijin pada ayah untuk libur.
Tapi waktu liburnya sia sia karna harus mendengar ocehan ibunya yang terus memintanya untuk menikah.
Kadang suka heran dengan jalan pikiran ibunya ?? Gampang banget menyuruh orang menikah ?? Apakah dia tak memikirkan jika menikah itu adalah hal yang sangat penting ??
Bahkan dia ingin melakukan nya hanya sekali seumur hidup dengan wanita yang ia cintai,bukan dengan wanita pilihan ibunya yang semuanya tidak termasuk kedalam daptar wanita idaman menurut Sean.

Awalnya dia terus memenuhi semua keinginan ibunya untuk berkencan,hanya saja ibunya tak pernah mengerti dan selalu melakukan hal itu berulang kali,jika Sean tak suka dengan wanita pilihan ibunya,maka dia akan terus mencari dan cari lagi,meski Sean berkali kali menolaknya.
Dan sampailah dia pada titik jenuh dimana dia tak ingin berkencan lagi..

" Bisa ketemu gak ???" Tanya Sean pada seseorang yang berada di ujung telpon.
" Ok..aku akan kesana" final nya sambil menutup telpon,lalu menatap gas mobilnya untuk bertemu seseorang.

Cafe magma adalah tempat pertemuan mereka,dengan cepat Sean masuk kedalam nya.
Menemukan sosok cantik yang ada di dekat jendela besar sedang menatap pemandangan luar jendela yang di penuhi tanaman hias.
Perlahan kakinya berjalan mendekati nya...
" Udah nunggu lama ???" Tanya Sean sambil menarik kursi yang ada di hadapan adik tirinya.. Sidney Aurora kala
Sidney yang sudang bengong pun tersentak dengan kedatangan Sean,lalu mendongak menatap nya
" Lumayan,tadi habis meeting disini,sekalian aja"
" Ganggu gak ???"
" Gak lah kak,buat kakak mah selalu ada waktu kok" bibir Sidney tertarik melengkungkan senyum di hadapan Sean,yang kini pun membalas senyuman itu.
" Ada apa kak ???" Sidney melipat kedua tangan nya,menyimpan nya di atas meja,sedikit mencondongkan badan nya agar lebih dekat dengan kakak tirinya,Kamasean
Sean menelan Saliva ya susah payah,melihat adik nya dengan jarak sedekat ini..
" Pesen dulu gak sih..Auh" tangan nya menyentuh tenggorokan nya,dan dengan segera membalikan badan untuk mencari pelayan.
Tangan nya melambai meminta seorang pelayang untuk datang kemejanya,sedangkan Sidney masih dalam posisi yang sama,sambil melirik kesana kemari dengan kaki yang sengaja ia goyang goyangkan.
" Pesan apa ???" Tanya pelayang sambil memberikan buku menu nya,yang sedang sigap segera Sean ambil dan membukanya satu persatu.
Sebenarnya dia sudah tau apa yang akan ia pesan,karna jujur cafe ini adalah salah satu cafe yang sering ia datangi dengan teman teman nongkrong nya.
Tapi entah kenapa dia merasa gugup saat berhadapan dengan adiknya,hal yang tak pernah dia rasakan saat bersama orang lain.
Bahkan dia lama sekali memilih menu yang akan dia pesan.
" Saya jus strawberry tanpa gula aja ya" Sidney lebih dahulu memesan,karna dia kasihan pada pelayan yang mungkin sudah lelah berdiri.
" Kakak apa ???" Tanya Sidney,berharap kakanya cepat menentukan pilihan nya.
" Es cappucino sama cheese cake,dan burger double keju" akhirnya kak Sean memesan juga.
Setelah mencatat pelayan menyuruh kita menunggu dan pergi dari sana.

pelabuhan Sidney | Myung jaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang